Kalender Liturgi Selasa 06 Jun 2023
PW SP Maria Bunda Gereja
PF S. Norbertus, Uskup
Warna Liturgi: Hijau
Antifon Pembuka
Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat menyukai segala perintah-Nya
Doa Kolekta.
Allah
Bapa Maha Pengasih, semua orang Kau
pelihara dengan baik. Ajarilah kami agar dengan tekun dan setia beruasa
membahagiakan sesama. Dengan perantaraan
Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu,
yang Hidup dan Berkuasa bersama
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah
sepanjang segala masa
Bacaan I Tb 2:10-23
Pada malam sesudah menguburkan jenazah,
Aku, Tobit, membasuh diri. Lalu aku pergi ke
pelataran rumah dan tidur dekat pagar
temboknya. Mukaku tidak tertudung karena udara panas. Aku tidak tahu bahwa ada burung pipit di tembok tepat di atas
diriku. Maka jatuhlah tahi hangat ke
dalam mataku, lalu muncullah bintik-bintik putih. Aku pun lalu pergi kepada tabib untuk berobat. Tetapi
semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta
mataku karena bintik-bintik putih itu, sampai
buta sama sekali. Empat tahun lamanya aku tidak dapat melihat. Semua saudaraku merasa sedih karena aku. Dua tahun
lamanya aku dipelihara oleh Ahikar sampai ia
pindah ke kota Elumais. Di masa itu
isteriku Hana mulai memborong pekerjaan wanita. Pekerjaan itu
pun diantarkannya kepada para pemesan dan ia diberi
upahnya. Pada suatu hari, yaitu tanggal
tujuh bulan Dustrus, diselesaikannya sepotong kain, lalu
diantarkannya kepada pemesan. Seluruh upahnya dibayar, dan ditambah juga seekor anak kambing jantan untuk
dimakan. Tetapi setibanya di rumahku anak kambing itu mengembik. Maka aku
memanggil isteriku dan bertanya, "Dari mana anak kambing itu? Apa itu bukan
curian? Kembalikanlah kepada pemiliknya! Sebab
kita tidak boleh makan barang curian!" Sahut isteriku,
"Kambing itu diberikan kepadaku sebagai
tambahan upah." Tetapi aku tidak percaya kepada isteriku. Maka kusuruh
dia mengembalikan anak kambing itu kepada
pemiliknya. Karena perkara itu, aku sangat malu karena isteriku.
Tetapi dia membantah, katanya, "Apa gunanya
kebajikanmu? Apa faedahnya semua amalmu itu? Lihat saja apa
gunanya bagimu!"
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Tanggapan Mzm 112:1-2.7bc-8.9
Hati orang
jujur teguh, penuh kepercayaan kepada Tuhan.
*Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat
suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi;
keturunan orang benar akan diberkati.
*Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut. Sehingga ia mengalahkan para lawannya.
*Ia murah hati, orang miskin diberinya derma;
kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.
Bait
Pengantar Injil Ef 1:17-18
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata
budi kita
agar kita mengenal harapan panggilan kita.
Bacaan
Injil Mrk 12:13-17
Pada waktu itu beberapa orang Farisi dan Herodian disuruh menghadap
Yesus, untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya, "Guru,
kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur. Engkau tidak
takut kepada siapa pun, sebab Engkau tidak mencari muka, tetapi dengan jujur
mengajar jalan Allah. Nah, bolehkah kita membayar pajak kepada Kaisar
atau tidak? Tetapi Yesus mengetahui
kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka, "Mengapa kamu
mencobai Aku? Tunjukkanlah suatu dinar untuk Kulihat!" Mereka
menunjukkan sekeping dinar. Lalu Yesus
bertanya, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka,
"Gambar dan tulisan Kaisar." Maka kata Yesus
kepada mereka, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi hak
Kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah!" Mereka sangat
heran mendengar Dia.
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan.
Jujur ajur, artinya kalau kita jujur kita malah hancur. Ini ironi kehidupan dalam masyarakat kita. Bukankah kita harus jujur? Bukankah kejujuran itu keutamaan yang sangat baik dan harus kita perjuangkan? Maka kita jangan terlalu polos dan jujur apa adanya apabila kita belum mengenal kelompok orang yang ada sekitar kita. Coba bayangkan , apabila kita ditanyai teman di terminal , kamu membawa apa, lalu kita jawab , ini aku membawa uang 5 juta, kemudian pasti copet copet segera pasang strategi untuk menyerobot tas kita, Ini terlalu jujur cenderung bodoh. Tobit adalah manusia jujur. Meski matanya menjadi buta dan menderita, ia tidak mau berbuat aib dengan ketidak jujurannya. Ketika istrinya membawa anak kambing jantan , ia tidak percaya bahwa itu diberikan . Itulah isi bacaan pertama. Pada Injil hari ini Yesus dipuji sebagai orang yang jujur oleh orang Farisi dan Herodian. Sebaliknya , meski orang Farisi dan Herodian itu memuji Yesus, hati mereka munafik karena yang ada dihati mereka adalah mau menjatuhkan Yesus , mau menyalahkan Yesus. Dan Yesus sangat lihai menjawab jebakan mereka tanpa mengorbankan kejujuran. Baik kalau hari ini kita merenungkan sikap kejujuran kita . Kita meski jujur kepada Tuhan karena Tuhan mengetahui segalanya. Kita perlu jujur kepada sesama karena mereka berhak mengetahui yang sebenarnya.. Hanya saja kita tidak boleh bodoh , asal jujur tanpa lihat lihat. Dan yang paling perlu , kita perlu jujur dengan diri sendiri . Banyak orang yang demi nama baik atau prestise atau harga diri lalu melakukan sesuatu yang sebenarnya bukan kemampuannya. Demi gengsi penampilan , orang membeli mobil atau gaun indah nan mahal , padahal hidupnya kelas espas alias ekonomi pas pasan , malah menderita kan?
Butir
permenungan.
Dalam hidup ini seringkali kita sangat keras menuntut dan meminta hak kita kepada Tuhan dan kepada negara . Namun kita sering sulit dan pelit kalau harus memberikan entah waktu, tenaga dan pikiran kepada Tuhan dan negara . Kita berdoa , memohon dan berteriak kalau memerlukan bantuan dari Tuhan atau negara namun saat kita tidak perlu bantuan , kita seringkali ingat Tuhan pun tidak. Injil hari ini mengajak kita untuk jujur melihat diri kita dan berani berubah . Mari kita memberikan bukan hanya kewajiban kita kepada Tuhan dan negara tetapi kalau diperlukan berikanlah juga hak hak pribadi kita.
Doa.
Ya Tuhan maafkanlah kalau kami lebih sering menuntut
berkat-Mu namun sulit kalau kami dituntut untuk memberikan diri kami kepada-Mu.
Amin.
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata budi
kita agar kita mengenal harapan panggilan kita.
0 komentar:
Post a Comment