April 22, 2017

RENUNGAN HARIAN, ( MINGGU KERAHIMAN ILAHI 24 APRIL 2017 )

Bacaan Liturgi Minggu  Kerahiman Ilahi  23 April 2017
PF S. Georgius, Martir

Bacaan Pertama  Kis 2:42-47
Orang-orang yang menjadi percaya dan memberi dirinya dibaptis bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sementara rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. 
Dan Semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang 
sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan sehati 
tiap-tiap hari mereka berkumpul di Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah-rumah jemaat secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 118:2-4.13-15.22-24
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik. Kekal abadi kasih setia-Nya.
*Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!" Biarlah kaum Harun berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!" Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!" 
*Aku didorong dengan hebat sampai jatuh, tetapi Tuhan menolong aku. Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku. Suara sorak-sorai dan kemenangan terdengar di kemah orang-orang benar, "Tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan." 
*Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. 
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya!

Bacaan Kedua  1Ptr 1:3-9
Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus! Berkat rahmat-Nya yang besar kita telah dilahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Kita dilahirkan untuk hidup yang penuh pengharapan, yaitu untuk menerima warisan yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di surga bagi kamu. Kuasa Allah telah memelihara kamu karena iman sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia yang akan dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu harus berdukacita sejenak oleh berbagai-bagai pencobaan. Semuanya itu dimaksudkan untuk membuktikan kemurnian imanmu, yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api. 
Dengan demikian kamu memperoleh puji-pujian, kemuliaan dan kehormatan 
pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Yoh 20:29
Karena telah melihat Aku, Tomas, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.

Bacaan Injil  Yoh 20:19-31
Setelah Yesus wafat di salib, pada malam pertama sesudah hari Sabat, 
berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Damai sejahtera bagi kamu." Sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, "Damai sejahtera bagi kamu! 
Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Yesus mengembusi mereka dan berkata, "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." Pada waktu Yesus datang itu Tomas, seorang dari kedua belas murid, yang juga disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka. 
Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya, "Kami telah melihat Tuhan!" 
Tetapi Tomas berkata kepada mereka, "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, aku sama sekali tidak akan percaya." 
Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu, 
dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Damai sejahtera bagi kamu!" Kemudian Yesus berkata kepada Tomas, "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku, dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah!" Tomas menjawab kepada-Nya, "Ya Tuhanku dan Allahku!" 
Kata Yesus kepadanya, "Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. 
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini. Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya oleh imanmu itu kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya. 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Pada tanggal 30 April 2000, Paus Yohanes Paulus II mengumumkan agar Gereja Katolik di seluruh dunia merayakan Hari Minggu Paskah II sebagai Hari Minggu Kerahiman Ilahi. Waktu itu Bapa Suci memimpin upacara kanonisasi Beata Suster Maria Faustina Kowalska menjadi Santa Faustina Kowalska.
Tahun 2016 telah ditetapkan oleh Paus Fransiskus sebagai Tahun Yubileum Agung Kerahiman. Tahun Yubileum Agung Kerahiman tersebut telah dimulai pada hari raya  St. Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, 8 Desember 2015 lalu dan akan berlangsung hingga 20 November 2016  tepat pada hari raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam, Paus Paulus menjelaskan bagaimana pelaksanaannya dalam Dekrit Petunjuk resmi ( Bulla) dengan judul “ Misericordiae Vultus (Wajah Kerahiman). Bulla tersebut dibacakan oleh Pastor Leonardo Sapienza Wali Prefek Rumah Tangga Kepausan tanggal 11 April 2015, pada Vigili Minggu Kerahiman Illahi di Basilika St. Petrus , Vatikan.
Melalui Bulla tersebut , Paus Fransiskus mengajak seluruh gereja untuk merayakan Tahun Yubileum Agung Kerahiman sebagai Tahun Suci. Lebih dari 10 kali dalam Bulla ini Paus Fransiskus menyebut Tahun Yubileum Agung Kerahiman sebagai Tahun Suci. Apa artinya ini bagi kita?  Kita seolah diingatkan berulang kali akan pentingnya Tahun Suci ini , sebuah tahun rahmat Tuhan (MV, no 17), sebuah kesempatan yang amat indah dan berharga untuk merenungkan misteri Kerahiman Allah. “ Kita perlu terus menerus merenungkan misteri Kerahiman” tegas Paus Fransiskus (MV no.2)
Melalui penampakan-penampakan –Nya kepada St. Faustina, Yesus antara lain bersabda: “ Putri-Ku, umumkan kepada seluruh dunia mengenai Kerahiman-Ku yang tak terselami. Aku minta agar Pesta Kerahiman Ilahi menjadi tempat perlindungan dan tempat penampungan untuk semua jiwa, khususnya para pendosa yang malang. Pada hari itu, Kerahiman-Ku yang paling dalam dan lembut membuka. Aku menganugerahkan samudra rahmat keatas jiwa jiwa yang mengunjungi sumber Kerahiman-Ku. Jiwa jiwa yang mengaku dosa dan menerima Komuni Suci akan menerima pengampunan yang menyeluruh dari dosa dan denda dosanya. Pada hari itu semua gerbang ilahi terbuka dan rahmat akan mengalir keluar. Jangan biarkan jiwa jiwa takut untuk mendekat pada-Ku , walaupun dosa dosa mereka sangat besar. Kerahiman-Ku sangatlah besar, sehingga tidak ada pikiran, baik dari manusia maupun malaikat, yang dapat memahaminya secara keseluruhan disepanjang segala masa. Semua jiwa yang mengikatkan dirinya pada-Ku akan memandang kasih dan Kerahiman-Ku untuk selama-lamanya. Umat manusia tidak akan mendapatkan kedamaian sebelum berbalik kepada Sumber Kerahiman-Ku (Buku Catatan Harian St. Faustina #699)

Butir permenungan.
Terkadang kita juga mengalami seperti yang dialami oleh para murid Yesus. Diri kita makan dalam ruangan yang tertutup semuanya . Gelap dan tidak tahu jalan keluar . Namun kita tidak perlu kuatir Tuhan yang kita imaniakan hadir dan “menembus” ruang hati kita yang tertutup rapat dan mengatakan “damai sejahtera” bagi  kita . Salam dan sapaan Yesus itulah yang akan memberikan kedamaian  dan ketenangan bagi kita. Bahkan Yesus akan menghembusi kita dengan Roh-Nya sehingga hidup kita yang “mati” menjadi “hidup” kembali. Atau mungkin dalam hidup beriman kita juga kerap ragu ragu seperti Tomas. Dalam situasi ragu, janganlah kita justru menjauh dari Yesus.
Semakin jauh dari Yesus , kita justru tidak akan mendapat jawaban atas keraguan kita. Tuhan tidak akan meninggalkan kita seorang diri. Dia akan selalu menemani kita baik suka maupun duka.
Yesus mengundang kita semua untuk tidak takut mendekat pada-Nya. Ajakan untuk tidak takut itu juga dinyatakan oleh Tuhan kepada Yohanes “ Ia meletakkan tangan kanan-Nya diatasku , lalu berkata “Jangan takut” (Why 1:17) Para murid yang ketakutan  pun (Yoh 20: 19 ) dibebaskan oleh Yesus yang bangkit dengan setiap kali menyatakan kepada mereka  :” Damai sejahtera bagi kamu “ (Yoh 20:19,21,26) , Tuhan yang kita imani adalah Dia yang Maharahim.

Doa .
Ya Tuhan yang Mahamurah, kami umat-Mu mohon anugerah rahmat-Mu agar kami terbebaskan dari rasa takut untuk mendekat pada-Mu. Amin.


Karena telah melihat Aku, Tomas, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat,

namun percaya.

0 komentar:

Post a Comment