Kalender Liturgi Senin 8 Agt 2022
PW S. Dominikus, Pendiri Ordo Pengkotbah, Imam
Warna Liturgi: Putih
Bacaan I Yeh
1:2-5.24-2:1a
Pada tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang pada tanggal
lima bulan keempat, Tuhan bersabda kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar. Di sana
kekuasaan Tuhan meliputi aku. Aku melihat angin badai bertiup dari utara,
membawa segumpal awan yang besar dengan api yang
berkilat, dan awan itu dikelilingi oleh sinar. Di dalam, di tengah api itu kelihatan
seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada sesuatu yang menyerupai empat makhluk hidup, dan
nampaknya seperti manusia. Kalau mereka
berjalan, kudengar suara sayapnya seperti suara air terjun yang menderu, seperti
suara Yang Mahakuasa, seperti keributan laskar yang besar. Kalau mereka
berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. Maka
kedengaranlah suara dari atas cakrawala di atas kepala mereka. Di atas cakrawala, di atas kepala mereka, ada sesuatu
yang menyerupai takhta,
yang kelihatannya seperti permata lazurit; dan
di atasnya ada sesuatau yang kelihatan seperti rupa manusia. Dari bagian yang
menyerupai pinggang sampai ke atas aku lihat
seperti suasa mengkilat dan seperti api
yang ditudungi sekelilingnya; dan dari bagian yang menyerupai pinggang itu
sampai ke bawah aku lihat api yang dikelilingi sinar. Seperti busur pelangi yang terlihat pada musim hujan
di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya itu. Demikianlah pengelihatan gambar kemuliaan Tuhan. Tatkala
melihatnya, aku sujud menyembah. Lalu kudengar suara Dia yang bersabda, Sabda-Nya
kepadaku, "Hai anak manusia, bangun dan berdirilah! Aku hendak
berbicara dengan dikau."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Tanggapan Mzm 148:1-2.11-14
Surga dan
bumi penuh kemuliaan-Mu.
*Pujilah Tuhan di surga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia,
hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!
*Pujilah Tuhan, hai raja-raja di bumi dan segala
bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; Pujilah Tuhan,
hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
*Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab hanya
nama-Nya yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
*Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya,
bagi
orang Israel, umat yang dekat pada-Nya.
Bait
Pengantar Injil 2Tes 2:14
Allah memanggil kita, agar kita
memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
Bacaan
Injil Mat 17:22-27
Sekali peristiwa Yesus bersama
murid-murid-Nya ada di Galilea. Ia
berkata kepada mereka, "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan
manusia; mereka akan membunuh Dia, tapi
pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati para murid itu pun sedih
sekali. Ketika Yesus dan para murid-Nya
tiba di Kapernaum datanglah seorang pemungut pajak bait Allah kepada Petrus dan
berkata, "Apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?" Jawab Petrus,
"Memang membayar." Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, "Bagaimana
pendapatmu, Simon? Dari siapa raja-raja
dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya
atau dari orang asing?"
Jawab Petrus, "Dari orang asing!"
Maka kata
Yesus kepadanya, "Jadi bebaslah rakyatnya! tetapi agar
kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau.
Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan
bukalah mulutnya, maka engkau akan
menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarlah kepada
mereka, bagi-Ku dan bagimu juga."
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan.
Mengapa seorang ibu dapat mengerti dengan baik kemauan anak bayinya? Sebaliknya mengapa seorang anak bayi maunya dan inginnya bersama dengan ibunya? Coba saja , si bayi digendong orang asing apalagi berkumis lebat seperti raden Gatotkaca mungkin akan menangis meraung raung karena takut. Jawaban pertanyaan ini mudah , karena ibu dan anak bayinya itu sudah sehati . Apalagi si bayi pernah di rahim ibunya , sehingga ada hubungan batin yang luar biasa istimewa antara ibu dan anak bayinya itu. Pertanyaan yang serupa dapat kita renungkan hari ini, mengapa para nabi dapat mengerti dan tahu kehendak Tuhan, para nabi dapat mengerti dan tahu tentang apa yang menjadi Sabda Allah yang harus diwartakan? Jawabannya adalah para nabi sudah dekat / sehati dengan Tuhan. Kita pun adalah para pewarta Sabda Allah. Entah kata , para imam yang berkotbah, para prodiakon yang berhomili, atau siapapun kita saat mengajar katekumen atau memberi renungan kepada anak didik kita, kita sedang mewartakan Sabda Tuhan. Namun yang menjadi pertanyaan besar ialah sebelum mewartakan sabda Allah melalui homili atau renungan itu, kita sudah mengalami kesatuan dengan Tuhan atau belum? Apakah kita sudah bersembah sujud dihadapan Allah yang hadir dalam Ekaristi atau Sakramen Mahakudus atau belum? Ataukah kita begitu pandai berbicara tetapi sebenarnya hati kita tidak pernah seperasaan dengan Tuhan karena jarang berdoa? Seorang pewarta Sabda yang sejati adalah dia yang banyak berdoa.
Butir
permenungan
Dalam kehidupan sehari hari , tidak terhitung banyaknya hukum dan peraturan yang ada disekitar kita . Salah satu yang kiranya akrab dengan kita adalah hukum atau peraturan lalu lintas. Orang wajib menggunakan helm bila mengendarai kendaraan roda dua. Namun peraturan itu sering kali dilanggar dan masih sulit masyarakat kita untuk belajar menjadi orang taat peraturan. Dalam Injil hari ini , kita mendengarkan bagaimana Yesus berusaha untuk taat kepada hukum dan peraturan. Sebagai Anak Allah , pemilik dan penguasa Bait Allah yang sesungguhnya, Yesus tidak perlu membayar pajak. Meski demikian , agar tidak menjadi batu sandungan dan sebagai tanda ketaatan pada hukum dan peraturan , maka Yesus tetap membayar pajak itu. Apa yang dilakukan oleh Yesus yang mau taat pada hukum dan peraturan yang berlaku inilah yang seharusnya menjadi teladan bagi kita sebagai orang yang mau mengikuti-Nya. Kerendahan hati untuk mau diatur dan ikut dalam hukum dan peraturan yang ada merupakan sesuatu yang sangat bernilai dihadapan Tuhan.
Doa.
Allah Bapa, Pelindung dan Pengharapan umat-Mu,
semoga umat-Mu selalu menimba kekuatan baru dari Sakramen Mahakudus dalam
pengabdian yang utuh kepada-Mu. Amin.
Allah memanggil kita, agar kita
memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
0 komentar:
Post a Comment