March 2, 2017

RENUNGAN HARIAN, ( SAPTU 4 MARET 2017)

Bacaan Liturgi  Saptu  4 Maret 2017
PF S. Kasimirus

Bacaan Pertama  Yes 58:9b-14
Inilah firman Allah, "Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. Tuhan akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu. Engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "Yang memperbaiki tembok yang tembus" "Yang membetulkan jalan" supaya tempat itu dapat dihuni. Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "Hari Kenikmatan", dan hari kudus Tuhan "Hari Yang Mulia;" apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu sendiri, atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang, karena Tuhan. Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 86:1-2.3-4.5-6
Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu.
*Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskin aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi,  selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu. 
*Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku. 
*Sebab, ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
Bait Pengantar Injil  Yeh 33:11
Aku tidak berkenan akan kematian orang fasik, melainkan akan pertobatannya supaya ia hidup.

Bacaan Injil  Luk 5:27-32
Sekali peristiwa Yesus melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, 
sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!" 
Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. 
Lalu Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Yesus di rumahnya. 
Sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut 
kepada murid-murid Yesus, "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Lalu jawab Yesus kepada mereka, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Tindakan baik merupakan buah dari komitmen yang dihayati secara terus menerus dalam hidup. Seorang pelajar yang ingin memperoleh nilai maksimal harus tekun belajar. Seorang biarawan – biarawati yang ingin bertumbuh dalam hidup rohani harus disiplin dalam latihan rohani. Orang tua yang menginginkan keluarga harmonis harus setia menyediakan waktu untuk tinggal bersama anak dan pasangan dirumah.
Yesus juga menginginkan komitment dari kita dalam mengikuti-Nya. Injil hari ini mengkisahkan tentang Lewi , seorang pemungut cukai yang mengikuti Yesus. Kisah tersebut diceritakan secara menarik untuk kita refleksikan dalam hidup beriman. Ketika Yesus menyapa dan mengajak dia dengan berkata :” Ikutlah Aku” dia langsung berdiri , meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti-Nya. Dia tidak mengulur ulur waktu, Tentu, sebagai seorang pemungut cukai ia pasti memiliki harta berupa uang, barang berharga, dan lain sebagainya. Akan tetapi, ia meninggalkan semua itu lalu mengikuti Yesus.
Kita bisa belajar dari sikap Lewi dalam mengikuti Yesus. Dalam perjalanan rohani , kita juga perlu komitmen  tegas. Yesus selalu menyapa dan memanggil kita untuk bertobat baik melalui Sabda dalam Ekaristi, maupun pengalaman rohani sehari hari. Namun, ironisnya kita sering kali mengabaikannya. Kita menunda nunda waktu untuk bertobat dan kembali kepada Allah.
Bertobat bukan soal hari esok, tetapi seluruh hidup kita setiap hari yang diungkapkan melalui  hal hal kecil dengan setia dan tekun hari ini. Pertobatan sekecil apapun yang kita lakukan setiap hari akan menumbuhkan iman kepada Allah, sebab pertobatan akan membantu kita  untuk melepaskan sikap egoisme yang sering kali menghalangi rahmat Allah dalam diri kita. Barang kali pertobatan terasa tidak mudah, tetapi bersama rahmat Allah kita mampu memulainya. Para kudus dalam Gereja telah membuktikan komitmen mereka dengan setia melakukan doa, askese, pantang dan puasa. Semua dipandang sebagai latihan rohani.
Mari kita membangun komitmen untuk bertobat, terutama masa Pra Paskah ini, sehingga hati kita makin bersih, dekat dengan Allah dan pada  saatnya kita dapat merayakan misteri  Paskah dengan penuh iman dan hati yang gembira.

Butir permenungan.
Tidak ada manusia didunia ini yang tidak berdosa. Sejak lahir, manusia sudah mewarisi benih benih dosa.  Dosa adalah perbuatan dan perkataan manusia yang tidak sesuai dengan kehendak Allah dan ini yang dilakukan secara sadar, tahu dan mau. Dosa membuat relasi antara manusia dengan sesama dan relasi manusia dengan Tuhan menjadi tidak harmonis . Beruntunglah kita memiliki Bapa yang maharahim kepada kita anak anak-Nya.  Kasih dan Kerahiman-Nya kepada kita orang berdosa ditunjukkan-Nya. Dengan selalu memanggil kita untuk bertobat dan memperbaiki kembali hubungan kita dengan sesama dan Tuhan. Sebab Yesus datang kedunia untuk memanggil orang berdosa supaya kembali ke pelukan Allah.
Dengan demikian Yesus membuat kita memiliki kesempatan untuk diselamatkan dari kuasa maut. Karena dosa , kita berjalan menuju maut, tetapi melalui Yesus , kita digiring menuju keselamatan . Itulah pengalaman Lewi, seorang pemungut cukai yang diwartakan dalam Injil hari ini. Ia yang dianggap sebagai orang berdosa bisa bertobat drastis oleh karena perjumpaannya  dengan Yesus. Pelajaran berharga yang bisa kita peroleh dari Lewi , pemungut cukai adalah keterbukaan hatinya untuk mengikuti ajakan pertobatan dari Yesus dan kerelaannya untuk meninggalkan kemapanan serta kenikmatan duniawi yang dia miliki . Tanpa keterbukaan hati untuk mengikuti panggilan Yesus dan kerelaan untuk meninggalkan kenikmatan  duniawi, usaha pertobatan akan mengalami kegagalan.

Doa.
Ya Tuhan yang maha bijaksana , ajarilah umat-Mu membangun komitmen untuk bertobat dalam masa Pra Paskah ini . Amin.




0 komentar:

Post a Comment