May 27, 2016

RENUNGAN HARIAN, (SABTU, 28 MEI 2016)

Bacaan Liturgi Sabtu  28 Mei 2016

Bacaan Pertama  Yud 1:20b-25
Saudara-saudara terkasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepadamu, oleh rasul-rasul Tuhan kita Yesus Kristus. Maka bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci, dan berdoalah dalam Roh Kudus. 
Peliharalah dirimu dalam kasih Allah
 sambil menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, renggutlah mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai rasa takut kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. Allah berkuasa menjaga kalian supaya jangan tersandung. Ia membawa kalian tanpa noda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya. Bagi Dia, Allah yang Esa, Juruselamat kita, dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad, sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 63:2.3-4.5-6
Jiwaku haus akan Dikau, ya Tuhan, Allahku.
*Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau, 
tubuhku rindu kepada-Mu,
 seperti tanah yang kering dan tandus, yang tiada berair. 
*Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus,
 sambil melihat kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup; bibirku akan memegahkan Dikau. 
*Aku mau memuji Engkau seumur hidupku
 dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku bersorak-sorai, mulutku memuji-muji.

Bait Pengantar Injil  Kol 3:16a.17c
Semoga sabda Kristus tinggal dalam diri kalian secara melimpah. Bersyukurlah dengan perantaraan Kristus kepada Allah Bapa kita.

Bacaan Injil  Mrk 11:27-33
Beberapa waktu sesudah mengusir para pedagang dari halaman bait Allah, Yesus dan murid-murid-Nya tiba kembali di Yerusalem. Ketika Yesus sedang berjalan-jalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Mereka bertanya kepada Yesus, "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, 
sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?"
 Yesus menjawab mereka, "Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepada kalian. Jawablah Aku, dan Aku akan mengatakan, dengan kuasa mana Kulakukan hal-hal itu. Pembaptisan Yohanes itu dari surga atau dari manusia? Jawablah!" Mereka memperbincangkannya seraya berkata, "Jikalau kita katakan 'Dari Allah,' Ia akan berkata, 'Kalau begitu, mengapakah kalian tidak percaya kepada-Nya?' Tetapi masakan kita katakan 'Dari manusia'." Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Maka mereka menjawab Yesus, "Kami tidak tahu." Maka kata Yesus kepada mereka, "Jika demikian, Aku pun takkan mengatakan kepada kalian, dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Waton suloyo merupakan ungkapan bahasa Jawa yang artinya asal berbeda, asal bikin ramai atau konflik. Ada orang yang sukanya memang konflik. Dimana mana asalkan dia datang tentu terjadi keributan, Bila itu suatu kelompok yang biasa bersenda gurau , waton suloyo itu justru bikin suasana menjadi ramai dan hidup. Segar begitu. Namun apabila itu suatu kelompok yang serius, sikap waton suloyo itu akan membikin suasana menjadi tegang.
Para imam kepala, ahli Taurat dan kaum tua tua pada Injil hari ini tergolong orang orang yang waton suloyo, Kenapa ? Karena mereka bertanya kepada Yesus mengenai asal usul kuasa-Nya. Para pemuka itu waton suloyo sebab bukankah sudah jelas bahwa kuasa Yesus itu berasal dari Allah sendiri. Buktinya ialah bahwa Yesus  membuat macam macam hal seperti mukzijat yang hanya mungkin datang dari Allah , Lha kok masih bertanya lagi?
Model waton suloyo sebenarnya sering kita jalani juga dalam hidup rohani kita, sudah jelas bahwa hari Minggu itu acara kita kegereja untuk misa, lha kok masih diskusi mau misa tidak ya?  Sudah jelas kalau sebelum tidur dan bangun tidur itu harus terus berdoa, lha kok masih mikir mikir mau doa enggak ya?  Sudah jelas kalau ada pengemis yang datang dan minta minta, mestinya kita memberi langsung  semampu dan serelanya, lha kok masih diskusi diberi atau tidak ya orang itu, soalnya ia masih muda dan kuat begitu? Inilah contoh contoh mentalitas waton suloyo.

Butir permenungan.
Sudah jelas harus berbuat baik ini itu atau berdoa ini itu kok masih berdiskresi alias pikir pikir.  Kenapa mikir mikir lagi ? Ah waton suloyo saja.   

Doa,
Ya Tuhan yang mahatahu, ajarilah kami umat-Mu jangan ragu ragu atau mempunyai sifat waton suloyo dalam menghadapi kehidupan ini. Amin.


0 komentar:

Post a Comment