August 4, 2022

RENUNGAN HARIAN SABTU 6 AGUSTUS 2021

Pesta Yesus menampakan Kemuliiannya.

Kalender Liturgi Sabtu 6 Agt 2022
Warna Liturgi: Putih



Bacaan I  Dan 7:9-10.13-14
Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya.  Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya.  Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa anak manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu,  dan ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan  kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepadanya.  Kekuasaannya kekal adanya, dan kerajaannya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 97:1-2.5-6.9
Tuhan adalah Raja,  mahatinggi di atas seluruh bumi.
*Tuhan adalah Raja.  Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita!  Awan dan kekelaman ada sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
*Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan , di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
*Sebab, ya Tuhan, Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi,
Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.


Bacaan II  2Ptr 1:16-19
Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada-Nya  dan mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari surga,  ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi.  Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya  sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Demikanlah sabda Tuhan.

(*Jika pesta jatuh di luar hari Minggu, dipilih satu bacaan sebelum bacaan Injil.)

Bait Pengantar Injil  Mat 17:5c
Inilah Anak yang Kukasihi,  kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.

Bacaan Injil  Luk 9:28b-36
Sekali peristiwa, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus,
lalu naik ke atas gunung untuk berdoa  Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia,  yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan, dan berbicara tentang tujuan kepergian Yesus  dan akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur, dan ketika terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya;  juga kedua orang yang berdiri di dekat Yesus itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada Yesus, "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.  Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata,  "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia."  Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu merahasiakan semua itu, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.
Demikianlah sabda Tuhan. 

Renungan.

Ada orang yang mudah sekali tidur, orang seperti itu bisa orang yang sangat bahagia karena tidak mempunyai kesulitan untuk tidur dimanapun. Tetapi orang yang mudah tertidur begitu bisa bisa menjadi ketinggalan berita atau info kalau ada pengumuman atau peristiwa penting dihadapannya. Tahu tahu orang yang tertidur itu bangun dan bertanya kepada sebelah kanan dan kirinya , apabila itu dalam sebuah pertemuan. “Ada apa? ... Ada apa? ....Ada snack ya,” Dan orang dikanan kirinya senyam senyum. Muda tertidur seperti itulah kiranya Simon Petrus dan kawan kawannya dalam Injil hari ini. Ketika wajah Yesus sedang berubah rupa penuh kemuliaan  dan berbicara dengan Musa dan Elia mengenai tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem, Petrus dan kawan kawan malah tidur. Padahal berbicara tentang ke perjalanan Yerusalem bagi Yesus jelas maksudnya, harus menderita sengsara dan disalibkan bagi penebusan umat manusia.  Nah , karena tertidur, saat Petrus bangun, reaksi dan komentarnya menjadi asal asalan alias usul asal asalan , yakni tetap tinggal ditempat yang enak itu, sebuah usulan yang ngawur dan tidak tahu konteks. Seluruh peristiwa  di Gunung Tabor ini sebenarnya mau  menyatakan bagaimana Yesus harus menderita sengsara dahulu di Yerusalem sebelum akhirnya bangkit dan menjadi penebus seluruh umat manusia. Apa yang akan dilaksanakan oleh Yesus ini berpangkal pada kesetiaan  dan ketaatan kepada kehendak Bapa-Nya . Dan suara dari dalam awan memberikan penegasan untuk mendengarkan Yesus dari pada mendengar usulan Petrus. Maka terjadilah bahwa Yesus turun dan meneruskan perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Betapa pentingnya bagi kita sekarang ini , khususnya selama masa Pra Paskah ini , untuk banyak berdoa didepan Salib Tuhan dan merenungkan peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus. Hanya apabila kita suka berlama lama berdoa  dan merenung akan Salib Tuhan , kita akan menjadi lebih peka terhadap rencana dan kehendak Allah,  terhadap apa yang harus kita buat bagi sesama kita . Marilah kita hidup sesuai kewargaan kita adalah di Surga, seperti kata St. Paulus dalam bacaan kedua hari ini. Jangan sampai kita hidup sebagai seteru Salib Kristus.

Renungan.

Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus,  lalu naik ke atas gunung untuk berdoa  “ naik ke gunung Tuhan “  dalam puji pujian ataupun kalimat yang sering diucapkan di persekutuan doa ini dapat membangkitkan semangat umat dalam bersekutu dengan Allah , untuk saya pribadi , gunung seperti tempat sunyi nan indah yang dapat memberikan rasa damai dan bahagia. Demikian juga saat saya masuk dalam hadirat Nya , merasakan suatu gelora kebahagiaan bersama Tuhan yang tak terperikan hinggga speechless. Berada dalam hadirat Allah adalah satu satunya tmpat yang paling nyaman dan dapat memulihkan kita dari segala kelelahan hidup maupan dosa dosa , karena cinta yang utuh dari Nya. Didikan dan pelukan  Allah menjadikan kita sungguh lebih siap untuk kembali kekehidupan sehari hari dengan segala liku likunya dan membuat kita melangkah lagi penuh sukacita dalam Tuntunan Nya/ Jadi jangan ragu untuk membuat komitment secara khusus untuk naik gunung-Nya. Disanalah kita akan melepas kepenatan pikiran dan batin , membuahkan seluruh pertanyaan hidup, dan mendengarkan apa yang di firmankan Allah. Dengan demikian kita akan menjadi Anak Allah yang penuh suka cita karena memiliki booster yang melimpah dari Nya dan tidak mudah menyerah ketika badai hidup menerpa.

Doa.

Ya Tuhan yang mahabaik, sadarkanlah kami umat-Mu, betapa pentingnya kita ini harus banyak berdoa didepan Salib Tuhan kita. Agar kita menjadi lebih peka terhadap rencana dan kehendak Allah dan apa yang harus kita buat bagi sesama kita.  Amin.

 

 

 

 

 

Inilah Anak yang Kukasihi,  kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.

 

0 komentar:

Post a Comment