Kalender Liturgi Selasa 04 Jul 2023
PF S. Elisabet dari Portugal
Warna Liturgi: Hijau
Antifon pembuka
Mataku tertuju kepada kasih setia-Mu,dan aku hidup dalam kebenaran-Mu. Bebaskanlah aku dan kasihnilah aku.
Doa kolekta
Allah Bapa yang Maharahim, Engkau menghendaki keselamatan kami dengan mengingatkan kami bila kami berada di jalan yang keliru. Semoga kami tekun dan berdaya tahan untuk berada di jalan yang Kau tunjukkan dalam perjuangan hidup kami. Dengan perantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus , Putra-Mu , yang Hidup dan Berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus Allah sepanjang segala masa.
Bacaan I Kej 19:15-29
Pada suatu pagi, di saat fajar menyingsing dua malaikat
Tuhan mendesak Lot, agar segera berangkat, katanya, "Bangunlah,
bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau
jangan sampai mati lenyap karena kedurjanaan kota ini." Ketika Lot
berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan kedua anaknya dipegang oleh
kedua orang itu, sebab Tuhan hendak mengasihani dia. Lalu kedua
orang itu menuntunnya ke luar kota dan
melepaskannya di sana. Kemudian berkatalah salah seorang dari mereka,
"Larilah, selamatkanlah dirimu. Janganlah
menoleh ke belakang, dan janganlah
berhenti di mana pun di Lembah Yordan. Larilah ke pegunungan,
supaya engkau jangan mati binasa." Kata Lot
kepada mereka, "Janganlah kiranya demikian, Tuanku. Sungguh,
hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di
hadapanmu, dan Tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan
memelihara hidupku. Tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, aku pasti
tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku. Lihatlah di
sana ada kota yang cukup dekat, kota itu kecil! Izinkanlah aku
lari ke sana. Bukankah kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara."
Sahut malaikat
itu kepadanya, "Baiklah, permintaanmu ini pun kukabulkan.
Kota yang kau sebut itu takkan
kujungkirbalikkan! Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau
sampai ke sana." Itulah sebabnya
nama kota itu disebut Zoar. Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba
di Zoar. Kemudian Tuhan menurunkan hujan belerang dan api dari langit atas Sodom
dan Gomora. Api itu berasal dari Tuhan. Tuhan
menunggangbalikkan kota-kota itu,
dan seluruh Lembah Yordan serta semua penduduk
kota dan tumbuh-tumbuhan di ladang. Tetapi isteri
Lot yang berjalan di belakang suaminya,
menoleh ke belakang, lalu berubahlah
ia menjadi tiang garam. Pagi-pagi Abraham pergi ke tempat ia berdiri di
hadapan Tuhan. Ia memandang ke arah Sodom
dan Gomora serta ke
seluruh tanah Lembah Yordan. Maka dilihatnya asap dari bumi membumbung ke
atas sebagai asap dari dapur peleburan. Pada waktu
Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan
menunggang balikkan kota-kota kediaman Lot, Allah ingat
akan Abraham, sehingga Ia menyelamatkan Lot dari
tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan-Nya itu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Tanggapan Mzm 26:2-3.9-10.11-12
Ya
Tuhan, mataku tertuju kepada kasih setia-Mu.
*Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku; selidikilah
batinku dan hatiku.
Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup
dalam kebenaran-Mu.
*Janganlah mencabut nyawaku bersama-sama orang
berdosa, atau memotong hidupku bersama-sama penumpah darah, yang pada tangannya
melekat perbuatan mesum, dan tangan kanannya menerima suapan.
*Tetapi aku ini hidup dalam ketulusan; bebaskanlah
aku dan kasihilah aku. Kakiku berdiri di tanah yang rata; aku mau memuji Tuhan dalam jemaat.
Bait
Pengantar Injil Mzm 129:5
Aku menanti-nantikan Tuhan, Jiwaku mengharapkan
sabda-Nya.
Bacaan Injil Mat 8:23-27
Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu, dan
murid-murid-Nya mengikuti Dia. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau
itu, sehingga perahu ditimbus gelombang. Tetapi Yesus
tidur. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya, "Tuhan,
tolonglah, kita binasa!" Yesus berkata kepada mereka, "Mengapa
kalian takut, hai orang yang kurang percaya!" Lalu bangunlah
Yesus menghardik angin dan danau.
Maka danau menjadi teduh sekali. Dan heranlah
orang-orang itu, katanya, "Orang apakah Dia ini, sehingga angin
dan danau pun taat kepada-Nya?"
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan.
Berbicara tentang doa permohonan , kita memiliki aneka macam doa permohonan . Dalam doa permohonan itu, kita semua sering mohon dijauhkan dari segala kesulitan yang akan mengganggu kenyamanan hidup kita. Kita ingin agar setiap kali dijauhkan dari apa pun yang kelak memiliki potensi menggagalkan segala rancangan hidup kita. Akan tetapi, rancangan kita ternyata berbeda sekali dengan “rancangan” alam semesta serta rancangan Tuhan. Berapa kali dalam hidup kita , badai kehidupan datang melanda kita sehingga hidup kita menjadi tidak lagi senyaman yang kita idam idamkan ? Lagi pula sepertinya doa atau keinginan agar kita dijauhkan dari segala bahaya dalam hidup ini, bukan termasuk doa permohonan yang “berkenan” di hati Tuhan. Dalam Injil hari ini , Yesus sepertinya sengaja membuat para murid menjadi panik m karena datangnya badai ketika mereka sedang berlayar melintasi Danau Galilea. Saat itu Yesus malah tidur dan membiarkan para muridnya mengalami ketakutan yang luar biasa. Dan ketika bangun , Yesus justru menegur keraguan iman mereka akan diri-Nya. Rupanya Yesus menjadikan saat itu sebagai moment untuk memberi pembelajaran kepada murid-Nya tentang apa artinya beriman dan percaya kepada-Nya. Beriman kepada Yesus bukanlah berdasar pada keyakinan bahwa badai dan kesulitan hidup akan ditiadakan bagi mereka yang percaya. Yesus tidak pernah menjanjikan hal itu kepada kita. Akan tetapi , Dia menjanjikan bahwa didalam situasi apa pun hidup kita , Dia akan senantiasa ada bersama kita. (bdk Mat 28:20) Dalam Kitab Amsal (3:1-8), penulis mengingatkan kita agar senantiasa percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dan tidak mengandalkan pada kekuatan kita sendiri. Kita perlu kembali belajar menjadi murid yang dengan rendah hati mau menyadari bahwa sebagai orang beriman , kita tidak akan mampu hanya mengandalkan hikmat kita sendiri dalam memahami dan menjalani hidup ini. Kita membutuhkan hikmat dan pengertian dari Tuhan sendiri yang akan memimpin hidup kita (Ams 4:11-12). Dengan sikap seperti itu , apapun situasi yang saat itu melanda hidup kita , bahkan jika ada badai yang maha dahsyat , kita tetap yakin dan tidak berpaling dari pada-Nya.
Butir
permenungan.
Nabi Yeremia menulis: ‘Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!” (Yer 17:5). Disaat sulit , janganlah mengandalkan diri sendiri, tapi datanglah kepada Tuhan untuk memohon bantuan-Nya. Untuk itu yang diperlukan dari kita hanyalah iman dan kepercayaan. Pemazmur (Mzm 55:23) mengingatkan kita : “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” Janji Tuhan ini berlaku bagi siapapun yang mengasihi Dia dengan iman yang teguh.
Doa.
Ya Tuhan, “Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat
tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, sungguh Engkau telah
menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. “
Aku menanti-nantikan
Tuhan, Jiwaku mengharapkan
sabda-Nya.
0 komentar:
Post a Comment