March 13, 2016

RENUNGAN HARI SENIN 14 MARET 2015

Bacaan Liturgi Senin 14 Maret 2016

Bacaan Pertama  T.Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62
Adalah seorang orang diam di Babel, namanya Yoyakim.
 Ia mengambil seorang isteri yang bernama Susana, anak Hilkia. Isterinya itu amat sangat cantik dan takwa pada Allah.  Karena orang tuanya benar, maka anak mereka dididik menurut Taurat Musa.  Yoyakim itu amat kaya. Ia memiliki sebuah taman berdekatan dengan rumahnya. Oleh karena ia paling terhormat di antara sekalian orang, maka orang-orang Yahudi biasa berkumpul di rumahnya. Dalam tahun itu ada dua orang tua-tua dari antara rakyat yang ditunjuk menjadi hakim. Tentang mereka itulah Tuhan telah berfirman, "Kefasikan telah datang dari Babel, dari kaum tua-tua, dan para hakim, 
yang berlagak pengemudi rakyat."
 Kedua orang tua-tua itu sering datang ke rumah Yoyakim, tempat setiap orang yang mempunyai suatu perkara datang kepada mereka. Apabila menjelang tengah hari rakyat sudah pergi, masuklah Susana untuk berjalan-jalan di taman suaminya. Kedua orang tua-tua itu setiap hari mengintip Susana apabila ia masuk dan berjalan-jalan di situ. Maka timbullah dalam hati kedua orang tua-tua itu nafsu berahi kepada Susana . Mereka lupa daratan dan membuang muka, sehingga tidak memandang Surga dan tidak ingat kepada keputusan yang adil. Sementara mereka menunggu saat yang baik, datanglah Susana ke taman itu seperti yang sudah-sudah. Ia hanya disertai dua orang dayang. Karena cuaca panas, Susana mau mandi di taman itu. Tiada seorangpun yang ada di sana kecuali kedua orang tua-tua itu yang bersembunyi sambil mengintip Susana. Kata Susana kepada dayang-dayangnya, "Ambilkanlah aku minyak dan urap, dan tutuplah pintu taman, supaya aku dapat mandi." Segera setelah dayang-dayang itu keluar,  bangunlah kedua orang tua-tua itu dan bergegas-gegas menuju Susana. 
Berkatalah mereka,
 "Pintu-pintu taman sudah tertutup dan tidak ada seorangpun melihat kita. Kami sangat cinta berahi kepadamu. Berikanlah hati saja dan tidurlah bersama-sama dengan kami. Kalau engkau tidak mau, pasti kami akan naik saksi terhadapmu, bahwa seorang pemuda kedapatan padamu, dan bahwa oleh karena itulah maka dayang-dayang itu kausuruh pergi." Berdesahlah Susana, lalu berkata, 
"Aku terdesak sekeliling.
 Sebab jika hal itu kulakukan, niscaya kematian menanti aku. Jika tidak kulakukan, maka aku tidak lolos dari tangan kamu. Namun lebih baik aku jatuh ke tanganmu dengan tidak berbuat demikian daripada berbuat dosa di hadapan Tuhan." Lalu Susana berteriak-teriak dengan suara nyaring. Tetapi kedua orang tua-tua itu berteriak-teriak pula melawan Susana. Dan salah satu dari mereka lari membuka pintu taman. Demi teriak di taman itu didengar orang-orang yang ada di dalam rumah, bergegas-gegaslah mereka masuk lewat pintu samping untuk melihat apa yang terjadi dengan Susana. Setelah kedua orang tua-tua itu memberikan keterangan, maka amat malulah para pelayan, sebab belum pernah hal semacam itu dikatakan tentang Susana. Keesokan harinya, ketika rakyat berkumpul lagi pada Yoyakim, suami Susana, datang pulalah kedua orang tua-tua itu penuh angan-angan fasik untuk membunuh Susana. Di depan rakyat mereka berkata, 
"Suruhlah ambil Susana, anak Hilkia, isteri Yoyakim!"
 Maka diambillah Susana. 
Ia datang disertai orang tuanya, anak-anak dan kaum kerabatnya.
 Sanak saudara dan semua yang melihat Susana, menangis. Sementara kedua orang tua-tua itu berdiri di tengah rakyat dan meletakkan tangan mereka di atas kepala Susana, 
Susana menengadah ke Surga sambil menangis,
 sebab hatinya tetap percaya pada Tuhan. Maka kata kedua orang tua-tua itu, "Sedang kami berdua berjalan-jalan di taman, masuklah Susana bersama dua sahaya. Lalu pintu taman itu ditutup, 
dan disuruhnya sahaya-sahaya itu pergi.
 Lalu datanglah seorang pemuda yang bersembunyi di situ dan ia berbaring bersama Susana. Ketika kami, yang ada di sudut taman, melihat kefasikan itu, berlari-larilah kami kepada mereka. Walaupun kami melihat mereka tidur bersama-sama di sana, namun kami tidak dapat menangkap pemuda itu karena ia lebih kuat dari kami. Ia membuka pintu lalu melarikan diri. Tetapi Susana kami pegang, dan kami menanyakan siapa pemuda itu. Ia tidak mau memberitahu kami. Inilah kesaksian kami." Himpunan rakyat percaya akan kesaksian mereka, karena mereka adalah orang tua-tua di antara rakyat; lagi pula mereka adalah hakim. Atas dasar kesaksian itu, dijatuhkannya hukuman mati kepada Susana. Maka berserulah Susana dengan suara nyaring, 
"Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang tersembunyi,
 dan mengenal sesuatu sebelum terjadi, Engkau pun tahu bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati, meskipun aku tidak melakukan sesuatu pun 
dari yang mereka dustakan tentang aku."
 Maka Tuhan mendengarkan suaranya. 
Ketika Susana dibawa keluar untuk dihabisi nyawanya,
 Allah membangkitkan roh suci dalam diri seorang anak muda, Daniel namanya. Anak muda itu berseru dengan suara nyaring, "Aku tidak bersalah terhadap darah perempuan itu!" Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel, katanya, "Apakah maksudnya kata-katamu itu?" 
Daniel pun lalu berdiri di tengah-tengah mereka.
 Katanya, "Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel? Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel 
tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti?
 Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab kedua orang itu memberikan kesaksian palsu terhadap perempuan ini!" Maka bergegaslah rakyat kembali ke tempat pengadilan. Orang tua-tua itu berkata kepada Daniel, "Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahulah kami, 
sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu
 martabat orang tua-tua." Lalu kata Daniel kepada orang yang ada di situ, "Pisahkanlah kedua orang tua-tua tadi jauh-jauh, maka mereka akan diperiksa." Setelah mereka dipisahkan satu sama lain, 
Daniel memanggil seorang di antara mereka dan berkata kepadanya,
 "Hai engkau yang sudah beruban dalam kejahatan, sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat dengan menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil, 
dengan menghukum orang yang tidak bersalah
 dan melepaskan orang yang bersalah, meskipun Tuhan telah berfirman: Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah kaubunuh. Oleh sebab itu, jikalau engkau sungguh-sungguh melihat dia, katakanlah: Di bawah pohon apakah telah kaulihat mereka bercampur?" Sahut orang tua-tua itu, "Di bawah pohon mesui!" Kembali Daniel berkata, "Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri! Sebab malaikat Allah telah menerima firman dari Allah untuk membelah engkau!" Setelah orang itu disuruh pergi, Danielpun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya. Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu, "Hai keturunan Kanaan dan bukan keturunan Yehuda, kecantikan telah menyesatkan engkau dan nafsu berahi telah membengkokkan hatimu. Kamu sudah biasa berbuat begitu dengan puteri-puteri Israel, dan mereka pun terpaksa menuruti kehendakmu karena takut. Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu! Oleh karena itu katakanlah kepadaku: Di bawah pohon apakah telah kaudapati mereka bercampur?" Sahut orang tua-tua itu, "Di bawah pohon berangan!" Kembali Daniel berkata, "Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri. 
Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu
 dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, supaya engkau binasa!" Maka berserulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja 
yang berharap kepada-Nya.
 Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu. Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya. Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh. Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah. 
Demikanlah sabda Tuhan.

Mazmur   Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6
Sekalipun aku berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.
*Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku. 
*Ia menuntun aku di jalan yang lurus,
 demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Ku, itulah yang menghibur aku. 
*Engkau menyediakan hidangan bagiku,
 di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah. 
*Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku
 seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil  Yoh 33:11
Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannyalah Aku berkenan, supaya ia hidup.

Bacaan Injil  Yoh 8:12-20
Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar." Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorangpun, dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku. Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku." Maka kata mereka kepada-Nya: "Di manakah Bapa-Mu?" Jawab Yesus: "Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku."
Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Dan tidak seorangpun yang menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Memberi kesaksian pada zaman modern ini bukan hal yang mudah. Ada banyak tantangan dan resiko yang mengikuti dan dan harus ditanggungnya. Belum lagi tidak semua orang mau  menerimanya. Ada yang menolak dengan terang terangan dan ada pula yang mencurigainya sebagai tindakan cari sensasi, apalagi jika kesaksiannya palsu.
Melalui Injil hari ini kita mendengar kesaksian Yesus tentang Diri-Nya sendiri. Kata Yesus : "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yoh 8:12) Yesus juga menegaskan : “Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia." (Yoh 9:5) mendengar kesaksian ini, orang orang Farisi menolak Yesus. Bagi mereka , kesaksian Yesus itu tidak otentik karena berasal dari Diri-Nya sendiri.
Memang dalam sejarah keselamatan, hampir tidak pernah ditemukan para nabi yang bersaksi tentang dirinya sendiri. Mereka selalu bicara atas nama Allah dan memberi kesaksian tentang Dia yang mengutus mereka. Hanya Yesus saja yang kerap dan berani bersaksi tentang Diri-Nya sendiri. Itulah sebabnya orang orang Farisi tidak menerima kesaksian Yesus . Sebab dengan memberi kesaksian tentang Diri-Nya sendiri, sebagai terang dunia, Yesus seolah menyamakan Diri-Nya dengan Allah.
Bagi orang Farisi, kesaksian Yesus itu palsu dan penuh dengan tanda tanya. Sebaliknya bagi kita yang percaya kepada-Nya, kesaksian Yesus itu bahwa Dia adalah terang dunia. Dia adalah suluh yang membimbing perjalanan hidup kita sampai ke tujuan, hidup yang kekal. Namun sayangnya, seperti yang Yesus katakan, kita lebih memilih tinggal dalam kegelapan dari pada hidup dalam terang.Kita lebih suka berjalan tanpa matahari sebab takut akan panasnya yang kadang menggelisahkan.

Butir permenungan.
Pada masa Pra Paskah, masa pertobatan ini, mari kita datang kepada Yesus, Sang Terang dunia, Kita mohon agar Dia senantiasa menerangi jalan hidup kita  yang terkadang buram dan penuh dengan aral melintang. Namun lebih dari itu, kita hendaknya terus berjuang untuk hidup dalam terang dan akhirnya bisa memberi kesaksian kepada banyak orang bahwa Yesus adalah terang dunia.

Doa.
Ya Tuhan yang maharahim, berilah kami  umat-Mu, kemampuan untuk memilih hidup dalam terang sehingga akhirnya bisa memberi kesaksian kepada banyak orang bahwa Yesus adalah terang dunia. Amin





0 komentar:

Post a Comment