March 15, 2022

RENUNGAN HARIAN, MINGGU PRA PASKAH V 3 APRIL 2022

Kalender Liturgi Minggu 3 Apr 2022

Warna Liturgi: Ungu

Bacaan I  Yes 43:16-21
Tuhan telah membuat jalan melalui laut  dan melalui air yang hebat;  Ia telah menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, dan membawa tentara dan pasukan yang gagah, yang terbaring dan tidak dapat bangkit lagi, yang sudah mati dan sudah padam laksana sumbu. Beginilah firman Tuhan yang telah melakukan semua itu, "Janganlah mengingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru,  yang sekarang sudah tumbuh; belumkah kamu mengetahuinya? Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara. Binatang hutan akan memuliakan Aku, demikian pula serigala dan burung unta, sebab Aku telah membuat air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, untuk memberi minum umat pilihan-Ku. Umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 126:1-2b.2c-3.4-5.6
Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
*Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
*Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini." Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
*Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
*Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih,
pasti pulang dengan sorak-sorai  sambil membawa berkas-berkasnya.

Bacaan II Flp 3:8-14

Saudara-saudara, Segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia,  bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena iman kepada Kristus, yaitu kebenaran yang dianugerahkan Allah berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah: mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya,  dan bersatu dalam kematian-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya akhirnya aku pun beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan berarti aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi inilah yang kulakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku, dan mengarahkan diri kepada apa yang ada di hadapanku; aku berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Yl 2:12-13
Sekarang juga, sabda Tuhan, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sebab Aku pengasih dan penyayang.

Bacaan Injil  Yoh 8:1-11
Sekali peristiwa Yesus pergi ke bukit Zaitun.
Pagi-pagi benar Ia berada di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.  Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya  seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus, "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita  untuk melempari dengan batu perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya.  Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis di tanah dengan jari-Nya.  Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Lalu Yesus membungkuk lagi dan menulis di tanah. Tetapi setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
Jawab perempuan itu, "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Demikianlah sabda Tuhan. 

Renunguan.

Minggu ini Gereja mengajak kita merenungkan kisah seorang wanita yang kedapatan berzina. Kisah seperti itu cukup konkret karena sering muncul dikoran koran kita. Misalnya , berita tentang laki laki dan wanita yang diarak orang sekampung karena kedapatan berselingkuh, berita tentang pasangan yang dipaksa nikah oleh aparat desa karena mereka “ kumpul kebo”  Injil hari ini menarik karena Yesus diminta untuk mengadili seorang wanita yang kedapatan berzina, suatu permintaan yang sulit dimengerti, Yesus yang penuh belas kasih dan pengampun ditodong untuk menjadi hakim. Yang meminta pun tidak tanggung tanggung ahli ahli Taurat dan orang orang Farisi. Dalam masyarakat Yahudi kedua kelompok ini dikenal sebagai orang orang yang sudah sangat ahli dalam urusan hukum. Mereka tahu hukum, bahkan boleh dikata  mereka hapal diluar kepala hukum hukum yang berlaku dalam masyarakat dan agama. Aneh kalau sekarang meminta Yesus untuk mengadili. Keanehan ini terjawab dari informasi yang diberikan oleh Yohanes, mereka ingin menjebak Yesus. Ini  strategi mereka untuk menjatuhkan Yesus. Namun , Yesus tidak bodoh.  Dia tahu maksud dan kebusukan hati mereka. Dia tidak mau  mengadili dan menghukum wanita pezina itu. Yesus berkata  : "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Lalu dia membungkuk dan menulis di tanah. Apa yang sebenarnya Yesus tulis ditanah pada waktu itu? Tidak ada satupun yang tahu, sehingga banyak sekali penafsiran yang ada tentang apa yang ditulis Yesus ditanah. Menyadari dosanya orangpun mundur karena malu.  Saat ini kita berada dalam Masa Pra Paskah, kita diajak untuk mengoreksi diri dan bukan menunjuk kesalahan orang lain. Kita sering cenderung melihat kesalahan orang lain, tetapi sulit sekali melihat dan mengakui kebobrokan kita sendiri. Yesus mengajak kita untuk mengoreksi diri dan memperbaiki diri.

Butir permenungan.

Injil dari Yohanes ini dimulai dengan kata-kata: “Yesus naik ke Bukit Zaitun”. Namun, setelah beberapa waktu ia meninggalkan Gunung dan pergi ke daerah candi. Orang-orang telah menunggunya dan ketika tersiar kabar bahwa Yesus ada di bait suci, banyak orang berkumpul di sekelilingnya.  Setelah beberapa waktu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa seorang wanita kepada Yesus. Mereka memberi tahu Yesus: “Guru, wanita ini tertangkap basah sedang berzinah. Musa memerintahkan agar wanita seperti itu dirajam. Apa yang kamu  katakan?" Tentu saja mereka mencoba menjebak Yesus sehingga mereka dapat mengajukan tuntutan terhadapnya. Namun, Yesus tidak menjawab pertanyaan mereka.  Sebaliknya, dia membungkuk dan mulai menulis di tanah dengan jarinya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus bertanya kepadanya. Akhirnya Yesus menegakkan tubuh dan berkata kepada mereka, ”Biarlah orang di antara kamu yang tidak berdosa menjadi yang pertama melempari dia dengan batu.” Kemudian dia sekali lagi membungkuk dan menulis di tanah. Perlahan-lahan semua ahli Taurat dan orang Farisi menjauh dari Yesus dan wanita itu. Apakah mereka marah kepada Yesus karena mempermalukan mereka? Apakah beberapa dari mereka malu atau malu atas apa yang telah mereka lakukan terhadap wanita ini? Setelah mereka semua pergi, Yesus berpaling kepada wanita itu dan berkata: “Di mana para penuduhmu? Apakah tidak ada yang menuduhmu?” Wanita itu menjawab, “Tidak ada, Pak.” Yesus memandangnya dengan penuh kasih dan berkata: “Aku juga tidak menghukum kamu. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi.”  Betapa besar hadiah yang Yesus berikan kepada wanita ini. Sementara Yesus melindunginya dari dilempari batu dan dari kemungkinan kematian, hadiah terbesar yang Yesus berikan kepadanya adalah rasa hormat. Pada saat itu, saya curiga, kehidupan wanita itu berubah selamanya. Mungkin dia meninggalkan Yesus dengan mengetahui bahwa hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Dia selamanya berubah dan dia memiliki kesempatan dalam hidupnya.  Hari ini Yesus memberi kita kesempatan yang sama untuk mengubah hidup kita! Yesus tidak akan menghukum kita karena kegagalan dan dosa kita. Sebaliknya, Yesus akan mengundang kita untuk memulai yang baru. Hadiahnya adalah kita memiliki kesempatan untuk memulai yang baru setiap pagi dan setiap saat. Semua yang dia minta dari kita jika kita berusaha untuk “tidak berbuat dosa lagi.”

Doa.

Ya Tuhan yang Mahabaik, berilah kami umat-Mu kesadaran untuk mengoreksi diri (bertobat kedalam) terutama dalam masa Pra Paskah ini. Amin.

 

 

 

 

 

Sekarang juga, sabda Tuhan, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sebab Aku pengasih dan penyayang.

0 komentar:

Post a Comment