September 24, 2020

KALENDER LITURGI SENIN 28 SEPT 2020

Kalender Liturgi Senin 28 Sept 2020

PF S. Laurensius Ruiz dkk. Martir PF S. Wenseslaus, Martir
Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I Ayb 1:6-22
Pada suatu hari anak-anak Allah datang menghadap Tuhan,  dan di antara mereka datanglah juga Iblis.  Maka bertanyalah Tuhan kepada Iblis, "Dari manakah engkau?"  Jawab Iblis, "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."  Lalu bersabdalah Tuhan,  "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub?  Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, begitu saleh dan jujur, takwa dan menjauhi kejahatan." Lalu jawab Iblis, "Bukankah Ayub mendapat keuntungan karena takwanya? Bukankah Engkau yang membuat pagar  sekeliling dia dan rumahnya serta segala miliknya?  Apa saja yang dikerjakannya telah Kauberkati,  dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.  Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya,  ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."  Maka Tuhan bersabda kepada Iblis,  "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu;  hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan Tuhan. Pada suatu hari, ketika anak-anak Ayub laki-laki dan perempuan  makan-makan dan minum anggur   di rumah saudara mereka yang sulung,  datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata, "Sedang lembu sapi membajak  dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya, serta memukul penjaganya dengan mata pedang.  Hanya aku sendiri yang luput,  sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada Tuan." Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata, "Api telah menyambar dari langit,  dan membakar serta memakan habis kambing domba dan para penjaga.  Hanya aku sendiri yang luput,  sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada Tuan."  Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain lagi dan berkata, "Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya  serta memukul para penjaga dengan mata pedang.  Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada Tuan." Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain lagi dan berkata,  "Anak-anak Tuan lelaki dan perempuan sedang makan-makan dan minum anggur
di rumah saudara mereka yang sulung, maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun;  rumah itu dilandanya dari empat penjuru,  dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka tewas.  Hanya aku sendiri yang luput,  sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada Tuan."  Maka berdirilah Ayub,  lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya.  Kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya,  "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku,  dengan telanjang pula aku akan kembali ke dalamnya. Tuhanlah yang memberi, Tuhanlah yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!"  Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa,  dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 17:1-3.6-7
Condongkanlah telinga-Mu kepadaku,  dan dengarkanlah kataku.
*Dengarkanlah, Tuhan, pengaduan yang jujur,  perhatikanlah seruanku;
berilah telinga kepada doaku,  doa dari bibir yang tidak menipu.
*Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: kiranya mata-Mu melihat apa yang benar. Bila Engkau menguji hatiku;  bila Engkau memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku,  maka tidak  suatu kejahatan pun Kautemukan;  mulutku tidak terlanjur.
*Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah;
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau yang menyelamatkan orang-orang  yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.

Bait Pengantar Injil  Mrk 10:45
Anak Manusia datang untuk melayani  dan menyerahkan nyawa-Nya
sebagai tebusan bagi semua orang.

Bacaan Injil  Luk 9:46-50
Sekali peristiwa  timbullah pertengkaran di antara para murid Yesus  tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.  Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil  dan menempatkannya di samping-Nya.  Lalu Ia berkata kepada mereka,  "Barangsiapa menerima anak ini demi nama-Ku, dia menerima Aku.  Dan barangsiapa menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku.  Sebab yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar."  Pada kesempatan lain Yohanes berkata,  "Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, dan kami telah mencegahnya, karena ia bukan pengikut kita." Tetapi Yesus menjawab, "Jangan kalian cegah,  sebab barangsiapa tidak melawan kalian, dia memihak kalian." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Menjadi Yerusalem baru dan mewartakan kebaruan dalam pengharapan hidup merupakan panggilan hidup kita. Nubuat Zakharia menunjukan seruan dan kepercayaan akan pemeliharaan Allah yang hebat atas kehidupan nenek moyang dan leluhur kita. Munculnya keyakinan pemeliharaan dan kasih Allah dilukiskan sangat hidup “ Sesungguhnya Aku akan menyelamatkan umat-Ku  dari timur sampai kebarat dan Aku akan membawa mereka pulang supaya mereka tinggal ditengah tengah Yerusalem. Maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku menjadi Allah mereka dalam kesetiaan dan kebenaran”  Menjadi Yerusalem baru bagi zaman ini, dengan situasi sosial kemasyarakatan yang kita fahami, menjadi kesempatan bagi kita umat Katolik untuk mewartakan kehidupan yang menunjukkan keberpihakan. Kalau Allah memelihara hidup kita, nenyediakan tempat hidup yang harus kita diami, maka kita bisa menunjukkan  kepada orang lain sikap dan cara hidup kita yang baik pula. Pelbagai inisiatif yang muncul dari umat Katolik untuk menjadi pioner dalam memelihara keutuhan ciptaan, menjaga kesuburan tanah dengan pembuatan lubang resapan biopori, menjaga daerah daerah tangkapan serta resapan air , juga fersedia air bersih dengan membangun “ Gerakan Masyarakat Cinta Air” , ternyata  menjadi tanda harapan baru dalam kehidupan sehari hari, tatkala orang lain hanya berpikir untuk kebutuhan sendiri, Semoga selalu muncul inisiatif baru untuk memelihara ciptaan Tuhan yang indah ini

Butir butir Permenungan

Waktu masih SD, kalau nilai rapor saya sedang bagus, guru saya suka menulis di kolom catatan : “ Jangan lengah ya     Sampai hari ini , tulisan itu masih suka terbayang di pikiran saya setiap kali ada prestasi  dan ketidaksetiaantertentu yang saya capai. Prestasi dan posisi itu selalu bermata dua , seperti pedang. Disatu sisi, prestasi adalah bukti keberhasilan kita, Disisi lain , prestasi bisa menjadi awal dari kelengahan dan ketidaksetiaan kita pada tanggung jawab yang sedang dijalani.  Injil hari ini diawali dengan perdebatan para murid tentang siapa yang terbesar diantara mereka . Yesus menegur mereka dengan mengatakan ayat diatas. Perkataan Yesus memang aneh. Yang terkecil kok jadi yang terbesar?  Yesus mengingatkan kita bahwa orang orang besar bukanlah mereka yang mengedepankan kebesarannya , posisinya, jabatannya serta prestasinya. Bagi Tuhan orang besar adalah mereka yang tetap rendah hati meski berada diposisi  yang tinggi. Mengapa Tuhan suka orang yang rendah hati? Karena kerendahan hati membuat kita tidak LENGAH. Orang lengah hanya akan duduk manis, tidak menjalankan posisinya dengan baik. Sebaliknya orang yang tidak lengah bisa menjalankan posisinya dengan optimal, memberi pengaruh dan sumbangsih melalui pekerjaannya. Marilah kita menjadi rendah hati. Percayalah kerendahan hati itu akan menyelamatkan kita. Bagaimana caranya., Biasakan untuk tidak dibuat khilaf oleh posisi, yang terpenting bukanlah apa posisi kita , tetapi apa yang sudah anda kerjakan selama anda diposisi itu .  Anak Manusia datang untuk melayani  dan menyerahkan nyawa-Nya  sebagai tebusan bagi semua orang.

DOA
Ya Tuhan , berilah kami umat-Mu agar menjadi rendah hati seperti yang Engkau ajarkan. Amin

 

 

 

 

 

 

Anak Manusia datang untuk melayani  dan menyerahkan nyawa-Nya
sebagai tebusan bagi semua orang.

0 komentar:

Post a Comment