August 4, 2019

RENUNGAN HARIAN MINGGU 25 AGUSTUS 2019


Bacaan Liturgi Minggu  25 Agustus 2019
PF S. Yosef dari Calasanz, Imam
PF S. Ludowikus

Bacaan Pertama  Yes 66:18-21
Beginilah firman Tuhan,  "Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan.  Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang serta melihat kemuliaan-Ku.  Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka, dan akan mengutus dari antara mereka orang-orang yang terluput; mereka ini akan Kuutus kepada bangsa-bangsa, yakni Tarsis, Pul dan Lud, mereka akan Kuutus ke Mesekh dan Rosy, ke Tubal dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh,  yang belum pernah mendengar kabar tentang Aku, dan yang belum pernah melihat kemuliaan-Ku, supaya mereka memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa.  Mereka itu akan membawa semua saudaramu dari segala bangsa sebagai kurban untuk Tuhan; mereka akan membawanya  di atas kuda dan kereta dan di atas usungan,  di atas bagal dan unta betina yang cepat, ke atas gunung-Ku yang kudus, ke Yerusalem, sama seperti orang Israel membawa kurban dalam wadah yang tahir ke dalam rumah Tuhan.  Juga dari antara mereka akan Kuambil imam-imam dan orang-orang Lewi.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 117:1.2
Pergilah ke seluruh dunia dan wartakanlah Injil.
*Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
*Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bacaan Kedua  Ibr 12:5-7.11-13
Saudara-saudara, Janganlah kamu lupa akan nasihat  yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak, "Hai anakku, janganlah meremehkan didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan oleh-Nya;  karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."  Jika kamu menerima hajaran, maka di situ Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah ada anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?  Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu diberikan  tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita.  Namun kemudian ia menghasilkan buah kebenaran  yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;  dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok,  tetapi menjadi sembuh.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Yoh 14:6
Akulah jalan, dan kebenaran dan hidup, sabda Tuhan.  Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa,  kalau tidak melalui Aku.

Bacaan Injil  Luk 13:22-30
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya,   "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"  Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu!  Sebab Aku berkata kepadamu, 'Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kamu akan berdiri di luar,  dan mengetuk-ngetuk pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi Ia akan berkata, 'Aku tidak tahu dari mana kamu datang.  Maka kamu akan berkata, 'Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.'   Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang.  Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! '  Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan ingatlah, ada orang yang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi terakhir." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
“Aku tidak tahu dari mana kalian datang.” Itulah yang dikatakan Yesus kepada seseorang yang mau masuk dalam Kerajaan Allah , padahal orang itu telah mengatakan bahwa dirinya makan dan minum bersama Yesus dan telah menerima pengajaran dari Yesus. Namun, dua kali Yesus mengatakan bahwa Ia tidak kenal dengan orang itu. Dan Yesus menutup pintu bagi orang orang yang tidak dikenalnya. Karena itu mengenal Yesus menjadi hal yang penting bagi setiap orang yang mau masuk kedalam Kerajaan Allah. Permasalahannya sekarang adalah apa yang dimaksud dengan “mengenal” dalam konteks kisah ini ?  “Mengenal” dalam konteks Kitab Suci tidak sekedar tahu atau mengenal secara intelektual . Kalau hanya soal kenal dan tahu, setanpun sering digambarkan dalam Kitab Suci jug tahu siapa Yesus. “Mengenal” disini punya arti mengimani, mengakui, dan membangun relasi dengan Yesus sampai akhirnya mengikuti. Maka, mengenal jauh lebih dalam daripada sekedar intelektual yaitu, menyangkut keterbukaan hati untuk berelasi dan mengikuti. Karena itu, mengenal Yesus berarti mengimani Dia sampai kita  menyelaraskan hidup kita sesuai dengan kehendak dan perintah-Nya. Itulah sebabnya mengenal saja tidak cukup untuk mengantar kita masuk kedalam Kerajaan Allah tanpa disertai keterbukaan hati dan perubahan sikap.  Kita pantas bersyukur bahwa banyak orang yang dengan tekun mempelajari Kitab Suci agar semakin mengenal Yesus, dengan setia pula dia berdoa , berdevosi, dan beribadat untuk membangun relasi dengan Yesus sampai akhirnya dengan tangguh menjalankan perintah -Nya,  Namun, difihak lain sering kita dengar, itu pasangan suami-isteri, Suta dan Siti sudah sekian tahun menikah, ingin bercerai. Itu Suster Centilwati sudah 10 tahun menjadi biarawati, lagi goncang mau keluar. Itu romo Sibukwanto sudah hampir 9 tahun ditahbiskan, lagi krisis dan ingin keluar. Frater Gojegana sudah menjalani Tahun Pastoral, sekarang panggilannya sedang menggelepar ingin keluar.  Krisis hidup panggilan atau krisis iman bisa menerpa siapa saja, termasuk kita. Tetapi bilamana kita merenungkan kata kata Santo Paulus dalam Roma 8:26 - 30  dengan hati bening sambil berdoa didepan Salib Kristus tentulah akan lain. Kata kata Santo Paulus begitu kuat, penuh keyakinan dan kena hingga lubuk hati kita. Apa yang kita takutkan dalam hidup ini ? Konflik, ketidakcocokan, ketidaksetiaan pasangan, kesulitan ekonomi, kegagalan karya ? Itu tentu dapat menggoncangkan kita. Tetapi apakah itu sudah cukup menjadi alasan untuk memisahkan kita dengan Kristus ?  Putra-Nya saja diserahkan oleh Allah kepada kita, bagaimana Dia tidak menganugerahkan segalanya bersama anak - Nya itu kepada kita ?

Butir permenungan.
Krisis hidup iman dan panggilan senantiasa berakar pada satu titik yang paling mendasar, hubungan kita dengan Tuhan Yesus Kristus. Kesetiaan kita pada panggilan imamat, membiara, membujang demi Kerajaan Allah atau berkeluarga hanya mungkin kita bangun apabila kita tidak pernah berpisah dari kasih Kristus. Krisis hidup panggilan biasanya berhubungan dengan hal ini itu dan ketika orang begitu emosi, orang memilih meninggalkan panggilannya. Namun apabila orang yang sedang krisis itu mau menatap Salib Kristus, kasih cinta - Nya yang tidak pernah tercabutkan, betapa kita rela kalah dari himpitan kesulitan krisis itu ? Bukanlah Tuhan akan menguatkan kita dan Dia lebih dari semuanya itu ? Salib itulah sebagai motivasi bagiku. 

Doa.
Ya Tuhan yang maha baik, jangan biarkan kami umat - Mu patah semangat bila kasihku kepada sesama tidak dianggap tetapi jadikanlah pengalaman tidak dianggap itu sebagai motivasi bagiku untuk selalu berbuat kasih. Amin




Akulah jalan, dan kebenaran dan hidup, sabda Tuhan.  Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa,  kalau tidak melalui Aku.



0 komentar:

Post a Comment