December 17, 2021

RENUNGAN HARIAN, JUMAT 7 JANUARI 2022

Kalender Liturgi Jumat 7 Jan 2022

PF S. Raimundus dari Penyafort, Imam
Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  1Yoh 5:5-13
Saudara-saudaraku terkasih,  tidak ada orang yang mengalahkan dunia,
selain dia yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah!  Dia inilah yang telah datang dengan air dan darah,  yaitu Yesus Kristus;  bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh, air dan darah, dan ketiganya adalah satu. Kesaksian manusia kita terima, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Allah menjadi pendusta, karena orang itu tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita, dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak Allah, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Dia, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu supaya kamu, yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 147:12-13.14-15.19-20
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem!
*Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion!
Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
*Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.
*Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil  Mat 4:23
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.

Bacaan Injil  Luk 5:12-16
Sekali peristiwa Yesus berada di sebuah kota. Ada di situ seorang yang penuh kusta. Ketika melihat Yesus, tersungkurlah si kusta dan memohon, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." Maka Yesus mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu, dan berkata, "Aku mau, jadilah engkau tahir!"  Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Yesus melarang orang itu 
memberitahukannya kepada siapa pun juga, dan Ia berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar, dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Yesus mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.

Demikianlah sabda Tuhan. 

Renungan

Dalam diri kita, sebenarnya kita selalu merindukan hidup abadi, Ungkapannya saja yang berbeda. Bila kita sedang sakit, kita merindukan kesembuhan dan kesehatan, syukur tidak pernah sakit lagi. Jika kita sedang dirundung masalah ini itu, kita merindukan damai yang tidak terhingga   Maunya itu damai terus. Apabila hubungan kita sedang tidak enak dengan seseorang yang kita sayangi, kita merindukan kapan ya bisa baikan lagi, bisa makan soto bersama sama lagi. Pada bacaan pertama hari ini, Santo Yohanes menyampaikan kesaksian bahwa sebenarnya hidup kekal telah dianugerah kepada kita,. Dan hidup kekal itu dikaruniakan kepada kita melalui Tuhan Yesus Kristus. Bukankah pada saat Perayaan Ekaristi apalagi saat Komuni kita menerima diri Tuhan Yesus Kristus sendiri? Dengan menerima Tuhan Yesus Kristus dalam rupa roti, yakni saat komuni kudus, kita menerima hidup kekal pula. Hidup kekel itu ditanamkan dalam diri kita  menyatu dan mengalir dalam seluruh aliran darah sel sel tubuh dan pori pori kulit kita. Hidup kekal itu menyatu dalam diri kita. Keagungan Ekaristi sebagai karunia hidup kekal dalam diri kita pantaslah kita renungkan dan syukuri pada hari ini. . Bila ada yang bisanya hanya misa pada hari Minggu, okelah itu baik, Namun apabila ada yang bisa misa harian, syukur kepada Tuhan. Setiap kali kita komuni kudus, kita menerima hidup kekal tersebut. Dikala kita dijemput ajal, hidup kekal yang telah menyatu dalam diri kita melalui Ekaristi – Ekaristi yang kita rayakan akan mencapai kepenuhan, yakni saat kita masuk kedalam kemuliaan Allah di surga sesuai dengan kebaikan dan kerahiman Allah.  Apakah kita sudah melaksanakan misa minimal pada tiap hari Minggu atau sudah melaksanakan misa harian yang mana sangat berguna untuk bekal hidup kita dikemudian hari?

Butir Permenungan

Ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, banyak orang yang turun dan keluar dari kenyamanan diri lalu pegi ke jalan-jalan untuk bersolider, dengan mereka yang terdampak. Lewat Caritas Indonesia, Gereja Katolik menghadirkan aneka kebaikan melalui aneka cara: sumbangan makanan, masker, alat pelindung diri (APD), disinfektan, dll. Yesus adalah tanda bahwa Kerajaan Allah hadir dalam sejarah umat manusia. Namun, tidak semua orang yang menyambut baik tawaran keselamatan itu. Ada tiga jenis ‘tanah’ batin tidak bisa menerima benih dengan baik: tanah dipinggir jalan, tanah berbatu, dan tanah yang ditumbuhi semak berduri. Ketiganya menggambarkan orang yang mendengarkan firman tanpa bersyukur, tanpa pembatinan. Maka, bisa saja terjadi penerimaan yang dangkal akibat penganiayaan dan penindasan yang memunculkan kekhawatiran serta lahirnya keinginan duniawi. Akibatnya, firman itu tercabut menjadi gersang dan kering, atau tidak tumbuh subur. Tentu kita tidak bisa mengharapkan buah dalam kondisi semacam ini.  Sedangkan, tanah yang baik adalah gambaran tentang pendengar firman yang menyimak atau membatinkan dan menyambut dengan baik. Mereka adalah para pendengar sabda yang sejati karena mendengarkan dengan hati dan budi. Mereka memahami bahwa firman Allah membutuhkan pembatinan dan diresapkan. Firman itu menjadi fondasi iman yang matang dan mendatangkan hasil. Ini akan terlihat dalam disiplin dan kesetiaan mendengar firman terus-menerus, aktif dalam pelayanan, mencintai kebenaran dan keadilan, serta berbelas kasih bagi sesama. Inilah murid yang sejati. Tentu buah yang luar biasa itu merupakan anugerah Allah kepada diri kita yang terbuka pada rencana dan kehendak-Nya.

Allah Bapa, jagalah hati kami agar mampu menangkap sabda-Mu, menyimpannya dalam hati, dan mewujudkannya dalam tindakan yang adil, kerelaan berbagi, dan kepedulian terhadap sesama. Amin 

Doa.

Ya Tuhan sadarkanlah kami umat-Mu akan betapa pentingnya mengikuti Ekaristi sesering mungkin agar kehidupan masa depan kami terjamin. Amin.

 

 

 

 

Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.

 

 

 

0 komentar:

Post a Comment