March 29, 2020

RENUNGAN HARIAN RABU 8 APRIL 2020


Kalender Liturgi Rabu  8 April  2020
Warna Liturgi: Ungu

Bacaan I  Yes 50:4-9a
Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid,  supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru  kepada orang yang letih lesu.  Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku  untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.  Aku memberi punggungku  kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku  ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan Allah menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda.  Maka aku meneguhkan hatiku seperti teguhnya gunung batu,  karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.  Dia yang menyatakan aku benar telah dekat.  Siapakah yang berani berbantah dengan aku?  Marilah kita tampil bersama-sama!  Siapakah lawanku berperkara?   Biarlah ia mendekat kepadaku!  Sungguh, Tuhan Allah menolong aku;  siapakah yang berani menyatakan aku bersalah? 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34
Demi kasih setia-Mu yang besar, ya Tuhan,  jawablah aku pada waktu Engkau berkenan.
*Karena Engkaulah, ya Tuhan, aku menanggung cela,  karena Engkaulah noda meliputi mukaku.  Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku,  menjadi orang asing bagi anak-anak ibuku;   sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku,  dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku. 
*Cela itu telah mematahkan hatiku,  dan aku putus asa;  aku menantikan belas kasihan, tetapi sia-sia,  dan waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam. 
*Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian,  mengagungkan Dia dengan lagu syukur;   Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah;  biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah!  Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin,  dan tidak memandang hina  orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

Bacaan Injil  Mat 26:14-25
Sekali peristiwa  pergilah seorang dari kedua belas murid itu,  yang bernama Yudas Iskariot,  kepada imam-imam kepala. Ia berkata, "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?"  Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.  Dan mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik  untuk menyerahkan Yesus.  Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi  datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata,  "Di mana Engkau kehendaki  kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"  Jawab Yesus, "Pergilah ke kota, kepada si Anu,  dan katakan kepadanya: Beginilah pesan Guru:  Waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah  bersama-sama dengan murid-murid-Ku."  Lalu murid-murid melakukan  seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka,  dan mempersiapkan Paskah.   Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.  Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata,  "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."  Dan dengan hati yang sangat sedih   berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya,  "Bukan aku, ya Tuhan?"  Yesus menjawab,  "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini,  dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi  sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang  yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan!  Adalah lebih baik bagi orang itu  sekiranya ia tidak dilahirkan."  Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu menyahut,  "Bukan aku, ya Rabi?"  Kata Yesus kepadanya, "Engkau telah mengatakannya." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Hidup perkawinan di zaman sekarang tampaknya makin sulit, Hal ini ditandai oleh makin banyaknya perceraian. Saya mengenal seseorang yang telah melewati masa pacaran selama 9 tahun dan telah menjalani masa perkawinan selama 15 tahun. Namun, akhirnya mereka berpisah. Lamanya masa perkenalan sama sekali tidak menjamin perkawinan itu akan langgeng. Begitu pula lamanya hidup bersama, tidak dengan sendirinya membuat perkawinan itu tetap utuh. Selalu saja ada alasan untuk memutuskan berpisah, juga alasan untuk membenarkan diri sendiri.  Bila salah seorang mengkhianati janji perkawinan, misalnya hanya mengutamakan dan mementingkan kebahagiaan sendiri dengan mengabaikan kebahagiaan pasangannya, maka sudah dapat dipastikan ditebak bagaimana warna hidup pernikahan pasangan ini. Diperlukan pertobatan serius bagi pasangan yang berorientasi pada kebahagiaan atau kesenangan diri sendiri.  Injil hari ini mengisahkan tentang pengkhianatan Yudas terhadap Yesus, gurunya. Selama 3 tahun Yudas selalu mengikuti Yesus dari dekat, tetapi dia tidak dapat mengenali siapa Yesus itu sebenarnya. Yudas merasa kecewa, karena Yesus yang dia harapkan sebagai seorang pemimpin yang akan membebaskan bangsanya dari penjajahan Romawi, ternyata sama sekali tidak menunjukkan tanda tanda sebagai seorang pemimpin yang dibayangkannya. Yudas lebih tergiur akan imbalan yang akan diperolehnya kalau dia dapat menyerahkan Yesus kepada imam imam kepala, “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu? “ (Mat 26:15).  Mata hati Yudas telah tertutup oleh ketamakan akan uang, Yudas lebih mementingkan diri sendiri tanpa memperdulikan Yesus yang benar benar mencintainya. Betapa sedih hati Yesus , ketika tahu bahwa Yudas akan menyerahkan diri-Nya. Namun, tak kalah sedih hati para murid, ketika mengetahui guru mereka akan diserahkan oleh salah seorang diantara mereka. Gemparlah mereka , sehingga berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya , “Bukan aku, ya Tuhan?” Bagaimana dengan kita sendiri? Pernahkah kita mengkhianati Yesus dalam bentuk yang berbeda? Mari kita bertobat dari jalan yang tidak berkenan dihadapan Tuhan.

Butir permenungan.
Dalam Pekan Suci , kita diajak merenungkan sengsara Yesus , Salah satu penderitaan-Nya adalah pengkhianatan salah seorang murid-Nya , Yudas Iskariot. Dia rela menggadaikan persahabatan atau relasinya selama ini dengan Yesus demi sesuatu yang dianggap lebih penting. Para imam kepala membayar Yudas tiga puluh orang perak, lalu Yudas mencari saat yang tepat untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Baginya harta merupakan sesuatu yang menarik dari pada relasinya dengan Yesus.  Sesungguhnya Yesus telah mengingatkan para murid melalui khotbah khotbah-Nya  bagaimana ketertarikan orang orang terhadap harta dapat merusak komoitmen mereka dalam mengikuti Yesus, misalnya tentang orang kaya yang bodoh (Lukas 12: 13-21) dan orang kaya yang sukar masuk kerajaan surga (Matius 19:21-26)  namun Yudas Iskariot mengabaikan peringatan ini dengan menunjukkan ketertaikannya yang lebih terhadap harta dari pada keselamatan yang diberikan oleh Yesus. Perbuatan yang dilakukan oleh Yudas Iskariot boleh jadi merupakan gambaran dari sikap kita selama ini, Kita lebih tertarik mengumpulkan harta duniawi daripada mengikuti Yesus . Kita lebih sering menomorsatukan pekerjaan agar bisa memperoleh dari pada peri beribadat ke gereja.  Bahkan ada orang yang meninggalkan imannya kepada Yesus demi memperoleh jabatan yang menurutnya lebih menjamin hidupnya di kemudian hari. Ada imam yang memasang tariff ketika mewartakan Tuhan , ada pengurus gereja yang mengharuskan umat agar melunasi terlebih dahulu kewajiban mereka sebelum memohon pelayanan dar Gereja. Ada umat yang menggunakan kesempatan berbisnis ketika beribadat di Gereja.. Perbuatan perbuatan ini sesungguhnya tidak jauh beda dengan perbuatan Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus demi harta.  Yudas Iskariot menutup hatinya , dia tidak sadar bahwa ia berdosa. Kendati Yesus mengingatkan, dia tidak membuka hatinya untuk bertobat.  Semoga kita tidak seperti Yudas Iskariot . Marilah kita menyadari perbuatan perbuatan salah yang telah kita lakukan selama ini dan memohon rahmat pengampunan dari Tuhan.

Doa.
Ya Bapa   yang mahabaik, tolonglah kami umat-Mu, untuk selalu pasrah pada kehendak Allah Bapa dan menyerahkan semua kesedihan dan masalah kami kepada-Mu. Amin.




Demi kasih setia-Mu yang besar, ya Tuhan,  jawablah aku pada waktu Engkau berkenan.


0 komentar:

Post a Comment