October 6, 2019

RENUNGAN HARIAN SENIN 14 OKTOBER 2019


Bacaan Liturgi Senin 14 Oktober 2019
PF S. Kalistus, Paus dan Martir

Bacaan Pertama  Rom 1:1-7
Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.  Injil itu dahulu telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan nabi dalam kitab-kitab suci,  Pokok isinya ialah tentang Anak Allah yang menurut daging dilahirkan dari keturunan Daud,  dan menurut Roh kekudusan dinyatakan  sebagai Anak Allah yang berkuasa, oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Dia itulah Yesus Kristus Tuhan kita.  Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul  untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. Dan kalian yang telah dipanggil menjadi milik Kristus,  kalian pun termasuk di antara mereka. Kepada kalian semua yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Semoga kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, menyertai kalian. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 98:1-4
Tuhan telah memperkenalkan penyelamatan-Nya.
*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, 
oleh lengan-Nya yang kudus.
*Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, 
Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.  Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
*Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah, dan bermazmurlah!

Bait Pengantar Injil  Mzm 95:8ab
Hari ini dengarkanlah suara Tuhan,  dan janganlah bertegar hati.

Bacaan Injil  Luk 11:29-32
Sekali peristiwa  Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia,   "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda nabi Yunus.  Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini.  Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini  dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi   untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih dari pada Salomo!  Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini  dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat  waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih dari pada Yunus!"
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Seorang ayah dengan tulus berkata kepada putra terkasihnya, :” Nak , aku mencintai engkau seumur hidupku” Sang anak menjawab, :”Apa buktinya?” Ayah diam dan berlalu dengan sedih. “Mengapa ia masih meminta bukti? Bukankah aku ini sudah menjadi bukti yang kuat?”  kata sang ayah dalam hati. Ia tentu merasa sedih, setelah sekian tahun ia mencurahkan kasih dengan  tulus kepada putranya, namun ternyata putra meragukannya. Menanyakan bukti berarti tidak percaya.  Hal serupa juga kita temukan dalam Injil hari ini, Yesus kecewa dengan “angkatan ini” , yakni orang orang Yahudi yang tidak percaya kepada-Nya. Mereka telah hidup bersama-Nya, mendengarkan pengajaran-Nya, menyaksikan mukjizat-Nya yang luar biasa. Akan tetapi, mereka masih tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah, Orang orang Yahudi masih meminta tanda padahal Yesus adalah tanda itu sendiri.  Orang orang Ninive bertobat hanya karena sekali mendengar pewartaan  Yunus, sang utusan Allah, sedangkan orang orang Yahudi tidak bertobat sekalipun mereka telah mendengar secara langsung pewartaan Yesus Sang Putra Allah. Apa yang belum dilakukan Yesus? Yesus telah melakukan segalanya  melebihi apa yang dilakukan Yunus, Namun , karena ketegaran hati mereka , mereka tidak bertobat.  Seruan Yesus  ini juga ditujukan kepada kita,  Dalam keadaan biasa, mungkin seruan Yesus itu tidak terlalu terasa. Namun ketika kita sedang menghadapi masalah yang pelik, iman kita kepada Kristus mulai tergoncang. Dalam keadaan seperti ini, kita mungkin berdoa:”Tuhan , buktikan bahwa Engkau  mengasihiku, keluarkan aku dari masalah ini” Dengan berdoa seperti ini, bukanlah kita sama saja dengan orang Yahudi yang meminta tanda ? Yesus sendiri adalah tanda kasih itu. Dengan berefleksi kita akan makin bisa melihat betapa besar campur tangan Tuhan dalam hidup kita. Kita sering kali tidak percaya akan kebaikan Tuhan, karena kita kurang menyadari bahwa Ia selalu hadir bagikita, atau yang berani menegur kita, juga melalui peristiwa peristiwa hidup.

Butir permenungan.
Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih dari pada Yunus!" Luk 11: 32   Saat remaja dulu, saya hobi mendaki gunung. Bukan kebetulan, saya tinggal di kota Bujung, Sumatera Selatan, dibawah kaki Gunung Dempo yang sangat indah. Memang kebanyakan anak laki laki yang senang mendaki gunung. Terkadang , saya anak perempuan satu satunya yang ikut mendaki  gunung  bersama anak anak lak laki lainnya.  Suatu kali, saya berjalan didepan ketika mendaki, sesudah melewati batas kebun teh, saya menengaok kebelakang . Tetapi tak satupun teman saya tampak , sayapun mulai panic dan berusaha memanggil teman teman satu per satu . Setelah beberapa waktu , taka da jawaban sama sekali , rasa takut dan gelisah mulai menyerang. Saya berusaha melanjutkan perjalanan naik dengan mengikuti jalan setapak agar bisa menemukan jalan yang benar. Akhirnya saya bertemu dengan rombongan teman teman yang terpisah. Sangat lega rasanya. Kisa saya seperti kisah orang Niniwe yang bertobat sesudah mendengar pewartaan Nabi Yunus. Mereka berbalik arah dan mengikuti petunjuk ajaran Tuhan. Tuhanpun tidak jadi menghukum mereka .  Sikap orang Niniwe ini senantiasa mengingatkan kita untuk terus menerus bertobat dan berbalik dari jalan kita yang salah. Izinkanlah Tuhan untuk masuk dalam ruang hati kita , agar kita dibimbing untuk senantiasa  berjalan dijalan yang benar. Sudahkah kita melakukan pertobatan dengan sungguh sungguh?

Doa
Ya Tuhan yang mahabaik, ajarilah kami umat-Mu untuk menyadari bahwa Engkau selalu menyertai kami dalam suka dan duka, dan selalu hadir secara nyata melalui orang orang yang mencintai kita, atau yang berani menegur kita melalui peristiwa peristiwa hidup.  Amin.




Hari ini dengarkanlah suara Tuhan,  dan janganlah bertegar hati.



0 komentar:

Post a Comment