May 17, 2016

RENUNGAN HARIAN, (RABU, 18 MEI 2016)

Bacaan Liturgi  Rabu  18 Mei 2016
PF S. Yohanes I, Paus dan Martir

Bacaan Pertama  Yak 4:13-17
Saudara-saudara terkasih, ada di antara kalian yang berkata, "Hari ini atau esok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun, dan berdagang serta mendapat untung." Padahal kalian tidak tahu apa yang akan terjadi esok. 
Apakah arti hidupmu?
 Hidupmu itu seperti uap yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap. Seharusnya kalian berkata, "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." Tetapi sekarang kalian memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. Jadi jika orang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur   Mzm 49:2-3.6-7.8-10.11
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab merekalah yang empunya Kerajaan surga.
*Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian, pasanglah telinga, hai semua penduduk dunia, 
baik yang hina maupun yang mulia,
 baik yang kaya maupun yang miskin! 
*Mengapa aku takut pada hari-hari celaka
 pada waktu aku dikepung oleh kejahatan para pengejarku, yang percaya akan harta bendanya, dan memegahkan diri karena banyaknya kekayaan mereka? 
*Tidak seorang pun dapat membebaskan diri,
 atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya! Terlalu mahallah harga pembebasan nyawanya, dan tidak terjangkau untuk selama-lamanya -- kalau ia ingin hidup abadi dengan tidak melihat liang kubur. 
*Sungguh, ia akan melihat:
 orang-orang yang mempunyai hikmat itu mati, orang-orang bodoh dan dungu pun semuanya binasa dan meninggalkan harta benda mereka untuk orang lain.

Bait Pengantar Injil   Yoh 14:6
Akulah jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang sampai kepada Bapa, tanpa melalui Aku.

Bacaan Injil  Mrk 9:38-40
Pada suatu hari Yohanes berkata kepada Yesus, "Guru, kami melihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu. Lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Tetapi Yesus berkata, "Jangan kalian cegah dia! Sebab tak seorang pun 
yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku,
 dapat seketika itu juga mengumpat Aku. 
Barangsiapa tidak melawan kita, ia memihak kita."
 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Saat  menyusun agenda program kegiatan kita, entah untuk bulan depan atau tahun depan, kita sering amat yakin bahwa kita akan serba oke pada waktu itu. “Oh ya, tanggal 30 Juni bulan depan saya bisa. Saya tidak ada acara apa apa. Ada orang bertanya .” Tanggal 21  April tahun depan kakak ada acara tidak? Kakak diminta memberi seminar mengenai peran wanita dalam Gereja” tanya seseorang. Lalu orang yang disebut kakak itu menjawab,  “ Saya belum mempunyai rencana,  Oke , saya bisa memberi seminar tanggal 21  April tahun depan, saya kan catat dalam agenda.” Bukankah kita cukup biasa dengan penentuan acara program kegiatan kita dimasa depan?
Bacaan pertama hari ini tentu menyadarkan kita yang sering sok pasti dan yakin akan hidup kita. Santo Yakobus menasehati agar kita jangan terlalu sok yakin akan hidup kita. Bukankah kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok? Apa arti hidup kita? Hidup kita itu seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Santo Yakobus mengusulkan agar kita tidak sok yakin dan pasti dengan apa yang kita lakukan dimasa depan. Biarlah kita berkata begini “ Jika Tuhan menghendaki, saya akan ikut .................. saya akan hadir dalam acara itu  ....dst”
Dalam Injil Tuhan Yesus meminta kita terbuka terhadap siapapun yang berbuat baik seperti membuat mukjizat demi nama-Nya , meski bukan kelompok murid. Tuhan bisa berkarya dengan berbagai cara dan melalui aneka ragam orang.  Kita tidak perlu iri hati kalau melihat orang lain mengusir roh jahat atau menyembuhkan , karena mereka itu sangat dekat dengan Tuhan Yesus. Kita hanya perlu melihat kembali kedekatan kita dengan Yesus dan memperbaharui hidup kita agar selalu semakin dekat dengan Tuhan Yesus.  Apakah kita sudah menyerahkan diri secara  penuh atau hanya setengah setengah ?

Butir permenungan.
Nasihat bijaksana Santo Yakobus itu tentu tidak dimaksudkan agar kita tidak usah membuat rencana apa apa dimasa mendatang. Santo Yakobus mengajak kita untuk menyerahkan segala peristiwa dan kegiatan hidup kita  pada Allah sendiri. Yang paling perlu ialah sebanyak banyak berbuat baik dan siap bekerja sama dengan siapapun orangnya. 

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, jadikanlah kami umat-Mu sebagai alat penyalur kuasa-Mu keatas dunia ini, agar dunia kami menjadi dunia yang penuh damai dan aman. Amin.



0 komentar:

Post a Comment