Bacaan Liturgi 17 Agustus 2019
HR Kemerdekaan Republik Indonesia
Bacaan Pertama Sir
10:1-8
Pemerintah
yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah
yang arif adalah yang teratur. Seperti
para penguasa, demikian
pula para pegawainya; seperti pemerintah kota, demikian
pula semua penduduknya. Raja yang tidak
terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi
sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas
bumi, dan pada
waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah
terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan
martabat. Janganlah pernah menaruh benci
kepada sesamamu, apapun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa
terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan
dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah
salah. Pemerintahan beralih dari bangsa
yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan dan uang.
Demikianlah
sabda Tuhan.
Mazmur Mzm
101:1a.2ac.3a.6-7
Kamu dipanggil untuk kemerdekaan, maka abdilah
satu sama lain dalam cintakasih.
*Tuhan, aku
hendak menyanyikan kasih setia dan hukum, aku hendak memperhatikan hidup
yang tidak bercela. Aku hendak hidup dalam ketulusan hati, tiada
kutaruh di depan mataku perkara dursila.
*Mataku
tertuju kepada orang-orang yang setiawan, supaya mereka diam bersama-sama
aku. Orang yang hidup dengan cara yang tak bercela, akan melayani
aku.
*Orang yang
melakukan tipu daya tidak akan diam di dalam rumahku,
orang yang
berbicara dusta tidak akan tegak di depan mataku.
Bacaan Kedua 1Ptr
2:13-17
Saudara-saudaraku
yang terkasih, demi Allah, tunduklah
kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi, maupun kepada wali-wali yang
ditetapkannya untuk
menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan mengganjar orang-orang yang
berbuat baik. Sebab inilah kehendak
Allah, yaitu supaya
dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka, bukan
seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi
kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah
semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah
raja!
Demikianlah
sabda Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Mat 22:21
Berikanlah
kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar,
dan kepada
Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.
Bacaan Injil Mat
22:15-21
Sekali
peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat
menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan.
Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya
kepada Yesus,
"Guru,
kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan
jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab
Engkau tidak mencari muka. Katakanlah
kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada Kaisar atau
tidak?"
Tetapi Yesus
mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata,
"Mengapa
kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang
untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, "Gambar
dan tulisan siapakah ini?" Jawab
mereka, "Gambar dan tulisan Kaisar."
Lalu kata
Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib
kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu
berikan kepada Allah."
Demikianlah
sabda Tuhan.
Renungan
Ketika para
pendiri negara kita menggagas sebuah negara, yang mereka pikirkan adalah
bagaimana negara Indonesia ini menjadi rumah bersama bagi seluruh rakyat.
Kondisi bangsa ini amat heterogen . mempersatukan bangsa yang sangat besar dan
luas dengan keaneka ragaman budaya, suku, bahasa, golongan, dan agama serta
kepercayaan, bukan suatu pekerjaan yang mudah. Dalam sejarah pernah terjadi
ketegangan , ketika kelompok atau golongan tertentu ingin memaksakan
ideologinya sebagai dasar negara. Namun kelompok ini gagal karena ideologi itu
tidak mampu memayungi seluruh rakyat. Para pendiri negara kita mau
belajar dari pengalaman sejarah itu dan memikirkan sebuah ideologi yang bisa
menjadi rumah bersama bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila dijadikan dasar
negara. Kemampuan
untuk memikirkan dan merumuskan dasar negara Pancasila yang terbukti ampuh
dapat mempersatukan seluruh rakyat Indonesia yang amat heterogen , menjadi
tanda bahwa para pendiri negara kita adalah orang orang yang dikaruniai
kebijaksanaan, Kitab Putra Sirakh menegaskan bahwa “Pemerintah yang bijak
menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang
teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para
pegawainya; seperti pemerintah kota, demikian pula semua
penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi
sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya” Hidup bijaksana seperti ditegaskan oleh Putra
Sirakh itu merupakan sebuah kemerdekaan rohani. Yakni hidup yang lepas bebas,
tidak terbelenggu oleh kepentingan kepentingan diri atau golongannya.
Orang yang telah mengalami kemerdekaan rohani adalah orang yang hidupnya hanya
demi kemuliaan Allah dan kesejahteraan sesama. Dia tidak akan terbelenggu oleh
tindakan kelaliman , kekerasan dan uang. Karena hal hal itu hanya akan menghancurkan
negara dan rakyat..
Butir
permenungan
Hari ini
kita bersama memperingati kemerdekaan negara kita yang tercinta. Kita bersama
ingin agar negara kita mampu mewujudkan cita cita nya menjadi negara yang
adail, makmur dan sejahtera. Untuk itu seluruh rakyat dan terutama para
pemimpinnya hendaknya sungguh memiliki kemerdekaan rohani itu. Hal ini telah
ditegaskan oleh Santo Petrus “Hiduplah sebagai orang merdeka, bukan
seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi
kejahatan-kejahatan mereka, .....” Semoga kemerdekaan rohani
menjiwai kita semua.
Doa
Allah Bapa yang maha kuasa, Engkau telah
menganugerahkan kemerdekaan kepada nusa dan bangsa kami, Kami mohon lindungilah
tanah air kami, agar tetap bebas merdeka dan aman sentosa, sehingga seluruh
rakyat dengan tenang dan bebas mengabdi Engkau dan sesama, Amin,
Berikanlah
kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar,
dan kepada
Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.
0 komentar:
Post a Comment