December 24, 2019

RENUNGAN HARIAN (SENIN 30 DESEMBER 2019 )


Bacaan Liturgi Senin 30 Desember 2019

Bacaan Pertama  1Yoh 2:12-17
Aku menulis kepadamu, hai anak-anak, 
         sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama Yesus.
Aku menulis kepadamu, hai para bapak, 
         sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya. 
Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda, 
         sebab kamu telah mengalahkan yang jahat.
Aku menulis kepadamu, hai anak-anak, 
         sebab kamu mengenal Bapa. 
Aku menulis kepadamu, hai para bapak, 
         sebab bapak-bapak telah mengenal Dia yang ada dari mulanya. 
Aku menulis kepadamu, hai orang-orang muda, 
         sebab kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu, 
         dan kamu telah mengalahkan yang jahat.
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia,  yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang melenyap bersama keinginannya,  tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur   Mzm 96:7-8a.8b-9.10
Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak.
*Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa,  kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan!   Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya. 
*Bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya,  Sujudlah menyembah kepada Tuhan  dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!  Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan itu Raja!   Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran." 

Bacaan Injil  Luk 2:36-40
Ketika kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah, ada di Yerusalem seorang nabi perempuan,   anak Fanuel dari suku Asyer. Namanya Hana. 
Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada hari kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah, Hana pun datang ke Bait Allah dan mengucap syukur kepada Allah,  serta berbicara tentang kanak Yesus kepada semua orang  yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.  Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan  menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus  ke kota kediaman mereka,  yaitu kota Nazaret di Galilea.  Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat,  penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan
Injil hari ini berkisah tentang Hana seorang nabi perempuan  berumur 84 tahun. Dia sudah lama menjanda. Ia tidak dapat aktif macam macam lagi.  Yang dibuat adalah tiap hari datang ke Bait Allah, berpuasa dan berdoa. Karena ketekunannya itu, ia dikaruniai pengalaman yang sungguh membahagiakan hidupnya, yaitu dapat melihat Sang Mesias yang datang dalam wujud bayi Yesus kecil, janda tua itu sangat gembira dan berceritera kepada orang lain siapa bayi itu. Ia menjadi pewarta datangnya kasih Allah.  Ternyata orang yang sangat tua dan jandapun dapat menjadi pewarta kasih Allah. Tidak ada batas umur untuk menjadi pewarta kasih Allah. Maka kita dapat bertanya pada diri sendiri, apakah kita juga dapat menjadi pewarta kasih itu? Kalau kita sudah sangat tua dan merasa tidak dapat aktif lagi, apakah kita tetap dapat menjadi pewarta kasih Allah itu lewat kehadiran hidup kita yang gembira dan dekat dengan Tuhan?  Di keluarga kita dan di komunitas kita dibutuhkan kerasulan kehadiran. Kehadiran orang tua yang sungguh bahagia , yang hidupnya dekat dengan Tuhan, yang hidupnya penuh doa dan matiraga dapat menjadi penyejuk hidup keluarga dan komunitas. Apakah kita yang sudah tua rela menjalani peran itu?  Bagaimana dengan aku? Apakah aku juga selalu menantikan Tuhan dalam hidupku? Apakah aku selalu mengusahakan waktu hening, berdoa, mendekatkan diri kepada Tuhan sendiri? Kalau aku mengalami kebahagiaan bersama Tuhan dalam hidupku, apakah aku juga berani bersaksi kepada orang lain tentang kebaikan Tuhan tersebut? Bagaimana itu aku lakukan dalam hidupku?

Butir permenungan
Sudah miskin, diusir lagi dari masyarakat. Bak sudah jatuh ketimpa tangga lagi. Hari ke 40 adalah hari pentahiran bagi seorang ibu yang habis melahirkan. Upacara penyucian itu wajib demi menghapus kenajisan sehingga ibu itu dapat ikut kembali dalam peribadatan. Maria dan Yusup pergi ke Bait Allah di Yerusalem  untuk upacara pentahiran dan mempersembahkan Yesus kepada Tuhan. Simeon menyambut Anak itu, membopong-Nya dan memuji Tuhan, karena karya penyelamatan-Nya telah dinyatakan melalui Tuhan Yesus. Simeon yakin , bahwa apa yang selama ini diharapkan sekarang telah berada ditangannya. Dalam diri Kanak kanak Yesus , Simeon melihat keselamatan yang dijanjikan Allah. Melihat Kanak kanak Yesus, Simeon mengalami bahwa terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa bangsa lain sedang diwahyukan. Lewat bangsa terpilih keselamatan akan disalurkan kepada yang lain sehingga mereka akan menjadi terang bagi bangsa bangsa  lain. Karya penyelamatan itulah yang dinubuatkan Simeon  akan menimbulkan perbantahan dan perpecahan diantara orang orang Yahudi. Maka , mereka yang pro pada Yesus akan mendapat keselamatan dan yang kontra akan mengalami kejatuhan. Semua itu akan mendatangkan penderitaan bagi Maria. “Suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri”

Doa
Ya Tuhan, kami mohon berilah kami kemampuan untuk mewartakan kasih Allah agar kami semakin dekat dengan Allah. Amin


Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia,  yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

0 komentar:

Post a Comment