July 9, 2016

RENUNGAN HARIAN, (MINGGU 10 JULI 2016)

Bacaan Liturgi Minggu  10 Juli 2016

Bacaan Pertama  Ul  30:10-14
Pada waktu itu Musa memanggil segenap orang Israel berkumpul, lalu berkata kepada mereka, "Hendaklah engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini; dan hendaklah engkau berbalik kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu, dan tidak pula terlalu jauh; tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melaksanakannya? 
Juga tidak di seberang laut tempatnya,
 sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan pergi ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melaksanakannya? Firman itu sangat dekat padamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, hendaklah engkau melaksanakannya. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm  69:14.17.30-31.33-34.36ab.37
Hai orang-orang yang rendah hati, carilah Tuhan, dan biarlah hatimu hidup kembali.
*Aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia! Jawablah aku, ya Tuhan, sebab baiklah kasih setia-Mu, berpalinglah kepadaku menurut rahmat-Mu yang besar! 
*Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan,
 keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, 
kiranya melindungi aku!
 Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, 
mengagungkan Dia dengan lagu syukur.
 
*Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah;
 biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan. 
*Sebab Allah akan menyelamatkan Sion
 dan membangun kota-kota Yehuda. 
Anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya,
 dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.

Bacaan Kedua  Kol 1:15-20
Saudara-saudara, Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Yoh 6:63c.68c
Tuhan, sabda-Mu adalah roh dan kehidupan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.

Bacaan Injil  Luk  10:25-37
Sekali peristiwa seorang ahli Taurat berdiri hendak mencobai Yesus, katanya, "Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?" 
Jawab Yesus kepadanya,
 "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya, "Jawabmu itu benar! Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." Tetapi untuk membenarkan dirinya, 
orang itu berkata kepada Yesus,
 "Dan siapakah sesamaku manusia?" 
Jawab Yesus,
 "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. 
Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun
 yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulinya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. 
Ia melihat orang itu,
 tetapi melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri, lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, 'Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali." 
Menurut pendapatmu
 siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab ahli Taurat itu, "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya, "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Menurut para ahli Taurat, hidup kekal itu hanya dapat diraih dengan perjuangan mengikuti dan menghayati hukum Taurat Musa. Sebab itu , sebagai ahlinya, mereka sangat bangga dan menganggap diri sebagai pelaksana Taurat sejati. Barangkali karena kebanggaan seperti inilah , ahli Taurat dalam kisah Injil hari ini datang kepada Yesus . Dia sangat yakin bahwa Yesus pun akan menganggapnya layak memiliki hidup kekal.
Akan tetapi pandangan ahli Taurat berbeda dengan pandangan Yesus. Melalui perumpamaan orang Samaria yang murah hati, Yesus membongkar pandangan ahli Taurat tersebut dan menunjukkan kepadanya makna Taurat yang sesungguhnya. Mencintai Allah dengan segenap hati, itu tuntutan utama, selain mencintai sesama (siapapun dia) seperti dia ingin dicintai. Tidak bisa orang mencintai Allah dengan mengabaikan sesama. Atau mengasihi sesama dengan mengabaikan Allah.  Mungkinkah orang mengalami kasih Allah dan hidup dalam kasih kepada-Nya , namun hatinya tertutup terhadap rintih pilu sesamanya?  Tidak, sebab kasih kepada Allah pasti akan mengalir dalam kasih kepada sesama.
Namun siapakah sesama yang harus dikasihi?   Itulah  pertanyaan ahli Taurat kepada Yesus . Lalu lahirlah jawaban Yesus tentang perumpamaan orang Samaria yang baik hati. Perumpamaan itu menunjukkan bahwa tidak satupun dari orang orang yang mencintai Allah yang melakukan perbuatan perbuatan perbuatan baik terhadap orang yang menjadi korban perampokan (Luk:10 31-32)  Justru orang Samaria , orang asing itu, yang menunjukkan belas kasihnya dan berbuat baik untuk menolong orang yang malang tersebut  (ay 33) , Ironis sekali.

Butir permenungan.
Bila orang berkata bahwa ia hidup didalam hukum Taurat, seharusnya merupakan gambaran bahwa dia telah mengalami kasih Allah. Karena itu , dia mengungkapkan syukur atas kasih karunia itu dengan mengasihi  Allah juga, Itulah inti hukum  Taurat. Dan bila orang mengasihi Allah  maka ia memahami siapa gerangan dirinya dihadapan Allah dan bagaimana seharusnya memperlakukan sesamanya, siapapun dia.  Dengan demikian, ia bukan lagi mencari siapa orang yang layak disebut sebagai sesamanya.  Sebaliknya ia harus berpikir bagaimana dia menjadi sesama bagi orang lain, itulah hidup kekal.

Doa.
Ya Tuhan yang maha baik, bantulah kami umat-Mu untuk berani berubah menjadi orang yang lebih baik dengan berani menolong sesama kami yang sedang mengalami musibah. Amin.


0 komentar:

Post a Comment