July 19, 2016

RENUNGAN HARIAN, (RABU 20 JULI 2016)

Bacaan Liturgi Rabu  20 Juli 2016

Bacaan Pertama  Yer  1:1.4-10
Inilah perkataan Yeremia, bin Hilkia, dari keluarga imam yang tinggal di Anatot, di tanah Benyamin. Pada zaman Raja Yosia turunlah sabda Tuhan kepadaku sebagai berikut, "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau. Dan sebelum engkau dilahirkan, Aku telah menguduskan dikau. Aku telah menentukan dikau menjadi nabi untuk berbagai bangsa." Maka aku menjawab, "Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda belia." Tetapi Tuhan bersabda kepadaku, "Janganlah berkata 'Aku ini masih muda belia,' tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi. Dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan dikau," demikianlah sabda Tuhan. Lalu Tuhan mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku. 
Ia bersabda kepadaku,
 "Sesungguhnya Aku menaruh sabda-Ku dalam mulutmu. Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm  71:1-4a.5-6ab.15ab.17
Mulutku akan menceritakan keselamatan yang datang dari Dikau, ya Tuhan.
*Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. 
Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu,
 sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku! 
*Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh,
 kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku. Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik. 
*Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan,
 Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, 
Engkaulah yang  telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
 
*Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu
 dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bacaan Injil  Mat  13:1-9
Pada suatu hari Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, 
sehingga Yesus naik ke perahu dan duduk di situ,
 sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka 
dengan memakai perumpamaan-perumpamaan.
 Ia berkata, "Ada seorang penabur keluar menaburkan benih. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu burung-burung datang memakannya. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tumbuhan itu dan menjadi kering karena tidak berakar.  Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, ada yang seratus ganda, ada yang enam puluh ganda, ada yang tiga puluh ganda. Barangsiapa bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengarkan!" 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Yesus menceritakan benih yang ditaburkan dipelbagai jenis tanah,
Pertama , ada benih yang jatuh dipinggir jalan,
Kedua ,  benih yang jatuh ditanah yang tipis dan berbatu batu.
Ketiga,  benih yang jatuh ditengah semak duri ,
Keempat, benih yang jatuh ditanah yang baik dan subur.
Kalau kita perhatikan baik baik, contoh ketiga tidak mempersoalkan jenis tanah , tetapi banyaknya semak berduri yang mengelilingi benih benih yang sedang tumbuh itu. Tanah bisa saja subur dan produktif, tetapi banyaknya semak berduri akan tetap mengganggu tumbuhnya benih yang telah ditaburkan itu.
Kehidupan kita sehari hari sering tidak  ubahnya benih yang tumbuh diantara semak semak berduri. Ada banyak tantangan dan rintangan yang menghadang, terus silih berganti. Iman kepercayaan , tidak dapat disangkal, tidak akan membebaskan kita dari aturan hukum alam. Misalnya , kena hujan kita akan basah kujub, kalau kita bekerja dan bekerja, kita akan merasa haus, lapar dan lelah.
Namun, keberanian kita mencabut akar akar dosa akan membuat tanah subur, diri kita makin  produktif dan menghasilkan banyak buah. Janganlah membunuh, kemarahan jiwa yang belum terungkap dalam kata katapun hendaknya kita cabut agar tidak bertumbuh dan berkembang. Keindahan aneka media komunikasi pun tak ubahnya semak berduri yang mendesak diri seseorang untuk tidak melakukan berbagai kegiatan keagamaan. Semak berduri merupakan  jenis tanaman yang ditakuti oleh banyak orang , karena durinya tajam. Sebaliknya semak duri zaman modern ini, tumbuh subur dengan aneka modifikasi. Kodratnya tetap menyakitkan dan membinasakan, tetapi penampilan menarik hati banyak orang, sehingga durinya tidaklah dirasakan saat itu, tetapi makin hari makin menusuk dan menebarkan racun dalam tubuh.

Butir permenungan.
Mari kita tetap setia mendengarkan sabda dan kehendak Tuhan . Kesulitan kita mendengarkan dan memahami sabda-Nya terjadi karena memang sabda-Nya adalah “ roh dan hidup ” (Yoh 6:63)   Sabda Tuhan mengajak setiap pribadi menikmati hidup ini dengan penuh syukur dan menghantar kita untuk siap menikmati kehidupan kekal, sebagaimana kehendak Allah agar setiap orang beroleh selamat.

Doa.
Ya Bapa, jadikanlah hati kami umat-Mu tanah yang baik untuk bertumbuh dan berkembangnya  kabar sukacita-Mu. Amin.


0 komentar:

Post a Comment