Antifon Pembuka
Percayakanlah hidupmu kepada Tuhan dan bergembIralah karena Tuhan, maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu.
Doa
Kolekta
Allah Bapa Mahasetia, Engkau tidak pernah meninggalkan umat-Mu, Utuslah Roh-Mu mendampingi kami pada saat kesesakan dan kesulitan hidup kami. Dengan perantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus Putra-Mu yang Hidup dan Berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus , Allah sepanjang masa.
Bacaan Liturgi Selasa 21 Februari 2023
PF S. Petrus Damianus, Uskup dan
Pujangga Gereja
Bacaan Pertama Sir 2:1-11
Anakku,
jika engkau mau mengabdi kepada Tuhan, bersiap-sedialah menghadapi pencobaan. Tabahkanlah
dan teguhkanlah hatimu. Jangan
gelisah pada waktu malang. Berpautlah
kepada Tuhan, jangan berpaling dari pada-Nya, supaya
engkau dijunjung tinggi pada akhir hidupmu. Terimalah
saja apa pun yang menimpa dirimu
dan hendaklah sabar dalam segala perubahan kehinaanmu. Sebab emas diuji di dalam api, tetapi orang yang dikasihi Tuhan diuji
dalam kancah penghinaan. Percayalah
pada Tuhan maka Iapun menghiraukan dikau, ratakanlah
jalanmu dan berharaplah kepada-Nya. Kalian
yang takut akan Tuhan nantikanlah
belas kasihan-Nya dan jangan menyimpang, supaya
kalian jangan terjatuh. Kalian yang
takut akan Tuhan, percayalah pada-Nya, niscaya
kalian tidak akan kehilangan ganjaran. Kalian
yang takut akan Tuhan, harapkanlah
yang baik, sukacita kekal dan belas kasihan. Ingatlah
akan angkatan yang sudah-sudah, dan perhatikanlah
pernahkah Tuhan
mengecewakan orang yang berharap kepada-Nya?
Pernahkah Tuhan
meninggalkan orang yang tekun bertakwa? Pernahkah
Tuhan tidak menghiraukan orang yang
berseru kepada-Nya? Sungguh, Tuhan
itu pengasih dan penyayang. Ia
mengampuni dosa dan menyelamatkan di waktu kemalangan.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Mzm 37:3-4.18-19.27-28.39-40
Percayakanlah hidupmu kepada
Tuhan, dan Ia akan bertindak.
*Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah
setia; bergembiralah karena
Tuhan; maka Ia akan memenuhi
keinginan hatimu.
*Tuhan mengetahui hari hidup orang saleh, dan
milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya; mereka tidak akan mendapat malu
sewaktu ditimpa kemalangan,
dan pada hari-hari kelaparan mereka akan menjadi kenyang.
*Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau memiliki tempat tinggal
yang abadi; sebab Tuhan mencintai
kebenaran, dan tidak meninggalkan
orang-orang yang dikasihi-Nya. Orang-orang
yang berbuat jahat akan binasa dan
anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.
Bait Pengantar Injil Gal 6:14
Tiada
yang kubanggakan, selain salib Tuhan. Karenanya
dunia tersalib bagiku dan aku bagi dunia.
Bacaan Injil Mrk 9:30-37
Pada
suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya melintasi Galilea. Yesus tidak mau hal itu diketahui
orang, sebab Ia sedang mengajar
murid-murid-Nya. Ia berkata
kepada mereka, "Anak Manusia
akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan
mereka akan membunuh Dia. Tetapi
tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit.
"
Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun
segan menanyakannya kepada Yesus. Kemudian
Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum. Ketika
sudah berada di rumah Yesus
bertanya kepada para murid itu, "Apa
yang kalian perbincangkan tadi di jalan?" Tetapi mereka diam saja, sebab di tengah jalan tadi mereka
mempertengkarkan siapa yang
terbesar di antara mereka. Lalu
Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka, "Jika seseorang ingin menjadi
yang terdahulu, hendaklah ia
menjadi yang terakhir dari semuanya dan
menjadi pelayan semuanya." Yesus
lalu mengambil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka. Kemudian Ia memeluk anak itu dan
berkata kepada mereka, "Barangsiapa
menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku, ia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku,
sebenarnya bukan Aku yang mereka terima, melainkan
Dia yang mengutus Aku."
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan.
Perdebatan tentang siapa yang terbesar tampaknya sering terjadi dalam kehidupan manusia, Orang yang satu menganggap diri lebih kuat, lebih pintar, lebih kaya dari orang orang lain. Karena setiap orang merasa lebih unggul daripada yang lainnya, maka terjadilah persaingan yang tidak sehat, yang bahkan berlanjut dengan tawuran, perang saudara dan lain lain. Tampaknya jarang sekali orang berebut menjadi pelayan, tetapi lebih senang menjadi orang terkemuka yang selalu dilayani, yang selalu mau dihormati. Tidak heran kalau orang lebih suka mengikuti acara makan makan dari pada acara bakti sosial. Mental seperti ini tentu sangat bertentangan dengan nilai Injil. Pada hari ini Yesus dengan sangat baik mengajarkan kita tentang hal ini. Kita diminta untuk bersikap rendah hati dan menjadi pelayan yang siap menerima siapa saja baik yang kecil , yang terpinggirkan , yang papa, maupun mereka yang dianggap berpengaruh oleh masyarakat. Kita berlomba lomba untuk menjadi pelayan bagi sesama, membantu sesama yang tidak berdaya, menghibur mereka yang putus asa. Kita harus siap menerima mereka yang sangat tidak diperhatikan oleh masyarakatnya. Dengan berbuat demikian , kitalah yang terbesar diantara semua yang ada. Bagaimana sikap kita terhadap sesama yang menderita, yang tersisihkan, yang dianggap sampah masyarakat? Apakah kita hanya siap dilayani orang lain? Atau kita hanya siap melayani orang tertentu saja? Atau siap melayani siapa saja yang membutuhkan?
Butir
permenungan.
Godaan masih juga membayangi pikiran murid murid Yesus. Siapa yang terbesar diantara mereka berdua belas ? Sepanjang jalan mereka ramai menggunjingkan hal ini . Ketika Yesus menanyakan soal apa yang sedang dipermasalahkan , mereka justru diam . Betapa sedih hati Sang Guru . Baru saja Dia membeberkan kepada para murid-Nya mengenai risiko perjuangan – Nya dalam mewartakan Kerajaan Allah, yakni ditangkap , dianiaya dan dibunuh secara keji , namun , para murid tampaknya lebih tertarik pada godaan duniawi , siapa yang terbesar diantara mereka .Menghadapi situasi seperti itu, Yesus lalu memberikan ajaran ini : “ Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu , hendaknya ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya” Paradoks ini semakin dipertajam oleh Yesus dengan menampilkan seorang anak kecil yang sering kali kurang diperhatikan . “ Barang siapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku , bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku,” Ajaran Yesus ini sangat bertentangan dengan ambisi dan mentalitas para murid Yesus yang kurang nalarnya, dan karena itu kurang paham maksud pernyataan Yesus itu. Di tengah dunia modern sekarang ini , kita masih saja dihadapkan pada persoalan “siapa yang terbesar” di dalam kehidupan menggereja. Godaan ini dapat membuat kita lalai terhadap tugas dan panggilan kita sebagai murid Yesus. Hendaknya setiap kali godaan itu muncul , kita kembali memandang Yesus yang rela menderita dan wafat di kayu salib sebagai seorang hamba.
Doa.
Ya Tuhan
yang mahabaik, jadikanlah kami umat-Mu menjadi pelayan-Mu, pelayan sesama dan
jauhkanlah dari diri kami keinginan untuk dilayani , dan mampukanlah kami untuk rendah
hati dan memiliki semangat pelayanan seperti Engkau agar kami layak
dihadapan-Mu . Amin.
Tiada
yang kubanggakan, selain salib Tuhan. Karenanya
dunia tersalib bagiku dan aku bagi dunia.
0 komentar:
Post a Comment