Bacaan Liturgi Minggu 12 November 2017
PW S. Yosafat, Uskup dan Martir
Bacaan Pertama Keb 6:13-17
Kebijaksanaan itu bersinar dan tak dapat layu, mudah dipandang oleh yang kasih kepadanya, dan ditemukan oleh mereka yang mencarinya.
Ia mendahului memperkenalkan diri kepada yang menginginkannya.
Barangsiapa pagi-pagi bangun demi kebijaksanaan tak perlu bersusah payah, sebab kebijaksanaan itu ditemukannya duduk di dekat pintu.
Merenungkan kebijaksanaan merupakan pengertian sempurna,
dan siapa yang berjaga karena kebijaksanaan segera akan bebas dari kesusahan. Sebab kebijaksanaan sendiri berkeliling mencari orang yang patut baginya, dan dengan rela memperlihatkan diri kepada mereka yang mencarinya; kebijaksanaan dijumpai pada tiap-tiap pemikiran mereka.
Demikianlah sabda Tuhan.
Kebijaksanaan itu bersinar dan tak dapat layu, mudah dipandang oleh yang kasih kepadanya, dan ditemukan oleh mereka yang mencarinya.
Ia mendahului memperkenalkan diri kepada yang menginginkannya.
Barangsiapa pagi-pagi bangun demi kebijaksanaan tak perlu bersusah payah, sebab kebijaksanaan itu ditemukannya duduk di dekat pintu.
Merenungkan kebijaksanaan merupakan pengertian sempurna,
dan siapa yang berjaga karena kebijaksanaan segera akan bebas dari kesusahan. Sebab kebijaksanaan sendiri berkeliling mencari orang yang patut baginya, dan dengan rela memperlihatkan diri kepada mereka yang mencarinya; kebijaksanaan dijumpai pada tiap-tiap pemikiran mereka.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Mzm 63:2.3-4.5-6.7-8
Jiwaku haus akan Dikau, ya Tuhan Allahku.
*Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus,
yang tiada berair.
*Demikianlah aku rindu memandangmu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup; bibirku akan memegahkan Dikau.
*Aku mau memuji Engkau seumur hidupku, dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku yang bersorak-sorai, mulutku memuji-muji.
*Di tempat tidurku aku ingat kepada-Mu, sepanjang kawal malam aku merenungkan Dikau. Sungguh, Engkau telah menjadi pertolonganku,
dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
Jiwaku haus akan Dikau, ya Tuhan Allahku.
*Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus,
yang tiada berair.
*Demikianlah aku rindu memandangmu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup; bibirku akan memegahkan Dikau.
*Aku mau memuji Engkau seumur hidupku, dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dijamu lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku yang bersorak-sorai, mulutku memuji-muji.
*Di tempat tidurku aku ingat kepada-Mu, sepanjang kawal malam aku merenungkan Dikau. Sungguh, Engkau telah menjadi pertolonganku,
dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
Bacaan Kedua 1Tes 4:13-18
Saudara-saudara, kami ingin agar kamu mengetahui tentang orang-orang yang sudah meninggal, supaya kamu jangan berdukacita
seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena kalau kita percaya bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama dengan Yesus. Hal ini kami katakan kepadamu seturut sabda Allah ini: Kita yang hidup dan masih tinggal sampai kedatangan Tuhan sekali-kali takkan mendahului mereka yang sudah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberikan, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, Tuhan sendiri akan turun dari surga. Dan mereka yang meninggal dalam Kristus Yesus akan lebih dahulu bangkit. sesudah itu, kita yang hidup dan masih tinggal akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Karena itu hendaklah kamu saling menghibur dengan perkataan-perkataan ini.
Demikianlah sabda Tuhan.
Saudara-saudara, kami ingin agar kamu mengetahui tentang orang-orang yang sudah meninggal, supaya kamu jangan berdukacita
seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena kalau kita percaya bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama dengan Yesus. Hal ini kami katakan kepadamu seturut sabda Allah ini: Kita yang hidup dan masih tinggal sampai kedatangan Tuhan sekali-kali takkan mendahului mereka yang sudah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberikan, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, Tuhan sendiri akan turun dari surga. Dan mereka yang meninggal dalam Kristus Yesus akan lebih dahulu bangkit. sesudah itu, kita yang hidup dan masih tinggal akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Karena itu hendaklah kamu saling menghibur dengan perkataan-perkataan ini.
Demikianlah sabda Tuhan.
Bait Pengantar Injil Mat 24:42a.44
Berjaga-jagalah dan bersiap-sedialah, sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.
Berjaga-jagalah dan bersiap-sedialah, sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.
Bacaan Injil Mat 25:1-13
Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh itu membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur.
Tengah malam terdengarlah suara berseru, 'Mempelai datang! Songsonglah dia!' Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, 'Berilah kami sedikit dari minyakmu, sebab pelita kami mau padam.' Tetapi yang bijaksana menjawab, 'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi membelinya pada penjual minyak.' Tetapi, sementara mereka pergi membelinya, datanglah mempelai, dan mereka yang telah siap sedia
masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup.
Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata,
'Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!' Tetapi tuan itu menjawab,
'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kamu.'
Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya."
Demikianlah Injil Tuhan.
Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh itu membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur.
Tengah malam terdengarlah suara berseru, 'Mempelai datang! Songsonglah dia!' Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, 'Berilah kami sedikit dari minyakmu, sebab pelita kami mau padam.' Tetapi yang bijaksana menjawab, 'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi membelinya pada penjual minyak.' Tetapi, sementara mereka pergi membelinya, datanglah mempelai, dan mereka yang telah siap sedia
masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup.
Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata,
'Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!' Tetapi tuan itu menjawab,
'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kamu.'
Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya."
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan.
Hari
ini Yesus menggambarkan Kerajaan Surga seumpama sebuah pesta perkawinan. Dimana
pada pesta perkawinan, pengantin laki laki dan para pengiringnya akan disambut
oleh teman teman dari mempelai wanita yang berjumlah sepuluh orang. Menarik
bahwa dari sepuluh orang tersebut , lima diantaranya memiliki perencanaan yang
matang sehingga disebut sebagai perempuan bijaksana dan lima lagi tidak
memiliki perencanaan matang sehingga disebut bodoh. Gambaran ini menunjukkan
bahwa mempelai pria adalah Yesus , sedangkan sepuluh wanita yang menanti nanti
adalah umat manusia. Misi Yesus datang ke dunia adalah untuk membawa kita turut
serta dalam kebahagiaan pesta surgawi yang digambarkan sebagai pesta perkawinan
. Rupanya tidak semua dari kita yang memiliki persiapan yang matang agar bisa
ikut dalam pesta surgawi itu. Kita memang sudah menanti nantikan kedatangan
Yesus agar kita dibawa kedalam perjamuan surgawi , tetapi persoalan hidup dan
godaan duniawi sering membuat kita lengah sehingga kita tidak bertahan untuk
mempersiapkan diri menyongsong Kristus yang akan membawa kita kepada
keselamatan kekal.
Allah
memberikan petunjuk kepada kita agar kita bisa masuk pesta surgawi tersebut .
Petunjuk dan perintah itu adalah bekal bagi kita , agar kita bisa ikut dalam
pesta surgawi yang membahagiakan , yang sudah disediakan Allah sendiri untuk
kita. Allah memang menawarkan tempat
membahagiakan itu untuk seluruh umat manusia , tetapi dari fihak manusia
dituntut tanggapan atas tawaran Allah itu. Apa yang kita perbuat didunia ini
adalah bekal atau persiapan kita dalam menyongsong Yesus Sang Mempelai Surgawi.
Butir permenungan.
Suatu
kali saya bermimpi tettang hari pengangkatan . Dalam mimpi itu, saya dan teman
teman sedang berjalan , tiba tiba semua teman saya terangkat kesurga dan saya
tertinggal sendiri. Sejak mimpi itu , kehidupan rohani saya mulai berubah.
Setiap hari saya selalu berdoa. Bahkan ketika dalam perjalanan ke kantorpun
saya berdoa dalam hati. Semakin lama perjalanan semakin banyak saya berdoa,
Karena itu saya selalu bersyukur kalau jarak rumah dan kantor cukup jauh.
Bagi saya , doa bukan lagi untuk meminta kepada
Tuhan, tetapi lebih dari itu , doa merupakan nafas hidup saya, saya selalu
ingat nasehat orang tua yang selalu
mengingatkan untuk banyak berdoa dimanapun saya berada. Mereka selalu
mengatakan bahwa hidup ini sangat singkat , kita tidak akan pernah tahu kapan
Tuhan memanggil kita. Untuk itu , kita harus selalu berjaga jaga.
Banyak
sekali peristiwa dalam hidup saya , yang terkadang secara manusiawi sangat
sulit mencari jalan keluarnya . Tetapi ketika saya membawa semuanya itu dalam
doa , Tuhan selalu punya cara untuk mengatasi setiap masalah kita yang begitu
rumit.
Tuhan
menasehatkan kita untuk selalu berjaga jaga. Berdoalah sesering mungkin ,
karena doa dapat mengubah segalanya.
Bagaimana
hidup doa saya selama ini? Adakah yang
perlu saya perbaiki dalam komitmen hidup
doa?
Doa.
Ya
Yesus, ajarilah kami untuk tetap teguh dan setia kepada kehendak-Mu sebagaimana
Engkau sendiri setia melakukan misi Bapa. Amin.
Berjaga-jagalah
dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.
Bagaimana caranya agar dapat berlangganan renungan setiap harinya.
ReplyDeleteTerimakasih dan salam sejahtera.