Bacaan Liturgi Kamis 24 Oktober 2019
PF S. Antonius Maria Claret, Uskup
Bacaan Pertama Rom 6:19-23
Saudara-saudara, mengingat
kelemahanmu, Aku berbicara secara manusia. Sebagaimana kalian dahulu
telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan
kedurhakaan yang
membawa kalian kepada kedurhakaan, demikianlah sekarang kalian harus
menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa
kalian kepada pengudusan. Sebab waktu
kalian menjadi hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kalian petik dari
padanya? Semuanya menyebabkan kalian sekarang merasa malu, karena
kesudahannya ialah kematian. Tetapi
sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa, dan menjadi hamba
Allah. Maka kalian memperoleh buah
yang membawa kalian kepada pengudusan, dan akhirnya hidup yang
kekal. Sebab upah dosa ialah maut;
tetapi karunia Allah ialah hidup kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Demikianlah
sabda Tuhan.
Mazmur Mzm 1:1-4.6
Berbahagialah orang, yang
menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
*Berbahagialah
orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang
tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan
pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah
hukum Tuhan,
dan
siang malam merenungkannya.
*Ia
seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah
pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
*Bukan
demikianlah orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Bait Pengantar Injil Flp 3:8-9
Segala
sesuatu kuanggap sebagai sampah, supaya aku memperoleh Kristus dan berada
dalam Dia.
Bacaan Injil Luk 12:49-53
Pada
suatu ketika Yesus bersabda kepada
murid-murid-Nya, "Aku datang
melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu
menyala! Aku harus menerima
baptisan dan betapa susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung! Kalian sangka Aku datang membawa damai ke
bumi? Bukan! Bukan damai,
melainkan pertentangan! Karena
mulai sekarang akan ada
pertentangan antara lima orang dalam satu rumah, tiga
melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka
akan saling bertentangan, bapa melawan puteranya, dan putera melawan
bapanya, ibu
melawan puterinya, dan puteri melawan ibunya, ibu mertua melawan
menantu, dan menantu melawan ibu mertuanya."
Demikianlah
sabda Tuhan.
Renungan.
Gara gara menjadi pengikut Yesus,
seorang pemudi diancam tidak akan diakui lagi sebagai anak dari orang tuannya.
Dia memang sempat bimbang antara memilih Yesus atau mengikuti kehendak orang
tuanya. Sebagai anak , dia memang menyayangi orang tuanya dan tidak ingin
kehilangan mereka. Namun dilain sisi , dia merasa terpanggil untuk menjadi
pengikut Yesus. Memang dia mengakui bahwa yang memperkenalkan dirinya dengan
Yesus itu adalah pacarnya. Tetapi setelah berusaha serius mengikuti Yesus,
rasanya dia makin mantap dan bahagia. Bahkan dia makin bisa menghayati bahwa
menjadi pengikut Yesus memang harus berani menyangkal diri dan memanggul salib.
Teladan hidup dan ajaran Yesus telah memberi kekuatan baginya. Walaupun ditolak
dan dibunuh oleh banyak orang, Yesus tetap setia kepada Bapa dan berkenan
memohonkan ampun bagi mereka, Dia pun ingin seperti Yesus dalam menyikapi
orang tuanya. Santo Paulus menggambarkan pengikut Yesus sebagai “ orang yang dipenuhi
oleh seluruh kepenuhan Allah “ Untuk memenuhi kepenuhan Allah, sumber segala
kebahagiaan itu kita harus melewati jalan yang sulit. Hal ini dialami oleh
Yesus sendiri dalam memenuhi panggilan Bapa-Nya. Dia sendiri harus bersusah
hati “ Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku,
sebelum hal itu berlangsung! Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan
pertentangan. ” Makin kita mendekat pada Allah, makin kita merasakan ada begitu banyak
pertentangan batin yang harus kita hadapi, Seorang pemudi diatas harus
menghadapi penolakan orang tuanya. Dia menghadapi resiko dikucilkan, Bagi orang
lain lagi, karena mengikuti Yesus, dia mungkin kehilangan jabatan, kekuasaan,
pengaruh, status sosial, fasilitas, harta benda, dan berbagai keuntungan
lainnya. Namun bagi orang yang telah mampu mengatasi pertentangan batinnya dan
tetap setia pada Allah, dia sungguh akan mengalami kedamaian sejati. Sebab
hanya Allah lah sumber segala kedamaian itu. Tuhan akan melakukan jauh lebih
banyak daripada apa yang kita doakan atau pikirkan asalkan kita mau berserah
kepadanya.
Butir permenungan.
Yesus bersabda “ Aku datang untuk
melempar api kebumi dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala ” Orang
yang tidak mengerti dengan baik pernyataan ini akan salah tanggap dan bisa saja
mengatakan kalau Yesus itu jahat. Orang bisa juga berpikir bahwa Yesus akan
melempari bumi dengan api sehingga segala isinya hancur dan hangus. Padahal
yang dimaksud Yesus dengan api itu adalah Sabda - Nya ke bumi ini supaya
manusia terbakar dengan semangat cinta kasih-Nya. Yesus ingin agar Sabda
- Nya memenuhi bumi dengan segala isinya. Dan kalau itu sudah terjadi, maka
dibumi akan tercipta damai dan kasih. Memang Yesus datang untuk membawa damai,
tetapi damai itu bukan damai lahiriah, berupa ketenangan murahan yang
diperoleh secara gampangan. Damai itu adalah damai batiniah hasil dari
perjuangan dan pergulatan menempuh jalan kebenaran. Damai itu berupa ketenangan
jiwa yang sangat mendalam karena orang terbebas dari segala macam kesalahan dan
dosa. Damai seperti itu memang sudah dialami di bumi oleh orang yang percaya
kepada Yesus , tetapi masih terbatas dan baru akan dinikmati penuh didunia yang
akan datang. Karena itu, sebagai pengikut Kristus sudah seharusnya kita
terus berjuang membela kebenaran dan menciptakan damai. Yesus sudah melemparkan Sabda - Nya
kedalam hati kita masing masing. Pertanyaannya, apakah Sabda-Nya itu
sudah membakar hati kita ? Dengan kata lain apakah Sabda Tuhan yang kita
dengarkan itu telah membuat kita berubah dalam segala hal ? Apakah watak
kita yang keras sudah menjadi halus? Apakah hati kita yang dipenuhi
dengan dendam dan benci sudah berubah menjadi hati yang pemaaf dan gampang
mencintai ? Mari kita temukan jawabannya dalam hati kita masing
masing.
Doa
Ya Tuhan Yesus , syukur kepada-Mu karena Engkau telah mengobarkan api
kasih-Mu kepada kami , Semoga kasih - Mu tetap menyala dan menyinari hidup
harian kami yang penuh tantangan dan perjuangan. Sehingga kami tidak pernah
berputus asa .Sebaliknya , kami mampu melakukan yang terbaik bagi
kemuliaan – Mu . Yesus berkatilah kami , nyalakanlah api kasih – Mu dalam diri
kami sehingga kami senantiasa memilih Engkau dalam hidup kami, Amin
Segala sesuatu kuanggap sebagai
sampah, supaya aku memperoleh Kristus dan berada dalam Dia.
0 komentar:
Post a Comment