December 5, 2017

RENUNGAN HARIAN (JUMAT 8 DESEMBER 2017 )

Bacaan Liturgi Jumat  8 Desember 2017
HR S.P. Maria Dikandung Tanpa Dosa

Bacaan Pertama  Kej 3:9-15.20
Pada suatu hari, di Taman Eden, setelah Adam makan buah pohon terlarang, Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya, "Di manakah engkau?" Ia menjawab, "Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Lalu Tuhan berfirman, "Siapakah yang memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" Manusia itu menjawab, "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu:, "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu, "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu, "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan! Dengan perutmulah engkau akan menjalar,
dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya. Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 98:1.2-3ab.3c-4
Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib.
*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya,
oleh lengan-Nya yang kudus.
*Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.
Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.

*Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bacaan Kedua  Ef 1:3-6.11-12
Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus
yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di surga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula untuk menjadi anak-anak-Nya oleh perantaraan Yesus Kristus, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya. Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan Allah, yakni kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya. Dengan demikian kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus,
ditentukan-Nya supaya menjadi pujian bagi kemuliaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil Luk 1:28
Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.

Bacaan Injil  Luk 1:26-38
Dalam bulan yang keenam Allah mengutus malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata,
"Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.
Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub
sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi,
karena aku tidak bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Maka kata Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."
Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Ketika Malaekat Gabriel datang kepada Maria, ia menyapanya dengan berkata “Salam , engkau yang penuh rahmat “ Dengan demikian terungkaplah apa yang dikehendaki Tuhan dan merupakan kenyataan dalam diri Maria. Ia penuh rahmat kasih Allah, bukan karena jasanya sedikitpun, melainkan melulu atas pilihan Allah sendiri. Malaekat menambahkan kata kata lagi, “Tuhan sertamu”, Kehadiran Allah dalam dirinya itulah arti Maria disebut “penuh rahmat”  Ucapan atau seruan alkitabiah itulah yang merupakan landasan keyakinan Gereja bahwa Maria Bunda Tuhan Yesus dikandung tanpa dosa . Allah hadir dalam diri Maria yang tanpa dosa itu.
Dalam diri Maria itu setiap orang dapat menemukan seorang pribadi yang mencerminkan hidupnya, yang berkenan kepada Tuhan dan kepada siapa pun juga. Maria adalah seorang perempuan yang sejak dikandung sampai akhir hidupnya sungguh sungguh tanpa cela. Ia tetap perawan, Ia sungguh seorang ibu, yang melahirkan Tuhan Yesus , Putra Allah.
Meskipun tanpa cela, hidup Maria tidak bebas dari percobaan, terutama sejak ia menyediakan diri melakukan sabda Tuhan. Sejak ia menerima Tuhan Yesus dalam kandungannya, dan saat ia melahirkan-Nya dan kemudian mendampingi serta mendidik-Nya dimasa muda-Nya, dan  kemudian mengalami sendiri penolakan putranya oleh banyak orang, bahkan menyaksikan kematian-Nya disalib, Pencobaan itu harus dialaminya, walaupun ia tidak bernoda dan penuh rahmat.  Mari merenungkan, disinilah tampak kekuatan hati manusia yang murni, Murni hati terhadap Tuhan, itulah yang harus mendasari hormat dan devosi kita kepada Perawan Bunda Maria. Merasa bahagia bukanlah jaminan hati murni, dan penderitaan bukan pula tanda hidup yang tak berkenan kepada Tuhan.

Butir permenungan.
Bersama Gereja Universal hari ini kita merayakan Bunda Maria Dikandung Tanpa Noda. Hari ini bertepatan dengan 163 tahun dogma Maria Dikandung Tanpa Noda , yang dimaklumkan oleh Paus Pius IX pada 8 Desember 1854. Sebagai ajaran resmi Gereja , dogma ini memang baru berusia 163 tahun. Akan tetapi, sebagai keyakinan umat Katolik, perayaan ini telah berusia lebih dari seribu tahun. Bahkan dalam tradisi Gereja Katolik Timur, sejak abad VI umat Katolik sudah menjadikan hari tertentu untuk merayakan keyakinan akan Bunda Maria yang dikandung Tanpa Noda.
Perayaan hari ini hendak mengingatkan kita akan keistimewaan Bunda Maria sejak awal keberadaannya dalam kandungan ibunya.  Kita diingatkan  bahwa Bunda Maria itu tanpa noda , murni, baik waktu dikandung, waktu mengandung Yesus, Putranya, dan setelah melahirkan. Hidupnya sebagai wanita terpilih Allah sungguh berkenan dihadirat-Nya.
Melalui Sabda Tuhan  hari ini, kita diajak dan diundang untuk mencontoh hidup Bunda Maria. Ada banyak hal yang bisa kita contoh darinya . Misalnya
Pertama  Maria selalu menyadari dirinya sendiri sebagai “hamba Tuhan” , seorang manusia yang selalu melaksanakan kehendak Tuhan dan berusaha menyukakan hati Allah dalam hidup sehari hari . “ Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan “ kata Maria kepada malaikat Gabriel yang diutus Allah.
Kedua , seperti yang diungkapkan Bunda Maria sendiri, “Jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38) . Kata kata ini merupakan suatu ungkapan penyerahan diri secara total pada kehendak Allah, apa yang Allah kehendaki atas dirinya, terjadilah.  
Ketiga , Kita bisa mencontoh teladan Bunda Maria, yang “walaupun tidak mengerti tetapi tetap percaya”.  Mari merenungkan, disinilah tampak kekuatan hati manusia yang murni, Murni hati terhadap Tuhan, itulah yang harus mendasari hormat dan devosi kita kepada Perawan Bunda Maria. Merasa bahagia bukanlah jaminan hati murni, dan penderitaan bukan pula tanda hidup yang tak berkenan kepada Tuhan.

Doa.
Ya Maria, Bunda Perawan Mulia,  doakanlah kami senantiasa kepada Yesus Putera-mu dan jagalah iman kami agar tetap utuh. Amin.







Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!


0 komentar:

Post a Comment