July 31, 2017

RENUNGAN HARIAN ( SELASA 1 AGUSTUS 2017 )

Bacaan Liturgi Selasa  1 Agustus 2017
PW S. Alfonsus Maria de Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  Kel 33:7-11;34:5b-9.28
Waktu Israel ada di padang gurun, Musa mengambil sebuah kemah dan membentangkannya jauh di luar perkemahan. Kemah itu diberi nama Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari Tuhan, pergi ke Kemah Pertemuan itu di luar perkemahan. Apabila Musa pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah itu. Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah lalu berbicaralah Tuhan dengan Musa di sana.
Setelah seluruh bangsa melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah,
maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya. Dan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka
seperti orang yang berbicara dengan temannya. Kemudian kembalilah Musa ke perkemahan. Tetapi Yosua bin Nun, hambanya, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu. Pada suatu hari, pagi-pagi benar, Musa naik ke Gunung Sinai. Ia menyerukan nama Tuhan. Tuhan lewat di depan Musa sambil berseru, "Tuhan adalah Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya; rahmat dan kesetiaan-Nya berlimpah-limpah. Ia meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, Ia mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa.
Tetapi orang yang bersalah tidak sekali-kali Ia bebaskan dari hukuman.
Dan kesalahan bapa akan dibalaskan-Nya kepada anak-anak dan cucunya,
sampai keturunan yang ketiga dan keempat." Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah, serta berkata, "Jika aku mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami. Sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang berkeras kepala,
tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami. Ambillah kami menjadi milik-Mu."
Musa berada di sana bersama-sama Tuhan empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tanpa makan roti dan tanpa minum air. Dan seluruh perjanjian, yakni Kesepuluh sabda, dituliskannya pada loh batu.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 103:6-13
Tuhan itu pengasih dan penyayang.
*Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel. *Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus-terusan Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam. *Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan, atas orang-orang yang takut akan Dia! *sejauh timur dari barat,
demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.

Bacaan Injil Mat  13:36-43
Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya:, "Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu." Yesus menjawab, "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!"
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Hari ini para murid memohon penjelasan kepada Yesus tentang perumpamaan lalang diladang. Yesus memberikan jawaban bahwa ladang adalah dunia , benih gandum yang ditaburkan oleh-Nya dan benih lalang adalah iblis. Pada akhirnya, lalang akan dicampakkan dan dibakar dalam tanur api abadi., sedangkan gandum gambaran orang orang benar , akan bercahaya bagai matahari dalam Kerajaan Surga.
Lalang, ilalang atau alang alang adalah sejenis rumput yang acap kali menjadi gulma yaitu tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan karena akan menurunkan hasil produksi.Lalang yang dibiarkan pasti akan mendominasi dan menutupi ladang itu. Kita bisa membayangkan betapa jahatnya lalang yang hidup diantara gandum, tanaman produktif untuk kebaikan ini.
Dalam perumpamaan , gandum dan lalang tumbuh bersama sama, Yesus melarang mencabut lalang karena gandum dalam bahaya ikut tercabut. Lalu strategi apa agar “gandum” kuat dan  tetap produktif sebagai saksi kebenaran iman , meski hidup diantara “ lalang “ ? Namun tidak ada yang mustahil dihadapan Allah . Bersama kehendak Allah, lewat kesaksian iman umat, lalang penghalang dapat berbalik menjadi alat Juru Selamat .  “Tuhan , Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya” (Kej 34.6) Panjang sabar , Tuhan memberi waktu panjang agar yang jahat bertobat, Santo Paulus juga mengalami tranformasi dari musuh menjadi tangan kanan Allah.
Maka kita harus benar benar menjadi anak anak Kerajaan yaitu umat yang selalu mencari  Tuhan dan kehendak-Nya  dan bersama Musa Baru yaitu Yesus Kristus , hidup dalam “Kemah Pertemuan” iman , dalam Sabda dan Ekaristi . Disinilah kita menjadi orang kuat  karena Sabda itu bekerja dalam diri orang yang percaya. Ekaristi membangun relasi dengan sumber hidup ke-Allah-an Yesus yang menggerakkan Cinta Ilahi pada kita.
Hari ini kita memperingati Santo Alfonsus Maria de Ligouri seorang Uskup dan Pujangga Gereja . Dimasa mudanya , ia kerap bersama ayahnya yang saleh pergi menjalani retret .Mereka mengundurkan diri dari aneka kesibukan untuk mencari kehendak Tuhan. Maka perlakuan buruk justru menjadi ujian dan tantangan untuk terus maju dalam cita cita mengabdi Allah dalam diri sesama.

Butir permenungan.
Sebagai rohaniwan , ia membaktikan dirinya untuk melayani orang sakit , membina para pemuda yang gelandangan, rajin mendengarkan pengakuan dosa dan memberikan bimbingan para pasutri. Pada usia 66 tahun ia ditunjuk menjadi Uskup di Agata.
Kita dapat belajar dari kisah hidup Santo Alfonsus . Berdoa dan mendengarkan suara Tuhan sangatlah penting. Apapun persoalan kita , jangan pernah meninggalkan Tuhan. Datanglah kepada Tuhan. Ia akan memberikan petunjuk dan ketenangan bagi kita seperti yang dikatakan Yesus hari ini “ Jika kamu mempunyai telinga , hendaklah mendengar”

Doa.
Ya Tuhan, kami berdoa bagi mereka yang hidup dalam ke putusasa an Semoga mereka berani mendengarkan suara –Mu yang menyapa mereka . Amin.




*Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus-terusan Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.

0 komentar:

Post a Comment