February 12, 2022

RENUNGAN HARIAN, MINGGU 27 FEBRUARI 2022

Kalender Liturgi Minggu 27 Feb 2022
Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  Sir 27:4-7
Kalau ayakan digoyang-goyangkan maka sampahlah yang tinggal,
demikianpun keburukan manusia tinggal dalam bicaranya. Perapian menguji periuk belanga penjunan, dan ujian manusia terletak dalam bicaranya. Nilai ladang ditampakkan oleh buah pohon yang tumbuh di situ, demikian pula bicara orang menyatakan isi hatinya. Jangan memuji seseorang sebelum ia bicara, sebab justru bicaralah batu ujian manusia.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 92:2-3.13-14.15-16
Sungguh baik menyanyikan syukur kepada-Mu ya Tuhan.
*Sungguh baik menyanyikan syukur kepada-Mu ya Tuhan, dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi, memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaanMu di waktu malam.
*Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait Tuhan
akan bertunas di pelataran Allah kita.
*Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,
untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar, bahwa Ia gunung batuku,
dan tidak ada kecurangan padaNya.

Bacaan II 1Kor 15:54-58
Saudara-saudara, sesudah hal-hal yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan: "Maut telah ditelan dalam kemenangan! Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberi kita kemenangan berkat Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku terkasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Flp 2:15-16
Kamu bercahaya seperti bintang-bintang, bila kamu berpegang pada firman Kehidupan.

Bacaan Injil  Luk 6:39-45
Sekali peristiwa Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Dapatkah seorang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang telah tamat pelajarannya akan menjadi sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu', padahal balok yang dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu. Tidak ada pohon baik yang menghasilkan buah yang tidak baik. Dan juga tidak ada pohon tidak baik yang menghasilkan buah baik. Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara, dan dari duri-duri orang tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hati yang baik. Tetapi orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hati-nya yang jahat. Sebab yang diucapkan mulut meluap dari hati."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Ada seorang guru yang setiap kali masuk kelas selalu memberi hormat kepada murid muridnya.  Ketika ditanya tentang perbuatan ganjilnya itu, ia berkata : ”Siapa tahu nanti kalian ada yang jadi pemimpin pemimpin saya. Jadi saya tidak terlambat menghormati kalian”. Seorang murid Yesus harus terus menerus belajar menjadi serupa dengan gurunya, sehingga dapat menuntun orang lain ke jalan yang benar, Selama orang masih buta ia tidak mungkin dapat diutus untuk membantu orang lain. Orang yang tidak dapat melihat balok besar dimatanya sendiri, ia juga tidak akan bisa membantu orang lain membersihkan matanya dari selumbar yang sangat kecil . Melihat dan menyadari kelemahan dalam dirinya sendiri yang begitu besar saja tidak bisa, apalagi mau menolong orang lain untuk melihat dan menyadari kelemahannya yang sangat kecil. Memang orang cenderung mencari cari dan mau membereskan kelemahan orang lain, padahal kekurangan sendiri lebih parah dan otomatis menghalanginya untuk bisa membantu orang lain. Yesus bukan minta para murid agar menutup mata terhadap kejahatan didunia karena mereka toh sama  sama  berdosa , tetapi mau mengajak mereka memeriksa dan mengkoreksi diri terlebih dahulu, sehingga dapat membantu orang lain menjadi lebih baik. Yesus mengingatkan para murid agar tidak berusaha memperbaiki orang lain tanpa lebih dahulu mawas diri dan mengevaluasi diri sendiri. Memang setiap murid Yesus dipanggil untuk menuntun dan membantu orang lain membereskan dirinya, tetapi bagaimana ia bisa membimbing orang lain kalau masih buta, belum mengenal , dan tidak mampu menjalankan cara hidup Kristiani?  Bagaimana ia dapat membantu orang lain mengatasi halangan dirinya kalau ia belum sadar dan melihat cacat celanya sendiri yang menghalangi hidup seturut Injil? Kita kadang gampang mencela kelemahan dan menghina orang lain, padahal kelemahan kita jauh lebih parah. Tidak jarang kita pun cepat menghakimi orang lain tanpa bercermin pada diri sendiri  Mengapa? Yesus telah menunjukkan bahwa kita harus mawas diri terlebih dulu sebelum menghakimi orang lain. Kita adalah pengikut pengikut Yesus zaman ini yang seharusnya terus menerus koreksi dan mawas diri.

Butir permenungan.

Yesus sangat merindukan para murid yang berkualitas. Berkualitas berarti memiliki kemampuan yang bisa diandalkan sesuai dengan bidangnya. Seorang murid atau seorang Katolik yang berkualitas hendaknya setia dalam iman, memiliki pendirian, berprinsip yang benar, berpribadi utuh, memiliki kualitas hati yang mengampuni, menjad| pembawa damai dan senantiasa berbuah dalam kasih. Ada banyak kualitas diri yang mestinya kita miliki dalam hidup. Apa pun itu, Yesus mengajak kita agar menjadi seseorang di dunia ini dan hidup kita berbuah baik. Mengapa kualitas diri ini amat penting untuk hidup yang lebih baik? Karena kebaikan lahir dari pribadi yang hatinya baik dan tulus. Kebaikan akan menuntun orang pada kebaikan. Demikian juga kebenaran akan menuntun orang pada jalan kebenaran. Sebaliknya, kejahatan menuntun orang pada kejahatan. Ingat, gelap tidak bisa mengusir gelap, hanya terang yang bisa melakukannya. Benci tidak bisa mengusir benci, hanya kasih yang bisa melakukannya. Refleksi dan pembatinan adalah sesuatu yang harus dilakukan setiap saat agar manusia selalu berjalan pada pencerahan.  Refleksi atas pengalaman membuahkan kebijaksanaan. Alhasil, pengalaman menjadi guru yang terbaik. Refleksi atas kesalahan akan membuahkan kewaspadaan. Alhasil, kesalahan menjadi pijakan untuk bangkit dan memulai lagi. Jika kita terus berusaha untuk merefleksikan dan membatinkan setiap peristiwa hidup, betapa kita akan menjadi pribadi yang tangguh dalam hidup. Yang sering terjadi dalam hidup adalah proses pendangkalan karena kayanya pengalaman. Aneh bukan? Inilah yang terjadi ketika manusia tidak berefleksi atas pengalaman yang ada atau peristiwa hidup yang dialaminya. Ia seperti si buta menuntun si buta. Lihatlah di sekitar kita. Ada banyak penyegaran rohani, buku-buku rohani, rumah ibadat, rumah retret, tempat ziarah dan para pemuka agama. Mestinya, semua itu semakin menjamin kualitas iman generasi zaman now. Namun, hasilnya ternyata tidaklah demikian. HaI-hal rohani bukan lagi membuat orang semakin saleh, rendah hati, beriman dan takut akan Tuhan. Pesan firman Tuhan hari ini: Bijaklah dengan dirimu, hatimu: perilakumu dan imanmu. Pengalaman boleh banyak, jabatan boleh tinggi dan kegiatan boleh padat. Namun, jika buah atau dampaknya tidak dirasakan oleh orang lain, adakah sesuatu yang salah dengan Semua itu? Refleksikanlah! Pohon yang baik, pasti membuahkan yang balk. Pribadi yang berkualitas pasti memiliki hidup yang berkualitas.

 

Doa

Allah Bapa sumber pengharapan, Engkau telah mengikat perjanjian dengan semua orang melalui Yesus yang terurapi. Semoga kami selalu berpegang teguh pada Dia dan berkembang menjadi umat yang patuh setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

 

 

 

 

Kamu bercahaya seperti bintang-bintang, bila kamu berpegang pada firman Kehidupan.

  

0 komentar:

Post a Comment