July 10, 2017

RENUNGAN HARIAN (SELASA 11 JULI 2017 )

Bacaan Liturgi Selasa  11 Juli 2017
PW S. Benediktus, Abas

Bacaan Pertama  Kej 32:22-32
Pada suatu malam Yakub bangun dan membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya. Ia menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok. Sesudah menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya. Lalu tinggallah Yakub seorang diri.
Maka terjadilah: seorang laki-laki bergulat dengan Yakub sampai fajar menyingsing. Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkan Yakub, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi itu terpelecok,
ketika Yakub bergulat dengan orang itu. Lalu kata orang itu, "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub, "Aku tidak akan membiarkan dikau pergi, jika engkau tidak memberkati aku." Bertanyalah orang itu kepadanya, "Siapakah namamu?" Sahutnya, "Yakub." Lalu kata orang itu, "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."
Bertanyalah Yakub, "Katakanlah juga namamu." Tetapi sahutnya, "Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Yakub di situ.
Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya, "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi aku tetap hidup!" Ketika meninggalkan Pniel, Yakub melihat matahari terbit; Yakub pincang karena terkilir sendi pangkal pahanya.
Sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutup sendi pangkal paha, karena sendi pangkal paha Yakub telah dipukul, yaitu pada otot pangkal pahanya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 17:1.2-3.6-7.8b.15
Dalam kebenaran aku akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan.
*Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang jujur, perhatikanlah seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
*Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: kiranya mata-Mu melihat apa yang benar. Bila Engkau menguji hatiku; bila Engkau memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka tidak suatu kejahatan pun Kautemukan.
*Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah;  sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.  Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.

*Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu. Dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Bait Pengantar Injil  Yoh 10:14
Aku ini gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku,
dan domba-domba-Ku mengenal Aku.

Bacaan Injil  Mat  9:32-38
Pada suatu hari dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Setelah setan diusir, orang bisu itu dapat berbicara. Maka heranlah orang banyak, katanya, "Hal semacam ini belum pernah dilihat orang di Israel!" Tetapi orang Farisi berkata, "Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan." Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa;
Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan mewartakan Injil Kerajaan Surga
serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu
tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya, "Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Adakah diantara kita yang tidak mengeluh satu hari saja? Tentu ada banyak. Namun sangat sulit dijumpai pribadi yang dalam keseharian tidak pernah mengeluh. Mulai bangun pagi sampai akan tidur malam, hari hari hidup kita, dihiasi dengan keluhan keluhan. Soal suamilah, anaklah, pacarlah, menantulah, mertualah, di komunitas doa terlambatlah, soal pekerjaanlah, tugaslah, dan macam macam.
Mengeluh membuat kita tidak mampu melihat keindahan hidup, juga membuat kita tidak peduli akan sesama, disekitar kita. Kalau toh kita berbuat baik kepada sesama, akan berakhir pula dengan keluhan. Bahkan yang lebih tragis, karena mengeluh yang berkepanjangan membuat kita enggan lagi melanjutkan hidup ini.
Namun, kalau menilik apa yang dilakukan  Yesus, sungguh sangat berbeda. Dia  selalu berhadapan dengan banyak orang yang membutuhkan perhatian dan pertolongan-Nya. Orang orang selalu mendesak Dia untuk melakukan mukzijat. Juga ada orang orang yang selalu iri pada-Nya dan menolak serta memusuhi Dia. Akan tetapi, Yesus tidak pernah mengeluh, bahkan Dia memberikan lebih banyak perhatian pada mereka.  Yesus mampu berbuat demikian  karena tujuan hidup-Nya bukan untuk menjadi orang baik dan bersenang senang , tetapi Dia hanya ingin   melakukan kehendak Bapa-Nya. Karena itu , yang selalu terlihat dalam diri-Nya adalah Yesus yang bahagia dan bersemangat. Yesus juga menghendaki agar semakin banyak orang yang mau mengikuti bentuk pelayan cinta dan belas kasih-Nya.

Butir permenungan.
Kita belum biasa mempunyai cara pikir seperti itu, bahwa tujuan hidup kita adalah melaksanakan kehendak Allah Bapa, atau melakukan ajaran Yesus , mencintai dan berbelas kasih. Kita bisa berpikir, “Saya harus jadi orang baik, saya  harus menyayangi istri, saya  harus berbakti  kepada suami, saya harus rajin bekerja.”  Tetapi semua yang baik itu pasti akan berakhir dengan keluhan lagi. Sementara kalau kita berprinsip “melakukan ajaran Yesus” dengan melakukan semua itu tadi, maka hidup kita akan bahagia. Karena kita tidak memikirkan sikap atau reaksi orang atas perbuatan baik yang kita lakukan, tetapi yang ada dalam benak kita hanyalah “ Saya sedang melaksanakan ajaran Yesus”

Doa.

Ya Yesus yang mahabaik, bantulah kami umat-Mu untuk berani bangkit menjadi manusia baru dengan sepenuhnya melaksanakan ayaran-Mu . Amin.


Aku ini gembala yang baik, sabda Tuhan; 
Aku mengenal domba-domba-Ku,
dan domba-domba-Ku mengenal Aku.


0 komentar:

Post a Comment