January 17, 2020

RENUNGAN HARIAN, SELASA 28 JANUARI 2020


Kalender Liturgi Selasa  28 Jan 2020
PW S. Tomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja
Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  2Sam 6:12b-15.17-19
Pada waktu itu Daud pergi mengangkut tabut Allah  dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita.  Setiap kali para pengangkat tabut Tuhan itu maju enam langkah,  Daud mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu tambun.  Daud menari-nari di hadapan Tuhan dengan sekuat tenaga;  ia mengenakan baju efod dari kain lenan.  Daud dan segenap orang Israel mengangkut tabut Tuhan  diiringi sorak-sorai dan bunyi sangkakala.  Tabut Tuhan itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya,  yakni di dalam kemah yang dibentangkan Daud untuk itu,  kemudian Daud mempersembahkan kurban bakaran  dan kurban keselamatan di hadapan Tuhan.  Setelah Daud selesai mempersembahkan kurban bakaran  dan kurban keselamatan,  diberkatinyalah bangsa itu demi nama Tuhan semesta alam.  Lalu dibagikannya kepada seluruh bangsa itu,  kepada seluruh khalayak ramai Israel,  baik laki-laki maupun perempuan,  masing-masing seketul roti bundar, sekerat daging,  dan sepotong kue kismis.  Sesudah itu pergilah seluruh bangsa itu,  masing-masing ke rumahnya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 24:7.8.9.10
Siapakah itu Raja Kemuliaan?  Tuhanlah raja kemuliaan.
*Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang,
  dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
*Siapakah itu Raja Kemuliaan?  Tuhan, yang jaya dan perkasa,  Tuhan, yang perkasa dalam peperangan!
*Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
*Siapakah itu Raja Kemuliaan?  Tuhan semesta alam,  Dialah Raja Kemuliaan! 

Bait Pengantar Injil  Mat 11:25
Terpujilah Engkau, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Bacaan Injil  Mrk 3:31-35
Sekali peristiwa datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus  ke tempat Ia sedang mengajar.  Mereka berdiri di luar, lalu menyuruh orang memanggil Yesus.  Waktu itu ada orang banyak duduk mengelilingi Dia;  mereka berkata kepada Yesus,  "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar,
dan berusaha menemui Engkau."   Jawab Yesus kepada mereka,
"Siapa ibu-Ku? Siapa saudara-saudara-Ku?"  Yesus memandang orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu,  lalu berkata, "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!  Barangsiapa melakukan kehendak Allah,  dialah saudara-Ku laki-laki,  dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
“Harta yang paling berharga adalah keluarga” demikian penggalan soundtrack serial televisi lawas “keluarga cemara” Film ini berkisah tentang kehidupan sebuah keluarga kecil yang semula hidup serba kecukupan namun akhirnya jatuh miskin. Melakoni situasi hidup yang serba tidak pasti tersebut, abah, emak, dan ketiga putrinya tetap mengutamakan nilai kekeluargaan diatas segalanya. Bagi mereka, kekayaan boleh hilang tetapi keluarga harus abadi..  Jika keluarga begitu penting, apa jadinya bila ada anak yang menyangkal keluarganya? “Anak durhaka” tentu ini label yang paling tepat baginya. Lalu, bagaimanakah dengan Tuhan Yesus? Apakah Tuhan Yesus juga anak durhaka, mengingat kata kata-Nya “ Siapa ibu-Ku? Siapa saudara saudara-Ku?” (Mrk 3:33)   Tuhan Yesus bukanlah anak durhaka, jawaban-Nya memang terkesan ekstrem ketika ia diberitahukan bahwa ibu dan saudara saudara-Nya datang. Namun dibalik itu, Tuhan Yesus hendak mengajarkan suatu cara berfikir baru tentang “keluarga” . Bagi Tuhan Yesus, makna keluarga tidak terbatas pada ikatan darah atau  tempat asal , “Melakukan kehendak Allah” itulah kriterianya.
Kehendak Allah itu selalu baik dan menuntut kesetiaan “ekstra” dalam mempraktekkannya,  “Hukum cinta kasih”  adalah kehendak Allah yang terbesar,  Didalamnya kita mesti mengasihi sesama seperti diri kita sendiri, Dengan mengasihi, kita dapat merangkul semua orang  menjadi “keluarga Allah”  Dalam kerahiman-Nya, Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita dan menjadikan kita sebagai anak anak-Nya, anggota keluarga-Nya. Maka tugas kita adalah mewartakan kerahiman Allah yang bersifat universal itu kepada orang lain. Pewartaan yang dilakukan hendaknya bukan saja dengan kata kata , tetapi juga dengan aksi nyata, sebab aksi selalu lebih unggul dalam “berbicara” dibanding rangkaian ucapan.

Butir permenungan.
Yesus memandang keluarga bukan hanya dari hubungan darah. Saudara bagi Yesus adalah mereka yang mau menjalankan kehendak Tuhan dalam hidupnya.  Pandangan ini jauh berbeda dengan dari pandangan umum yang biasa di masyarakat kita. Kedekatan dengan sabda Tuhan bias menjadikan kita saudara dalam keseharian.  Ketika kita pergi ke daerah tertentu , kita menjumpai gereja dan kebetulan di gereja ada perayaan Ekaristi . Kita merasa bahwa yang ada dalam gereja itu saudara saudari se-Bapa . Kedekatan Tuhan Yesus dengan umat yang dilayani-Nya menjadikan Yesus memiliki banyak saudara. Dalam kehidupan ketika kita berbuat baik kepada sesame pun , kita sudah menjadikan orang tersebut saudara. Apa yang diperbuat oleh Yesus hari ini sungguh wajar. Tugas-Nya hadir ketengah dunia adalah untuk menjadimberkat bagi umat.  adalah untuk menjadimberkat bagi umat.  Yesus tidak terikat rasa kekeluargaan dalam melayani sesame.  Ini bias menjadi model kita dalam pelayanan . Kita tidak hanya mementingkan keluarga . Kita hadir untuk meayani semua orang. Namun kebanyakan kita terikat dengan keluarga. Misalnya saja ada seorang imam yang kemana mana dia bertugas selalu orang yang berasal dari satu kampong dengan dia. Mereka membuat saudara saudarinya dari kampong halamanuntuk dijadikan karyawan di pastoran. Karena itu kita patut belajar dari Yesus. Saudara kita bukan saja mereka yang sedarah dengan kita . Saudara kita adalah mereka yang ada disekitar kita.
St. Tomas Aquinas yang kita peringati hari ini menyatakan bentuk tertinggi relasi yang dijalankan manusia dalam lingkungan social adalah  persaudaraan (baca persahabatan).   Siapa mereka sahabat  atau saudara kita ?  Mereka yang menegur, menyapa, dan memperhatikan kita dalam kehidupan sehari hari. Mereka adalah tetangga dan orang yang sering dating mengobrol dengan kita. Semoga kita bias memahami  maksud Yesus dalam Injil hari ini. Kita bias menjadi pribadi yang terbuka untuk semua orang dan bias menjadi saudara dengan orang yang ada disekitar kita.

Doa.
Ya Tuhan yang mahakasih, ajarilah kami umat-Mu untuk menemukan hidup bersama dalam persaudaraan sejati sebagai anak anak Tuhan. Amin. 



Terpujilah Engkau, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.



0 komentar:

Post a Comment