December 26, 2023

RENUNGAN HARIAN MINGGU 31 DESEMBER 2023

Kalender Liturgi Minggu  31  Des  2023

Minggu Masa Natal
Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  Kej 15:1-6;21:1-3
Pada suatu ketika  datanglah firman Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan,  "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu;  upahmu akan sangat besar."  Abram menjawab,  "Ya Tuhan Allah,  apakah yang akan Engkau berikan kepadaku?  Aku akan meninggal tanpa mempunyai anak,  dan yang akan mewarisi isi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."  Lagi kata Abram,  "Engkau tidak memberi aku keturunan,  sehingga seorang hambakulah yang nanti menjadi ahli warisku."  Tetapi datanglah firman Tuhan kepadanya, demikian,  "Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu,  melainkan anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu."  Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta berfirman,  "Coba lihat ke langit,  hitunglah bintang-bintang itu jika engkau dapat!"  Maka firman-Nya kepada Abram,  "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."  Lalu Abram percaya kepada Tuhan;  maka Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran.  Tuhan memperhatikan Sara seperti difirmankan-Nya,  dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya.  Maka mengandunglah Sara,  lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham  dalam masa tuanya  pada waktu yang telah ditetapkan,  sesuai dengan firman Allah kepadanya.  Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak,  dialah anak yang dilahirkan Sara baginya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 105:1b-2.3-4.5-6.8-9
Hanya Dialah Tuhan, Allah kita,  selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya.
*Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya,  maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.  Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya,  percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
*Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus,  biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.  Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya,  carilah selalu wajah-Nya.
*Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya,  mujizat-Nya dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya,  hai anak cucu Abraham, hamba-Nya,  hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya!
*Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham,  dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Bacaan II  Ibr 11:8.11-12.17-19
Saudara-saudara,  karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat  ke negeri yang akan di aterima menjadi milik pusakanya,
ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tujui.  Karena iman pula,
Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu,
walaupun usianya sudah lewat,  karena ia yakin bahwa Dia yang memberikan janji itu setia.  Itulah sebabnya,  dari satu orang yang malahan telah mati pucuk  terpancar keturunan besar  seperti bintang di langit atau seperti pasir di tepi laut,  yang tidak terhitung banyaknya.  Karena iman, Abraham rela mempersembahkan Ishak  tatkala ia dicobai.  Ia yang telah menerima janji itu  rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,  walaupun kepadanya telah dikatakan,  "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."  Abraham berbuat demikian karena ia percaya  bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang  sekalipun mereka sudah mati.  Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Ibr 1:1-2
Dahulu kala Allah berbicara kepada nenek moyang kita  dengan perantaraan para nabi;  pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita  dengan perantaraan Anak-Nya.

Bacaan Injil  Luk 2:22-40
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa Kanak Yesus ke Yerusalem  untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan,  seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan:
     Semua anak laki-laki sulung
     harus dikuduskan bagi Allah.
Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban  menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan,  yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak merpati.  Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon.  Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya,  yang menantikan penghiburan bagi Israel.  Roh Kudus ada di atasnya,  dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus,  bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias,  yaitu Dia yang diurapi Tuhan.  Atas dorongan Roh Kudus  Simeon datang ke Bait Allah.  Ketika Kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya  untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat,  Simeon menyambut Anak itu  dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya,
    "Sekarang Tuhan,
     biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera,
     sesuai dengan firman-Mu,
     sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
     yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
     yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain
     dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu  yang dikatakan tentang Kanak Yesus.  Lalu Simeon memberkati mereka  dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan  untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel  dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan  -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --,  supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."  Pada waktu itu  ada pula di Yerusalem seorang nabi perempuan,  anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana.  Ia sudah sangat lanjut umurnya.  Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya,  dan sekarang ia sudah janda,  berumur delapan puluh empat tahun.  Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah,  dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.  Pada hari itu Hana pun datang ke Bait Allah  dan mengucap syukur kepada Allah,  serta berbicara tentang Kanak Yesus kepada semua orang  yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.  Setelah menyelesaikan semua  yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan,
kembalilah Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus  ke kota kediaman mereka,  yaitu kota Nazaret di Galilea.  Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat,  penuh hikmat,  dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.R

Renungan

Sudah miskin, diusir lagi dari masyarakat. Bak sudah jatuh ketimpa tangga lagi.Hari ke 40 adalah hari pentahiran bagi seorang ibu yang habis melahirkan. Upacara penyucian itu wajib demi menghapus kenajisan sehingga ibu itu dapat ikut kembali dalam peribadatan. Maria dan Yusup pergi ke Bait Allah di Yerusalem  untuk upacara pentahiran dan mempersembahkan Yesus kepada Tuhan. Simeon menyambut Anak itu, membopong-Nya dan memuji Tuhan, karena karya penyelamatan-Nya telah dinyatakan melalui Tuhan Yesus. Simeon yakin , bahwa apa yang selama ini diharapkan sekarang telah berada ditangannya. Dalam diri Kanak kanak Yesus , Simeon melihat keselamatan yang dijanjikan Allah. Melihat Kanak kanak Yesus, Simeon mengalami bahwa terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa bangsa lain sedang diwahyukan. Lewat bangsa terpilih keselamatan akan disalurkan kepada yang lain sehingga mereka akan menjadi terang bagi bangsa bangsa  lain. Karya penyelamatan itulah yang dinubuatkan Simeon  akan menimbulkan perbantahan dan perpecahan diantara orang orang Yahudi. Maka , mereka yang pro pada Yesus akan mendapat keselamatan dan yang kontra akan mengalami kejatuhan. Semua itu akan mendatangkan penderitaan bagi Maria. “Suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri”  Maria akan ikut menderita menyaksikan perpecahan bangsa Israel itu, Karena itu kita pun jangan bersikap cuek tak peduli, tetapi soliderlah pada penderitaan sesama

Doa

Ya Tuhan, berilah kami kesadaran bahwa Tuhan hadir dalam kehidupan kami, sehingga kami dipenuhi oleh sukacita dan sukacita itu dapat kami bagikan kepada sesama. Amin.

 

 

 

 

Dahulu kala Allah berbicara kepada nenek moyang kita  dengan perantaraan para nabi;  pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita
dengan perantaraan Anak-Nya.

 

0 komentar:

Post a Comment