November 1, 2017

RENUNGAN HARIAN (SABTU 4 NOPEMBER 2017 )

Bacaan Liturgi Sabtu  4  November 2017
PW S. Karolus Borromues, Uskup

Bacaan Pertama  Rom 11:1-2a.11-12.25-29
Saudara-saudara, mungkinkah Allah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Sebab aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Allah tidak menolak umat-Nya yang telah Dia pilih.  Maka aku bertanya: Apakah bangsa Israel tersandung dan harus jatuh?
Sekali-kali tidak! Tetapi karena pelanggaran mereka keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka menjadi cemburu. Jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, apalagi kesempurnaan mereka. Saudara-saudara, hendaknya kalian mengetahui rahasia ini, agar jangan menganggap dirimu pandai.
Sebagian dari bangsa Israel telah menjadi tegar hati sampai segenap bangsa lain masuk. Dengan demikian akhirnya seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis, "Dari Sion akan datang Penebus.
Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari Yakub. Inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka."
Mengenai Injil, orang-orang Israel adalah musuh Allah oleh karena kalian, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 94:12-13a.14-15.17-18
Tuhan tidak akan membuang umat-Nya.
*Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya Tuhan, yang Kauajari Taurat-Mu; hatinya akan tenang di hari-hari malapetaka.
*Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik pusaka-Nya tidak akan Ia tinggalkan, sebab hukum akan kembali kepada keadilan,
dan semua orang yang tulus hati akan mematuhi.
*Jika bukan Tuhan yang menolong aku, sudah lama aku merunduk di tempat sunyi. Ketika aku berpikir, "Kakiku goyang" kasih setia-Mu, ya Tuhan, menopang aku.
Bait Pengantar Injil  Mat 11:29ab
Terimalah beban-Ku dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.

Bacaan Injil  Luk 14:1.7-11
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk rumah seorang pemimpin orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat terhormat, Yesus lalu mengatakan perumpamaan berikut, "Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan. Sebab mungkin ada undangan yang lebih terhormat daripadamu. Jangan-jangan orang yang telah mengundang engkau dan tamu itu berkata kepadamu, 'Berilah tempat itu kepada orang ini.' Lalu dengan malu engkau harus pindah ke tempat yang paling rendah! Tetapi apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah.  Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata, 'Sahabat, silakan duduk di depan.' Dengan demikian engkau mendapat kehormatan di mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Kita amati saja bilamana kita datang ke pertemuan pertemuan entah di gereja ataupun dimasyarakat. Banyak orang lebih suka memilih duduk dibelakang daripada duduk didepan, Ada seribu alasan, tetapi itulah gejala yang sangat umum di masyarakat dan umat kita. Barangkali saja, dengan duduk dibelakang, orang merasa aman dan bisa ngantuk-ngantuk tanpa dilihat orang lain.
Ataukah orang yang suka duduk dibelakang dikarenakan ingin mengikuti Sabda Tuhan Yesus pada Injil hari ini? Itu tidak terlalu jelas, yang jelas, Sabda Tuhan pada Injil hari ini bukan pertama tama berbicara soal tempat duduk yang sebaiknya kita pilih tetapi lebih mengenai sikap kerendahan hati, tidak memandang diri penting. Orang orang Yahudi yang dikritik Yesus adalah orang orang yang sok merasa penting maka mereka merasa harus dihormati dan dimuliakan. Bukanlah kalau kita duduk dibelakang tetapi kita marah jika tidak disapa atau tidak dihormati, kita sama saja sombong dan tidak rendah hati?
Marilah kita tidak menyombongkan diri karena jabatan kita. Marilah kita juga tidak merasa rendah diri karena tidak berjabatan. Kita adalah manusia yang bermartabat. Martabat kita justru tampak apabila kita saling menghargai satu sama lain, entah siapapun  sesama kita, Kerendahan hati justru terjadi saat kita menempatkan  tidak berlebihan wajar sajalah. 

Butir permenungan.
Apa yang bisa kita renungkan dari Sabda Yesus hari ini? Yesus mau menyadarkan kita untuk pandai menempatkan diri kita dalam situasi apapun. Lebih tepatnya adalah tahu diri untuk berbuat apa saja dan mau berada dimana.  Orang yang tahu diri akan dihormati oleh banyak orang tetapi sebaliknya orang yang tidak tahu diri akan dicemooh.  Kita sebagai murid Kristus harus tahu diri dan tahu identitas kita sebagai apa?  Identitas kita adalah Kasih.  Kerelaan kita mengasihi sesama tanpa batas akan menjadikan kita terhormat dimata orang lain. Kehormatan kita adalah kasih Kristus yang menginspirasi kita.

Doa.
Ya Tuhan, biarkanlah aku terhormat karena mengasihi Dikau dan sesama ku dan bukan karena harta duniawi. Amin.




Barangsiapa meninggikan diri, akan direndahkan; 
dan barangsiapa merendahkan diri, akan ditinggikan.


Mulai 1 Nopember doakan anggota  keluarga yg sudah wafat supaya mendapat indulgensi penuh  Harus didoakan mulai hari 1 Nop sampai 8 Nop , jangan sampai lupa. Doanya sebagai berikut.

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, Amin.
Bapa yang maharahim, percaya akan kasih-Mu yg tanpa batas, bersama seluruh Gereja-Mu, pada hari ini kami mohon dengan sangat lepaskanlah. (.nama2 yg didoakan.)
dari segala hukuman atas dosa-dosa mereka. Perkenankan mereka semua memasuki hidup abadi yg terang dan bahagia di Surga mulia, dan perkenankan mereka memandang kemuliaan cahaya wajah-Mu. Ini semua kami mohon di dalam Kristus Putra-Mu dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin
Aku percaya .... (1X)
Bapa Kami ... (1 X)
Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, Amin...





0 komentar:

Post a Comment