May 10, 2016

RENUNGAN HARIAN, ( KAMIS, 12 MEI 2016 )

Bacaan Liturgi Kamis 12 Mei 2016
PF S. Pankrasius, Martir
 
PF S. Nereus dan Akhiles, Martir

Bacaan Pertama   Kis 22:30;23:6-11
Setelah Paulus ditangkap di kota Yerusalem,
 kepala pasukan ingin mengetahui dengan teliti apa yang dituduhkan orang-orang Yahudi kepada Paulus. Karena itu ia menyuruh mengambil Paulus dari penjara dan memerintahkan supaya imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama berkumpul. Lalu ia membawa Paulus dari markas dan menghadapkannya kepada mereka. Paulus tahu bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi. Oleh karena itu ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya, "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap kebangkitan orang mati." 
Ketika Paulus berkata demikian,
 timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki, dan terbagi-bagilah orang banyak itu. Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan, dan tidak ada malaikat atau roh, 
tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya.
 Maka terjadilah keributan besar. 
Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan
 dan membantah dengan keras, katanya, "Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya." 
Maka terjadilah perpecahan besar, sehingga kepala pasukan takut,
 kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Karena itu ia memerintahkan pasukan supaya turun ke bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka lalu membawanya ke markas. Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisi Paulus dan berkata kepadanya, "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur   Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10.11
Jagalah aku, ya Tuhan, sebab pada-Mu aku berlindung.
*Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku. Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. 
*Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasihat kepadaku,
 pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. 
*Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai,
 dan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. 

*Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan;
 di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Bait Pengantar Injil   Yoh 17:21
Semoga mereka semua menjadi satu,
 sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku 
dan Aku di dalam Engkau,
 supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Bacaan Injil  Yoh 17:20-26
Dalam perjamuan malam terakhir,
 Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi para pengikut-Nya, "Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, 
tetapi juga untuk orang-orang,
 yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; 
supaya mereka semua menjadi satu,
 sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku 
dan Aku di dalam Engkau,
 agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, 
supaya mereka sempurna menjadi satu,
 agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, yakni mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, 
dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku;
 dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, 
supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka
 dan Aku di dalam mereka." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Kita tentu ingat sabda Yesus yang menghendaki kita agar cerdik seperti ular dan tulus merpati . itu berarti kita harus pintar dalam mencari cara dan teknik dalam menjalankan perutusan kita agar perutusan kita berbuah banyak.  Namun hendaklah kita tulus seperti merpati. Ketulusannya terletak pada soal motivasi dan hidup batin kita yang murni , bersih dan tanpa pamrih.
Pada bacaan pertama hari ini, sabda Tuhan itu dijalankan dengan baik oleh Paulus. Ketika Paulus ditangkap dan dihadapkan dimuka Mahkamah Agama Paulus mewartakan Injil dengan menekankan soal kebangkitan Yesus. Paulus tahu bahwa para anggota sidang terdiri atas orang orang Saduki yang tidak percaya pada kebangkitan dan orang orang Farisi yang percaya pada kebangkitan.Dengan pernyataannya mengenai Kebangkitan Yesus itu, Paulus memecah sidang sehingga dalam sidang terjadi keributan dan bahkan perpecahan besar. Akibatnya , Paulus diselamatkan pasukan Romawi dari keributan di Mahkamah Agama itu.
Kecerdasan dan keterampilan untuk membuat  tugas perutusan kita berbuah banyak dan baik itu perlu..Mencari celah  dan kemungkinan agar karya kita berkembang itu perlu. Mencari jalan atau solusi terbaik ketika terjadi kebuntuan dalam karya perutusan kita itu sangat perlu. Inilah bagian dari kewajiban seorang pewarta Injil, seorang murid Tuhan.  Namun akhirnya , keberhasilan karya perutusan kita bukanlah pertama tama karena kehebatan dan kecerdasan kita, melainkan karena jaminan dari Tuhan sendiri. Pada Injil , Tuhan Yesus mendoakan kita yang diutus-Nya . Doa Yesus itu menjadi jaminan dan kekuatan kita dalam tugas perutusan kita.

Butir permenungan.
Doa Tuhan Yesus dan kisah hidup Paulus kiranya mendorong kita semua untuk berani bersaksi dengan mencintai secara konkret. Kita mencintai sesama kita bahkan mencintai yang melukai dan membenci kita. Secara manusiawi, hal itu berat dan mustahil, Namun berkat penyertaan Allah , kita pasti akan dimampukan mengatasi keterbatasan manusiawi kita. di saat itulah, iman kita semakin berkembang dan mendalam. Mari kita bersaksi dan mencintai dalam segala situasi.

Doa.

Tuhan yang mahabaik dan mahakuasa, buatlah kami umat-Mu  untuk semakin bersatu  dalam keluarga , masyarakat dan bangsa karena Engkau menghendaki persatuan kami. Bantulah kami untuk mengusahakan hal hal yang mempersatukan dalam kasih-Mu. Amin.  

0 komentar:

Post a Comment