Bacaan
Liturgi Jumat Agung 19 April 2019
Bacaan Pertama Yes
52:13-53:12
Beginilah
firman Tuhan, "Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil! Ia akan
ditinggikan, disanjung dan dimuliakan! Seperti banyak orang tertegun melihat
dia -- rupanya begitu buruk, tidak seperti manusia lagi, dan
tampaknya bukan seperti anak manusia lagi, --demikianlah ia akan membuat
tercengang banyak bangsa, dan raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat
dia! Sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka
lihat, dan yang tidak mereka dengar akan mereka pahami.
Maka mereka
berkata: Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, kepada
siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan? Sebagai taruk Hamba Yahwe tumbuh di
hadapan Tuhan, dan sebagai tunas ia muncul dari tanah kering. Ia
dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan, dan
biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup
mukanya terhadap dia, dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Ia tidak
tampan, dan semarak pun tidak ada padanya, sehingga kita tidak tertarik untuk
memandang dia; dan rupanya pun tidak
menarik, sehingga kita tidak terangsang untuk menginginkannya. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah
yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kitalah yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan
ditindas Allah. Sesungguhnya dia
tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; derita yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan
kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Kita
sekalian sesat seperti domba, masing-masing mengambil jalan sendiri! Tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya
kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya,
tetapi dia membiarkan diri ditindas, dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke
pembantaian; seperti
induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting
bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang
nasibnya siapakah yang memikirkannya?
Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena
pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara
orang-orang fasik, dan waktu mati ia ada di antara
penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan, dan tipu
tidak ada dalam mulutnya. Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan
kesakitan, dan apabila ia menyerahkan dirinya sebagai kurban silih,
ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan
akan terlaksana karena dia. Sesudah
kesusahan jiwanya, ia akan melihat terang dan menjadi puas. Sebab Tuhan berfirman,
Hamba-Ku
itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh
hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.
Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan
memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan. Ini semua sebagai
ganti karena ia telah menyerahkan
nyawanya ke dalam maut dan karena
ia terhitung di antara pemberontak,sekalipun ia menanggung dosa banyak
orang, dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
Demikianlah
sabda Tuhan.
Mazmur Mzm
31:2.6.12-13.15-16.17.25
Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.
*Pada-Mu,
Tuhan, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat
malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah
membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
*Di hadapan
semua lawanku aku tercela, tetangga-tetanggaku merasa jijik, para kenalanku merasa ngeri; Aku telah hilang dari ingatan seperti orang
mati, telah menjadi seperti barang yang pecah.
*Tetapi aku,
kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, aku
berkata: "Engkaulah Allahku!" Masa
hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah
aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskan dari orang-orang yang mengejar
aku!
*Buatlah
wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai
semua orang yang berharap kepada Tuhan!
Bacaan Kedua Ibr
4:14-16;5:7-9
Saudara-saudara, kita sekarang mempunyai Imam Agung, yang
telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah. Maka baiklah kita
teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
Sebab Imam Agung yang kita punya, bukanlah imam Agung yang tidak
dapat turut merasakan kelemahan kita! Sebaliknya
Ia sama dengan kita! Ia telah dicobai, hanya saja tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita menghampiri takhta
kerahiman Allah dengan penuh keberanian, supaya kita menerima rahmat dan menemukan
kasih karunia untuk mendapat pertolongan
pada waktunya. Dalam hidup-Nya sebagai
manusia,
Yesus telah
mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada
Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut; dan karena kesalehan-Nya, Ia
telah didengarkan. Akan tetapi sekalipun
Anak, Ia telah belajar menjadi taat; ini
ternyata dari apa yang telah diderita-Nya!
Dan sesudah mencapai kesempurnaan,
Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat
kepada-Nya.
Demikianlah
sabda Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Flp 2:8-9
Kristus
sudah taat bagi kita; Ia taat sampai
mati, bahkan sampai mati di salib. Itulah
sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan menganugerahkan - Nya nama di atas
segala nama.
Bacaan Injil Yoh
18:1-19:42
Mengenang Sengsara Tuhan.
Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Yohanes:
Seusai
perjamuan Paskah, keluarlah Yesus dari ruang perjamuan bersama - sama
dengan murid-murid-Nya, dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron.
Di situ ada suatu taman. Yesus masuk ke taman itu bersama-sama dengan
murid-murid-Nya. Yudas yang mengkhianati Yesus tahu juga tempat
itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya. Maka datanglah juga Yudas ke situ bersama
sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh
oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi. Mereka datang lengkap
dengan lentera, suluh dan senjata. Yesus
tahu semua yang akan menimpa diri-Nya. Maka Ia maju ke depan dan berkata
kepada mereka, "Siapakah yang kamu cari?" Jawab mereka, "Yesus dari Nazaret!"
Kata Yesus kepada mereka, "Akulah Dia." Yudas yang mengkhianati
Yesus berdiri juga di situ bersama-sama mereka.
Ketika Yesus
berkata kepada mereka 'Akulah Dia', mundurlah mereka, dan jatuh ke tanah. Maka Yesus bertanya pula, "Siapakah yang
kamu cari?" Jawab mereka, "Yesus dari Nazaret!" Jawab Yesus, "Telah Kukatakan kepadamu,
Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi." Demikian terjadi supaya genaplah firman yang telah
dikatakan-Nya:
Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak
seorang pun yang Kubiarkan hilang.
Lalu Simon
Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, dan menetakkannya
kepada hamba Imam Agung dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba
itu Malkhus. Kata Yesus kepada
Petrus, "Sarungkanlah pedangmu itu!
Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa
kepada-Ku?" Maka para prajurit
serta perwiranya, dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu
menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu
mereka membawa Yesus mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang
pada tahun itu menjadi Imam Agung; dan
Kayafaslah yang telah menasihatkan kepada orang-orang Yahudi:
Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk
seluruh bangsa.
Simon Petrus
dan seorang murid lain mengikuti Yesus.
Murid itu mengenal Imam Agung,
dan ia masuk ke halaman istana Imam Agung itu. Tetapi Petrus tinggal di luar dekat
pintu. Maka murid lain tadi, yang
mengenal Imam Agung, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan
perempuan penjaga pintu, lalu membawa Petrus masuk. Maka kata perempuan penjaga pintu kepada
Petrus, "Bukankah engkau juga murid orang itu?" Jawab Petrus, "Bukan!" Sementara itu hamba-hamba dan
penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa dingin
waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Petrus pun berdiri
berdiang bersama-sama dengan mereka. Maka
mulailah Imam Agung menanyai Yesus tentang para murid dan tentang
ajaran-Nya. Jawab Yesus
kepadanya, "Aku berbicara terus terang kepada dunia! Aku selalu
mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah tempat semua orang Yahudi
berkumpul, Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah
mereka, yang telah
mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang
telah Kukatakan." Ketika Yesus
berkata demikian, seorang penjaga yang berdiri di situ menampar muka
Yesus sambil
berkata, "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Agung?" Jawab Yesus kepadanya, "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah
salahnya, tetapi
jikalau benar, mengapakah engkau menampar Aku?" Lalu Hanas mengirim Yesus terbelenggu kepada
Kayafas, Imam Agung. Simon Petrus
masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya, "Bukankah
engkau juga seorang murid Yesus?" Petrus
menyangkalnya, katanya, "Bukan!" Salah seorang hamba Imam Agung, keluarga
dari hamba yang telinganya dipotong Petrus, berkata kepadanya,
"Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan
Yesus?" Maka Petrus menyangkal lagi dan ketika itu berkokoklah ayam.
Keesokan
harinya mereka membawa Yesus dari istana
Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka
sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan
diri, sebab mereka hendak makan Paskah.
Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata, "Apakah
tuduhan kamu terhadap orang ini?" Jawab mereka kepadanya, "Jikalau Ia bukan penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!" Kata Pilatus kepada mereka, "Ambillah Dia, dan hakimilah Dia menurut
hukum Tauratmu!" Kata
orang-orang Yahudi itu, "Kami
tidak diperbolehkan membunuh seseorang."
Demikian
terjadi supaya genaplah firman
Yesus yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Ia akan mati. Maka
kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan
bertanya kepada-Nya, "Engkau inikah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus, "Dari hatimu sendirikah engkau katakan
hal itu? atau adakah orang lain yang
mengatakannya kepadamu tentang Aku?"
Kata Pilatus, "Orang Yahudikah aku? Bangsamu sendiri dan imam-imam kepala telah
menyerahkan Engkau kepadaku, apakah yang
telah Engkau perbuat?" Jawab Yesus,
"Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini! Jika Kerajaan-Ku dari dunia
ini, pasti hamba-hamba-Ku sudah melawan, supaya Aku
jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari
sini!" Maka kata Pilatus
kepada-Nya, "Jadi Engkau
adalah raja." Jawab Yesus,
"Seperti yang kaukatakan, Aku adalah raja! Untuk itulah Aku lahir, dan
untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, yakni untuk memberi kesaksian
tentang kebenaran; setiap orang
yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."
Kata Pilatus
kepada-Nya, "Apakah kebenaran itu?"
Sesudah mengatakan demikian, Pilatus keluar lagi mendapatkan
orang-orang Yahudi, dan berkata kepada mereka, "Aku tidak mendapati kesalahan apa pun
pada-Nya. Tetapi padamu ada
kebiasaan, bahwa pada hari raya Paskah aku membebaskan seorang
bagimu. Maukah kamu, supaya aku
membebaskan raja orang Yahudi ini bagimu?"
Mereka pun berteriak, "Jangan
Dia, melainkan Barabas!" Barabas
adalah seorang penyamun. Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang
menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri, dan
menaruhnya di atas kepala Yesus. Mereka
mengenakan jubah ungu pada-Nya, dan
sambil maju ke depan mereka berkata, "Salam, hai raja orang
Yahudi!" Lalu mereka menampar
wajah Yesus. Pilatus keluar lagi dan berkata kepada Orang-orang Yahudi, "Lihatlah aku membawa Dia ke luar kepada
kamu, supaya kamu tahu bahwa aku tidak mendapati kesalahan apa pun
pada-Nya." Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka
kata Pilatus kepada mereka, "Lihatlah
Manusia ini!" Ketika para imam
kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Yesus, berteriaklah mereka,
"Salibkan Dia, salibkan Dia!"
Kata Pilatus kepada mereka, "Ambil saja sendiri dan
salibkanlah Dia! Sebab aku tidak
mendapati kesalahan apa pun pada-Nya." Jawab orang-orang Yahudi itu
kepadanya, "Kami mempunyai hukum, dan menurut hukum itu Ia harus
mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah." Ketika
Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia. lalu ia masuk pula ke
dalam gedung pengadilan, dan berkata kepada Yesus, "Dari manakah
asal-Mu?" Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya.
Maka kata
Pilatus, "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah
Engkau tahu bahwa aku berkuasa untuk
membebaskan Engkau, dan berkuasa
juga untuk menyalibkan Engkau?" Yesus
menjawab, "Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau
kuasa itu tidak diberikan dari atas. Sebab itu, dia yang
menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya." Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan
Yesus, tetapi orang-orang Yahudi berteriak, "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau
bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap diri raja, melawan
Kaisar." Ketika mendengar perkataan
itu, Pillatus menyuruh Yesus ke luar. Lalu ia duduk di kursi
pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa
Ibrani: Gabata. Hari itu ialah hari
persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada
orang-orang Yahudi itu, "Inilah
rajamu!" Maka berteriaklah
mereka, "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka, "Haruskah
aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam-imam kepala, "Kami tidak
mempunyai raja selain Kaisar!" Akhirnya
Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka
untuk disalibkan. Dan mereka
menerima Yesus. Sambil memikul
salib-Nya, Yesus dibawa ke luar kota, ke
tempat yang bernama Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Di situ Yesus disalibkan, dan bersama
dengan Dia disalibkan juga dua orang lain,
sebelah-menyebelah,
Yesus di tengah-tengah. Pilatus menyuruh
memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: Yesus, orang Nazaret, Raja orang
Yahudi. Banyak orang Yahudi membaca tulisan itu, sebab tempat
Yesus disalibkan itu letaknya dekat kota, dan kata-kata itu tertulis
dalam bahasa Ibrani, Latin dan bahasa Yunani.
Maka kata imam-imam kepala kepada Pilatus, "Jangan engkau
menulis: Raja orang Yahudi, tetapi: Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang
Yahudi." Jawab Pilatus, "Apa
yang kutulis, tetap tertulis!" Sesudah
prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus,
mereka mengambil pakaian Yesus, lalu membaginya menjadi empat
bagian, masing-masing prajurit satu bagian. Jubah Yesus pun mereka ambil. Tetapi
jubah itu tidak berjahit, dari atas ke
bawah merupakan satu tenunan utuh. Karena
itu mereka berkata seorang kepada yang lain, "Janganlah kita membagi
jubah ini menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk
menentukan siapa yang akan mendapatnya."
Demikianlah
terjadi supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci:
Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di
antara mereka,
dan membuang undi atas jubah-Ku.
Hal itu
telah dilakukan oleh prajurit-prajurit itu. Di dekat salib Yesus berdirilah ibu
Yesus dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid
yang Ia kasihi di sampingnya, berkatalah
Ia kepada ibu-Nya, "Ibu,
inilah anakmu!" dan kemudian
kata-Nya kepada murid itu, "Inilah
ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima Maria di dalam
rumahnya. Sesudah itu, karena Yesus tahu bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah
Ia
-- supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci,
--
"Aku haus!" Di situ ada suatu buli-buli penuh anggur
asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang pada sebatang hisop,
mencelupkannya
dalam anggur asam itu, lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah meminum anggur asam itu, berkatalah
Yesus, "Sudahlah selesai!" Lalu Yesus menundukkan kepala dan
menyerahkan nyawa-Nya.
(semua hening sejenak merenungkan wafat Tuhan)
Karena hari
itu adalah hari persiapan Paskah, dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat
itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib
-- sebab Sabat
itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada
Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu
dipatahkan, dan mayat-mayatnya diturunkan.
Maka datanglah prajurit-prajurit, lalu mematahkan kaki orang yang
pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan
Yesus.
Tetapi
ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka
tidak mematahkan kaki-Nya. Tetapi
seorang dari antara prajurit itu menikam lambung Yesus dengan tombak, dan
segera mengalirlah darah serta air ke luar.
Dan orang yang melihat sendiri hal itu yang memberi kesaksian ini, dan benarlah
kesaksiannya. Dan ia tahu bahwa ia
mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal
itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci:
Tidak ada tulang-Nya yang akan
dipatahkan;
dan nas lain
yang mengatakan:
Mereka akan memandang Dia yang
telah mereka tikam.
Sesudah itu
Yusuf dari Arimatea, (Yusuf ini adalah
seorang murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada
orang-orang Yahudi) meminta kepada
Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan jenazah Yesus. Pilatus
meluluskan permintaan Yusuf. Maka
datanglah Yusuf dan menurunkan jenazah Yesus Juga Nikodemus datang ke
situ.
Dialah yang
dulu datang malam-malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur
dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil jenazah Yesus, mengapaninya
dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat
pemakaman orang Yahudi. Di dekat tempat
Yesus disalibkan itu ada suatu taman, dan dalam taman itu ada suatu kubur
baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan orang
Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka
meletakkan jenazah Yesus di situ.
Demikianlah
sabda Tuhan.
Kristus
sudah taat bagi kita; Ia taat sampai
mati, bahkan sampai mati di salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan menganugerahkan - Nya
nama di atas segala nama.
0 komentar:
Post a Comment