September 5, 2019

RENUNGAN HARIAN JUMAT 13 SEPTEMBER 2019


Bacaan Liturgi Jumat  13 September 2019
PW S. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  1Tim 1:1-2.12-14
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus atas perintah Allah,  penyelamat kita, 
dan atas perintah Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada Timotius, anakku yang sah dalam iman. Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera 
dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.  Aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita,  yang menguatkan daku, 
karena Ia menganggap aku setia, dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku.  Padahal tadinya aku seorang penghojat dan seorang penganiaya yang ganas. Tetapi kini aku telah dikasihani-Nya,   karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman.
Malahan kasih karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan bersama dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 16:1.2a.5.7-8.11
Ya Tuhan, Engkaulah milik pusakaku.
*Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung.  Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku,  Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku,  Engkau sendirilah  yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
*Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku.  Aku senantiasa memandang kepada Tuhan;   karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
*Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan;  di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah,  di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Bait Pengantar Injil  Yoh 17:17b.a
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran.  Kuduskanlah kami dalam kebenaran.

Bacaan Injil  Luk 6:39-42
Pada suatu ketika   Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya,  "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?  Bukankah  keduanya akan jatuh ke dalam lubang?  Seorang murid tidak melebihi gurunya,   akan menjadi sama dengan gurunya.  Mengapakah engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu,  sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui?  Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu,   'Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu,'  padahal balok dalam matamu tidak kaulihat?   Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu,  maka engkau akan melihat dengan jelas  untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan
 Ada seorang guru yang setiap kali masuk kelas selalu memberi hormat kepada murid muridnya.  Ketika ditanya tentang perbuatan ganjilnya itu, ia berkata : ”Siapa tahu nanti kalian ada yang jadi pemimpin pemimpin saya. Jadi saya tidak terlambat menghormati kalian”.  Seorang murid Yesus harus terus menerus belajar menjadi serupa dengan gurunya, sehingga dapat menuntun orang lain ke jalan yang benar, Selama orang masih buta ia tidak mungkin dapat diutus untuk membantu orang lain. Orang yang tidak dapat melihat balok besar dimatanya sendiri, ia juga tidak akan bisa membantu orang lain membersihkan matanya dari selumbar yang sangat kecil . Melihat dan menyadari kelemahan dalam dirinya sendiri yang begitu besar saja tidak bisa, apalagi mau menolong orang lain untuk melihat dan menyadari kelemahannya yang sangat kecil. Memang orang cenderung mencari cari dan mau membereskan kelemahan orang lain, padahal kekurangan sendiri lebih parah dan otomatis menghalanginya untuk bisa membantu orang lain.  Yesus bukan minta para murid agar menutup mata terhadap kejahatan didunia karena mereka toh sama  sama  berdosa , tetapi mau mengajak mereka memeriksa dan mengkoreksi diri terlebih dahulu, sehingga dapat membantu orang lain menjadi lebih baik. Yesus mengingatkan para murid agar tidak berusaha memperbaiki orang lain tanpa lebih dahulu mawas diri dan mengevaluasi diri sendiri.

Butir permenungan.
Memang setiap murid Yesus dipanggil untuk menuntun dan membantu orang lain membereskan dirinya, tetapi bagaimana ia bisa membimbing orang lain kalau masih buta, belum mengenal , dan tidak mampu menjalankan cara hidup Kristiani?  Bagaimana ia dapat membantu orang lain mengatasi halangan dirinya kalau ia belum sadar dan melihat cacat celanya sendiri yang menghalangi hidup seturut Injil? Kita kadang gampang mencela kelemahan dan menghina orang lain, padahal kelemahan kita jauh lebih parah. Tidak jarang kita pun cepat menghakimi orang lain tanpa bercermin pada diri sendiri  Mengapa? Yesus telah menunjukkan bahwa kita harus mawas diri terlebih dulu sebelum menghakimi orang lain. Kita adalah pengikut pengikut Yesus zaman ini yang seharusnya terus menerus koreksi dan mawas diri.

Doa.
Allah Bapa Gembala utama , kami bersyukur , karena Engkau telah mengutus Gembala dan Penuntun yaitu Yesus, Saudara se-Bapa kami. Semoga Ia sudi menuntun kami menuju kedamaian yang sangat didambakan dunia.  Amin.


Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran.  Kuduskanlah kami dalam kebenaran.


0 komentar:

Post a Comment