Antifon Pembuka
Setiap hari aku hendak memuji
Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selamanya.
Doa
Kolekta
Allah Bapa Mahakuasa, Engkau telah mempermuliakan Yesus,Kristus dihadapan para murid, kami memohon pertolongan rahmat-Mu agar seperti para leluhur yang berani mengandalkan Dikau kami pun mendengarkan Sabda Putra-Mu dengan penuh iman, Sebab Dialah Tuhan kami, Yesus Kristus Putra-Mu yang Hidup dan Berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus , Allah sepanjang masa.
Bacaan Liturgi Sabtu 18 Februari 2023
Bacaan Pertama Ibr 11:1-7
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.
Karena
iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak
ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia
memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang
berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus
percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang
sungguh-sungguh mencari Dia. Karena
iman, maka Nuh -- dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan --
dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena
iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai
dengan imannya.
Mazmur
Mzm 145:2-3.4-5.10-I1
Ya Tuhan,aku hendak memuji nama-Mu
selama lamanya.
Setiap
hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya
dan selamanya. Besarlah Tuhan dan sangat
terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terselami.
Angkatan
demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung dan
perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
Segala
yang Kau jadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan dan orang orang yang
Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan Kerajaan-Mu dan
akan membicarakan Keperkasaan-Mu
Bait pengantar Injil.
Langit
terbuka dan terdengarlah suara Bapa, “Inilah Anak-Ku terkasih dengarkanlah Dia”
Bacaan Injil Mrk 9:2-13
Pada
suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara. Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus
dan Yohanes, dan bersama mereka
naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di
situ mereka sendirian saja. Lalu
Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan
pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sanggup mengelantang pakaian
seperti itu. Maka nampaklah
kepada mereka Elia dan Musa yang
sedang berbicara dengan Yesus. Lalu
Petrus berkata kepada Yesus, "Rabi,
betapa bahagianya kami berada di sini.
Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu
untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Petrus berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus
dikatakannya, karena mereka
sangat ketakutan. Maka datanglah
awan menaungi mereka dan dari
dalam awan itu terdengar suara, "Inilah
Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia." Dan sekonyong-konyong, waktu memandang
sekeliling mereka tidak lagi
melihat seorang pun kecuali Yesus
seorang diri. Pada waktu mereka
turun dari gunung itu, Yesus
berpesan, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari
antara orang mati. Mereka
memegang pesan tadi sambil
mempersoalkan di antara mereka apa
yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati." Lalu mereka bertanya kepada Yesus, "Mengapa ahli-ahli Taurat
berkata, bahwa Elia harus datang
dahulu?" Yesus menjawab, "Memang Elia akan datang dahulu
dan memulihkan segala sesuatu. Tetapi
bagaimanakah halnya dengan Anak Manusia? Bagaimana
tertulis bahwa Ia akan banyak menderita dan
akan dihinakan? Tetapi Aku
berkata kepadamu, Memang Elia
sudah datang dan orang
memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai
dengan yang tertulis tentang dia."
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan.
Surat Ibrani yang dibacakan dalam misa hari ini mengatakan bahwa iman adalah dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat . Iman memang membuat kita mampu senantiasa berharap karena kita yakin bahwa Allah tidak pernah akan membiarkan kita sendirian . Namun apakah arti iman sebagai bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat? Dalam film “Quo Vadis” diperlihatkan keberanian umat Kristiani awal ketika harus menghadapi kematian demi iman dan dijadikan makanan binatang buas. Itu terjadi di stadion Nero, sebagai tontonan rakyat. Umat Kristiani yang sudah diujung kematian sebagai martir itu tidak menjadi ketakutan , Sebaliknya , mereka dengan gagah berani justru menyanyikan lagu lagu pujian kepada Tuhan . Pemandangan luar biasa itu menakjubkan bagi banyak penonton. Saat itu umat Kristiani membuktikan bahwa kematian bakanlah hal menakutkan karena Allah yang mereka imani sungguh ada dan menjadi sumber kekuatan mereka. Ketika seorang beriman memberi kesaksian mengenai imannya, sebenarnya dia sedang memberi kesaksian mengenai Allahnya. Allah dimuliakan dan dinyatakan lewat hidup manusia beriman . (Latin : Gloria dei homo vivens) .Dalam Injil dikisahkan bagaimana Yesus berubah rupa diatas gunung . Para murid menyaksikan kemuliaan Illahi bersama Nabi Elia dan Musa. Ada pernyataan dari surga bahwa Yesus adalah Anak Allah yang terkasih . Petrus merasakan kebahagiaan luar biasa dan ingin tetap tinggal di gunung. Namun setelah peristiwa itu. Yesus mengajak para murid untuk turun gunung. Para murid harus memberi kesaksian tentang iman mereka didunia dan bukan tinggal diatas gunung untuk kebahagiaan surgawi. Demikianlah kita juga dipanggil untuk memberi kesaksian yang sama akan Yesus yang mulia yang menunjukkan kasih-Nya kepada umat manusia dengan sengsara dan wafat serta kebangkitan-Nya Kesaksian iman itu harus dilakukan ditengah dunia nyata. Seorang bocah laki laki memiliki seekor domba . Suatu ketika domba kesayangannya bermain main serta melompat lompat kegirangan di semak semak berduri. Secara tak terduga semak kesayangannya jatuh kedalam semak berduri itu. Tubuh domba itu sedikit lecet dan mengeluarkan darah. Bocah itupun menangis dan meminta ayahnya menebang semak semak berduri itu , karena telah melukai domba kesayangannya, tetapi ayahnya mendudukkan dia disampingnya, tidak terlalu jauh dari semak semak itu . Lalu seekor burung kecil terbang dan hinggap diatas semak semak berduri itu. Dan mempersonakan anak itu dengan kicauan yang merdu. Kemudian burung kecil itu mengumpulkan bulu bulu domba yang tersangkut pada duri duri semak itu. Lalu terbang sambil membawa nya kesarangnya. Ketika Petrus mengalami pengalaman luar biasa , yang membuatnya merasa bahagia , ia ingin mendirikan kemah agar mereka bersama Yesus tetap merasakan kebahagiaan itu Namun, Yesus tidak mau kalau murid murid –Nya hidup dalam kemapanan , lalu jauh dari penderitaan orang lain. Yesus ingin agar mereka segera pergi dari gunung Tabor dan turun untuk mengalami situasi penderitaan bersama dengan orang lain . Salah satu pesan yang ingin disampaikan Yesus dari keputusan-Nya itu untuk turun gunung adalah para murid harus rela menderita bagi sesama, sebagai mana kelak Yesus alami.Yesus ingin agar para murid-Nya menjadi seperti seekor domba kesayangan dari seorang anak dalam cerita diatas, bahwa bulu bulunya menjadi sarang bagi burung kecil itu, meskipun dia harus rela menderita luka luka dan berdarah, Sebagai pengikut Kristus kitapun harus demikian, yakni menderita dan selalu rela berkorban bagi orang lain.
Doa.
Ya
Tuhan , ajarilah kami untuk membagikan kebahagiaan kami kepada orang lain dan
rela menderita bagi sesama kami. Amin.
Langit
terbuka dan terdengarlah suara Bapa, “Inilah Anak-Ku terkasih dengarkanlah Dia”
0 komentar:
Post a Comment