December 26, 2017

RENUNGAN HARIAN, (SABTU 30 DESEMBER 2017)

Bacaan Liturgi Sabtu 30 Desember 2017

Bacaan Pertama 1Yoh 2:12-17
Aku menulis kepadamu, hai anak-anak,
         sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama Yesus.
Aku menulis kepadamu, hai para bapak,
         sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya.
Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda,
         sebab kamu telah mengalahkan yang jahat.
Aku menulis kepadamu, hai anak-anak,
         sebab kamu mengenal Bapa.
Aku menulis kepadamu, hai para bapak,
         sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya.
Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda,
         sebab kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu,
         dan kamu telah mengalahkan yang jahat.
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya.
Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang melenyap bersama keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah
tetap hidup selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 96:7-8a.8b-9.10
Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak.
*Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya.
*Bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya, Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!
Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."
Bacaan Injil  Luk 2:36-40
Ketika kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah, ada di Yerusalem seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada hari kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah, Hana pun datang ke Bait Allah dan mengucap syukur kepada Allah, serta berbicara tentang kanak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan
menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus ke kota kediaman mereka, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Injil hari ini berkisah tentang Hana seorang nabi perempuan  berumur 84 tahun. Dia sudah lama menjanda. Ia tidak dapat aktif macam macam lagi.  Yang dibuat adalah tiap hari datang ke Bait Allah, berpuasa dan berdoa. Karena ketekunannya itu, ia dikaruniai pengalaman yang sungguh membahagiakan hidupnya, yaitu dapat melihat Sang Mesias yangdatang dalam wujud bayi Yesus kecil, janda tua itu sangat gembira dan berceritera kepada orang lain siapa bayi itu. Ia menjadi pewarta datangnya kasih Allah.
Ternyata orang yang sangat tua dan jandapun dapat menjadi pewarta kasih Allah. Tidak ada batas umur untuk menjadi pewarta kasih Allah. Maka kita dapat bertanya pada diri sendiri, apakah kita juga dapat menjadi pewarta kasih itu? Kalau kita sudah sangat tua dan merasa tidak dapat aktif lagi, apakah kita tetap dapat menjadi pewarta kasih Allah itu lewat kehadiran hidup kita yang gembira dan dekat dengan Tuhan?  Di keluarga kita dan di komunitas kita dibutuhkan kerasulan kehadiran. Kehadiran orang tua yang sungguh bahagia , yang hidupnya dekat dengan Tuhan, yang hidupnya penuh doa dan matiraga dapat menjadi penyejuk hidup keluarga dan komunitas. Apakah kita yang sudah tua rela menjalani peran itu?   Bagaimana dengan aku? Apakah aku juga selalu menantikan Tuhan dalam hidupku? Apakah aku selalu mengusahakan waktu hening, berdoa, mendekatkan diri kepada Tuhan sendiri? Kalau aku mengalami kebahagiaan bersama Tuhan dalam hidupku, apakah aku juga berani bersaksi kepada orang lain tentang kebaikan Tuhan tersebut? Bagaimana itu aku lakukan dalam hidupku?

Butir permenungan
Bicara tentang kesetiaan, tidak terlepas dari berbicara tentang cinta. Mencintai berarti kita harus keluar dari diri kita sendiri dan menemui obyek yang kita cintai. Anda mencintai saya, tapi belum tentu anda setia pada saya. Anda mencintai panggilan anda tapi belum tentu anda setia pada panggilan anda. Itulah fenomena hidup manusia , Kesetiaan dan cinta tidak terpisahkan . Kesetiaan dan cinta tidak sekedar berarti suatu kesediaan untuk berada bersama tetapi lebih berada untuk mencintai.
Injil hari ini berkisah tentang kesetiaan Hana seorang Nabi perempuan , anak Fanuel dari suku Asyer. Hana adalah seorang janda berumur 84 tahun . Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah , siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa . Ia juga berbicara tentang Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Kesetiaannya  beribadah, berpuasa, dan berdoa di Bait Allah membuat Hana berjampa dengan Yesus Sang Penyelamat . Kesetiaan Hana tidak hanya sekedar kesediaan untuk berada di Bait Allah tetapi lebih berada untuk mencintai Yesus.

Doa
Ya Tuhan, kami mohon berilah kami kemampuan untuk mewartakan kasih Allah agar kami semakin dekat dengan Allah. Amin




*Bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya, Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!

0 komentar:

Post a Comment