Bacaan Liturgi Senin 4
November 2019
PW S. Karolus Borromues, Uskup
Bacaan Pertama Rom 11:29-36
Saudara-saudara, Allah
tak pernah menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Dahulu kalian tidak taat kepada Allah, tetapi
sekarang kalian mendapatkan kemurahan karena orang-orang Israel tidak
taat.
Demikian pun sekarang
mereka tidak taat, supaya memperoleh kemurahan berkat kemurahan yang
telah kalian peroleh. Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam
ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka
semua. Alangkah dalamnya kekayaan, kebijaksanaan dan pengetahuan Allah! Sungguh
tak terselidiki keputusan-Nya, tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab siapakah yang mengetahui pikiran
Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan Allah
sesuatu, sehingga Allah wajib
menggantinya? Sebab segala sesuatu
berasal dari Allah. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda
Tuhan.
Mazmur Mzm
69:30-31.33-34.36-37
Demi kasih setia-Nya yang besar jawablah aku, ya Tuhan.
*Aku ini tertindas dan
kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan
nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur;
*Lihatlah, hai
orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah;
biarlah hatimu hidup
kembali, hai kamu yang mencari Allah!
Sebab Tuhan
mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya
yang ada dalam tahanan.
*Sebab Allah akan
menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda, supaya
orang-orang diam di sana dan memilikinya;
anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang
mencintai nama-Nya akan diam di situ.
Bait Pengantar Injil Yoh
8:31b-32
Jika kalian tetap
dalam firman-Ku, kalian benar-benar murid-Ku, dan kalian akan mengetahui
kebenaran.
Bacaan Injil Luk 14:12-14
Yesus bersabda kepada
orang Farisi yang mengundang Dia makan,
"Bila engkau
mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang
sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau
tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan
mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi bila engkau mengadakan
perjamuan, undanglah orang-orang
miskin, cacat, lumpuh dan buta. Maka engkau akan berbahagia, karena
mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau . Sebab engkau akan mendapat
balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."
Demikianlah sabda
Tuhan.
Renungan.
Ada tradisi suatu keluarga atau kantor , yang setiap kali ada perayaan
ulang tahun anggota keluarga atau kantor, mengadakannya di sebuah panti asuhan
atau mengundang mereka kesesuatu tempat untuk diajak pesta merayakan
kegembiraan dan syukur. Di tempat itu, selain mengadakan pesta , memberi
sumbangan, membagi suvenir untuk masing masing anak, juga menjadikan mereka
sebagai bagian dari perjalanan hidupnya. Bagi mereka , membagikan sesuatu
sebagai tanda syukur untuk orang orang yang demikian rasanya jauh lebih
bermakna dari pada pesta besar tanpa mereka. Kegembiraan mereka lebih
menusuk hati , kebutuhan mereka lebih nyata, dan senyum mereka lebih
meneguhkan. Itulah sebabnya keluarga ini selalu menjadikan momen syukur untuk
bisa berada di tengah orang orang yang membutuhkan dan berbagi sedikit berkat
untuk mereka. Yesus hari ini meneguhkan orang orang yang berbuat seperti itu, Yesus tidak
melarang siapapun mengadakan pesta dan mengundang orang orang berada yang
dikenalnya. Namun, Yesus berharap agar sapaan kita tidak terbatas pada mereka
saja, Sapaan dan perhatian kita perlu diperluas pada orang orang yang membutuhkan.
Mereka memang tidak bisa membalas dengan perhatian atau imbalan , tetapi hanya
dengan senyum dan dengan pembelajaran hidup. Dengan hadir ditengah mereka ,
kita kadang lebih banyak belajar makna hidup yang lebih dalam. Apa yang kita
lakukannya untuk Tuhan , pada saatnya berkat melimpah juga akan dibagikan untuk
kita.
Butir permenungan.
Ada sebuah kisah nyata yang bagus untuk direnungkan. Seorang anak kelas 5
SD dalam kesempatan kumpul bocah yang diselenggarakan oleh suatu Yayasan ,
sangat bersukacita ketika mendapatkan sebuah nasi bungkus untuk makan siangnya.
Ketika teman teman yang lain dengan lahap menyantap makanan yang sudah
diterima, salah satu anak inipun dengan sangat lahap menyantap bagian nasi
bungkus yang diterima, namun sekaligus menyisihkan separo dari nasi itu , juga
telur dadar yang menjadi lauk beserta bihun goreng untuk kemudian dibungkus
lagi dengan rapi. Salah satu pendamping bertanya :”Lho .... kenapa tidak
sekalian dihabiskan? Gak enak ya atau tidak suka? Gak baik lo membuang
sisa makanan “ Jawaban si anak mencengangkan :” Separuh dari nasi bungkus
ini saya sisihkan untuk adik saya yang dirumah, supaya nanti dia juga dapat
makan makanan enak dengan lauk pauk yang enak sekali Kak” Inilah suka
cita yang tidak akan dirampas , bukan pertama tama memintakan satu bungkus lagi
untuk adiknya yang dirumah, tetapi membagi miliknya yang disukai dan
diperlukan , untuk adiknya yang dicintai, Marilah kita berbagi kepada
sesama yang lebih membutuhkan.
Doa.
Allah Bapa
Mahapengasih, kami bersyukur karena Putra-Mu telah memanggil semua orang
mengikuti perjamuan-Mu, Semoga kami jangan sampai acuh tak acuh terhadap
sesama , melainkan selalu siap sedia melayani dan membantu sesama dalam
penderitaan dan membuat sesama bahagia. Amin.
Jika kalian tetap
dalam firman-Ku, kalian benar-benar murid-Ku,
dan kalian akan mengetahui
kebenaran.
0 komentar:
Post a Comment