Bacaan Liturgi Rabu
10 April 2019
Bacaan Pertama Dan
3:14-20.24-25.28
Sekali
peristiwa berkatalah Nebukadnezar, raja
Babel, kepada Sadrakh, Mesakh, dan Abednego,
"Apakah benar, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak
menyembah patung emas yang kudirikan itu?
Sekarang,
jika kamu bersedia, demi mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi,
rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi - bunyian, sujudlah menyembah patung yang
kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, seketika itu juga kamu
akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa
manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?" Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab, "Tidak
ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah
kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari
perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya Raja.Tetapi
seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui, bahwa kami tidak akan
memuja dewa Tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku
dirikan itu." Maka meluaplah
kegeraman Nebukadnezar. Air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan
Abednego. Lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali
lebih panas dari yang biasa. Kepada
beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya
dititahkannya
untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dan mencampakkan mereka ke
dalam perapian yang menyala-nyala itu.
Tetapi
terkejutlah Raja Nebukadnezar, lalu bangun dengan segera.
Berkatalah
ia kepada para menterinya, "Bukankah tiga orang yang telah
kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada
raja, "Benar, ya Raja!" Kata
raja, "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di
tengah-tengah api itu. Mereka tidak
terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!" Maka berkatalah Nebukadnezar, "Terpujilah
Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego!
Ia telah mengutus malaikat-Nya
dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, tetapi
melanggar titah raja, yang menyerahkan tubuh mereka karena mereka tidak mau memuja dan menyembah
allah mana pun kecuali Allah mereka."
Demikianlah
sabda Tuhan.
Mazmur T.Dan
3:52.53.54.55.56
*Terpujilah
Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
U:
Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah
nama-Mu yang mulia dan kudus.
U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah
Engkau dalam Bait-Mu yang mulia dan kudus.
U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah
Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.
U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah
Engkau yang mendugai samudera raya.
U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah
Engkau di bentangan langit.
U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
Bait Pengantar Injil
Luk 8:15
Berbahagialah
orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan menghasilkan
buah dalam ketekunan.
Bacaan Injil Yoh
8:31-42
Sekali
peristiwa Yesus berkata kepada
orang-orang Yahudi yang percaya
kepada-Nya, "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu
benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan
kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Jawab mereka, "Kami adalah keturunan Abraham, dan tidak pernah
menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan
merdeka?" Kata Yesus kepada mereka,
'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa, dan hamba
tidak tetap tinggal dalam rumah; yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak. Tetapi apabila Anak itu memerdekakan
kamu, kamu pun
benar-benar merdeka. Aku tahu, bahwa
kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh
Aku karena
firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.
Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, seperti halnya
kamu melakukan apa yang
kamu dengar dari bapamu." Jawab
mereka kepada-Nya, "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka, "Sekiranya
kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha
membunuh Aku; Aku, seorang yang
mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu
kebenaran yang Kudengar dari Allah!
Pekerjaan
yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.
Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka, "Kami tidak dilahirkan
dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah." Kata Yesus kepada mereka, "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan
mengasihi Aku, sebab Aku
keluar dan datang dari Allah. Dan
Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus
Aku."
Demikianlah
sabda Tuhan.
Renungan.
Pernah anda
mengamati dua orang berdebat? Setelah semuanya lelah berteriak teriak, masih
saja ada yang mau berkelahi. Kata kata tidak bisa mengalahkan, lalu ganti adu
kekuatan. Kata kata yang keluar dari mulut justru membuat hati panas ,
mendidih. Sekarang emosi yang ambil kendali orang orang yang sedang
cekcok. Darah semakin panas, membakar otot ototnya, ini semakin berbahaya,
karena jika emosi naik, cara berfikir kita menjadi buntu. Logika kita tidak
jalan. Nah kita bisa membayangkan , jika pikiran buntu, apa saja bisa terjadi,
termasuk yang tidak pernah kita bayangkan atau kita pikirkan sebelumnya.
Demikian
juga jika kita mengikuti pembicaraan Yesus dengan orang orang Yahudi. Mungkin
kita akan berkomentar. “Waduh , semakin seru perdebatan mereka” Orang bisa
panas hatinya, dan jika orang tidak siap dengan omongan dan jawaban Yesus,
mereka bisa marah dan akhirnya melempari batu atau berkelahi. Ketegasan memang
penting berhadapan dengan orang lain. Namun, cara atau metode juga penting.
Bagaimana saya menghadapi orang yang sering melanggar aturan, yang sering
merusakkan barang atau mesin perusahaan, misalnya. Kita tetap harus tegas,
namun caranya halus. Mungkin ada orang yang kalau dihalusi , tidak menangkap,
malah seperti diberi kesempatan. Teori, kiat kiat, macam macam metode
menghadapi orang yang sulit , atau orang yang selalu melanggar aturan kiranya
banyak beredar disekitar kita. Namun berhadapan dengan orang , dengan pribadi,
kita butuh kebijaksanaan, kesabaran dan kadang kadang butuh waktu.
Butir
permenungan.
Untuk itu
kiranya kita juga harus siap menjaga perasaan, baik perasaan orang lain maupun
hati (perasaan) diri kita sendiri. Bagaimana sikapku kepada keluarga, orang
tua, atau komunitas? Adakah hal hal yang perlu aku perbaiki saat ini, jika
marah, jika mengambil keputusan, jika menegur sesama atau rekan sepanggilan?
Doa.
Ya Tuhan yang mahakasih, berilah kami
umat-Mu, hati yang lemah lembut dan rendah hati seperti Hati Yesus , agar kami
dapat mengatasi persoalan persoalan kami dengan sesama umat-Mu. Amin
Berbahagialah
orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan menghasilkan
buah dalam ketekunan.
0 komentar:
Post a Comment