Kalender Liturgi Senin 20 Maret 2023
Hari
Raya Santo Yusuf
Warna Liturgi: Putih
Antifon Pembuka
Dialah hamba yang setia dan bijaksana , yang diangkat Tuhan menjadi kepala keluarga-Nya.
Doa Kolekta.
Allah Bapa Mahakuasa, Engkau telah menyerahkan awal misteri keselamatan kepada
Santo Yusuf untuk dijaganya dengan setia, Kami mohon semoga berkat doanya,
Gereja-Mu selalu membantu mewujudkan karya penyelamatan-Mu itu. Dengan perantaraan Tuhan kami, Yesus
Kristus Putra-Mu yang Hidup dan Berkuasa
bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus , Allah sepanjang masa.
Bacaan I
2Sam 7:4-5a.12-14a.16
Pada suatu malam datanglah
firman Tuhan kepada Natan, "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah
firman Tuhan: Apabila umurmu sudah genap, dan engkau telah mendapat
istirahat bersama nenek moyangmu, Aku akan membangkitkan keturunanmu yang
kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, dan Aku akan
mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Keluarga dan
kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan
kokoh untuk selama-lamanya."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Tanggapan Mzm 89:2-3.4-5.27.29
Anak
cucunya akan lestari untuk selama-lamanya.
*Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak
menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun. Sebab
kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu
tegak seperti langit.
*Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian
dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk
selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
*Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah
Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.
Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia
dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang
teguh."
Bacaan II Rom 4:13.16-18.22
Saudara-saudara, Bukan karena
hukum Taurat Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka
akan memiliki dunia, tetapi karena
kebenaran atas dasar iman. Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka. Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi
semua keturunannya, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi
juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita
semua, seperti ada tertulis, "Engkau
telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa." Kepada Allah itulah Abraham percaya, yaitu Allah
yang menghidupkan orang mati dan yang dengan firman-Nya menciptakan
yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh
berharap dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, sebab Allah telah berfirman kepadanya, "Begitu banyaklah nanti keturunanmu." Dan
hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan.
Bait
Pengantar Injil Mzm 84:5
Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang
memuji-muji Engkau tanpa henti.
Bacaan
Injil Mat 1:16.18-21.24a
Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Sebelum
Kristus lahir, Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf.
sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf
suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka
umum, ia bermaksud menceraikannya dengan
diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan
berkata, "Yusuf, anak Daud, janganlah
engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak
yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan
melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah
yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Sesudah bangun
dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat
Tuhan itu
kepadanya.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan.
Peristiwa mengandungnya Maria merupakan peristiwa panggilan Yusup . Dia bukan sekedar pelengkap , tetapi terlibat langsung pada karya keselamatan. Awalnya , Yusup yang disebut sebagai orang benar itu tidak ingin mempermalukan tunangannya. Jadi, dia berencana menceraikan Maria secara diam diam , Tetapi, mendiamkan begitu saja kasus Maria, juga tidak benar. Peristiwa aib tidak boleh dibiarkan begitu saja. Desakan berbagai rencana ini sungguh membingungkan dirinya. Dalam kebingungan itulah , suara Allah hadir, menjelaskan jati diri anak yang dikandung Maria. Dia beriman dan menerima penjelasan itu, lalu memberi nama anak itu Yesus. Tindakan ini memiliki arti memasukkan Yesus dalam garis keturunan Daud. Itulah bentuk awal keterlibatannya. Selanjutnya dia harus senantiasa menjaga imannya , menjaga kemurnian Maria dan menjaga Yesus . Jawaban Maria “ Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan –Mu itu” kini juga menjadi jawaban Yusuf.. Kita pun dipanggil untuk terlibat langsung dalam karya keselamatan Allah . Untuk itu, kita menjadi guru , pegawai negeri , pegawai bank, ibu rumah tangga, mahasiswa biasa, atau seorang murid sekolah SMA. Lewat karir baik yang kita jalani, Allah mau melibatkan kita dalam menyelamatkan dunia. Selanjutnya , seperti Yusuf, saat kita menyatakan Ya, maka ada saja yang harus kita perjuangkan.Misalnya , begitu Ya menjadi guru, maka dikelas ada anak yang sangat membutuhkan perhatian . Saat itulah seorang guru sedang bertaruh panggilannya , mau memperhatikan masalah itu atau mengabaikannya. Seperti Yusuf ketika menyatakan Ya pada rahmat, maka dia harus melarikan Maria dan Anaknya ke Mesir , demi keselamatan mereka. Kita pun seperti Yusuf. Syukurlah , bukan hanya tanggung jawab, tetapi juga rahmat menyertai kita. Ada berbagai macam bentuk rahmat-Nya , seperti saat ditegur, dikuatkan , atau mendapat perlindungan-Nya. Rahmat harus kita andalkan , agar mengarahkan tindakan. Untuk itu , kita harus belajar mengatakan , “Aku ini hamba Tuhan , terjadilah padaku menurut perkataanmu, itu.” Saat kita belajar meresapi kalimat itu maka panggilan Maria dan panggilan Yusuf adalah panggilan kita juga. Panggilan untuk menjadi hamba-Nya.
Butir permenungan.
Dalam kisah perikop ini kita mengagumi pribadi Yusuf yang tulus hati . Ia tidak mementingkan harga dirinya , melainkan mengarahkan dirinya pada keselamatan Maria dan Anaknya. Selain itu , Yusuf adalah pribadi yang sangat peka akan bisikan Tuhan melalui malaikat dalam hidupnya. Ketulusan hati dan kepekaan akan bisikan Tuhan inilah yang memampukan Yusuf turut berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah dalam diri Yesus. Kita bersama sama merayakan masa Pra Paskah , masa penantian kita untuk menyambut kebangkitan Sang Juru Selamat kita. Dalam penantian ini, kita perlu belajar dari Yusuf untuk menjadi pribadi yang tulus dan peka akan bisikan Tuhan dalam pelayanan kita bagi keluarga kita dan sesama. Menjadi pribadi yang tulus , menjadikan kita damai dan tetap bersuka cita dalam pelayanan, ketika pelayanan kita tidak dimengerti, ditolak, dan tidak ada ucapan terima kasih yang ditujukan kepada kita. Menjadi pribadi yang peka akan bisikan Tuhan, menjadikan segala yang kita lakukan dalam pelayanan, senantiasa dibimbing oleh Tuhan. Dengan bimbingan Tuhan kita akan menemukan jalan yang baik dalam hidup dan pelayanan kita keselamatan keluarga kita dan sesama. Untuk hal ini , betapa pentingnya kita mengusahakan saat saat hening untuk berelasi dengan Tuhan dalam kehidupan kita.
Doa.
Ya
Tuhan mampukanlah kami untuk mengubah keadaan sulit dalam hidup kami menjadi berkat bagi kami dan
bagi semua orang. Amin.
Berbahagialah
orang yang diam di rumah-Mu, yang
memuji-muji Engkau tanpa henti.
0 komentar:
Post a Comment