February 19, 2016

RENUNGAN HARI SABTU 20 FEBRUARI 2015

Bacaan Liturgi Sabtu 20 Februari 2016

Bacaan Pertama  UL 26:16-19
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berbicara kepada bangsanya, 
"Pada hari ini Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. Pada hari ini engkau telah menerima janji dari Tuhan: Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. Dan pada hari ini pula Tuhan telah menerima janji dari padamu bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya. Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa 
seperti yang telah dijanjikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. 
Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 119:1-2.4-5.7-8
Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
*Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati. 
*Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Kiranya hidupku mantap untuk berpegang pada ketetapan-Mu! 
*Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil. Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali.

Bait Pengantar Injil  2 Kor 6:2b
Waktu ini adalah waktu perkenanan. Hari ini adalah hari penyelamatan.

Bacaan Injil  Mat 5:43-48
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat dan bagi orang yang baik pula, hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna,  sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
“Lha bapaknya sendiri, ya pasti aja dia berani naik” komentar seorang penonton terhadap  seorang anak kecil (6 tahun) yang dengan berani dibonceng seorang pemain sirkus yang menjalankan sepedanya pada seutas tali dalam ketinggian 50 meter. Kepercayaan seorang anak terhadap bapaknya memang patut diacungi jempol. Sang bapak sendiri, tentunya akan berhati hati dengan permainan itu. Mana mungkin seorang bapak merelakan anaknya celaka dalam permainan yang dikehendakinya sendiri.
 Anak kecil itu pasti bangga ikut bermain bersama dengan orangtuanya. Dia merasa bangga dengan kepandaian yang dimiliki bapaknya. Dia pun ikut bangga tentu dapat meniru kehebatan yang dimiliki orang tuanya Dia ingin dibanggakan oleh bapaknya Dapat melakukan sesuatu seperti yang dikerjakan bapaknya adalah suatu cita cita yang terpedam dalam diri seorang anak.
Injil hari ini mengingatkan , bahwa kita adalah anak anak Bapa di surga , yang tentunya kita pun harus berani “sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya”, “ yang menerbirkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan  bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar” Kebanggaan diri sebagai anak anak –Nya memang tidak cukup hanya dalam kata kata , tetapi hendaknya sungguh nyata dalam sikap dan tindakan hidup.
Apakah memang kita bisa  mengasihi sesama tanpa memandang muka? Apakah memang kita bisa mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita? Bisa, Yesus tidak membohongi kita. Kalau Yesus meminta sesuatu dan kita harus melakukannya, itu karena memang Dia tahu bahwa kita bisa dan mampu melakukan. Yesus tahu apa yang ada dan dimiliki umat-Nya. Dan tak dapat disangkal tentunya, Yesus menyuruh kita , tetapi tentunya tidak membiarkan kita melakukan segalanya seorang diri.

Renungan.
Allah itu Bapa yang penuh kasih. Dia akan selalu menyertai umat-Nya . Kalau para pemungut cukai saja bisa mengasihi sesama, apalagi kita yang bangga diri sebagai putra putri Bapa di Surga. Namun bangga saja tidak cukup. Kita perlu memiliki hati Bapa. Kata St. Yohanes Krisostomus “ Kamu tidak dapat menamakan Bapamu itu Allah dari segala yang baik, kalau kamu mempunyai hati yang tidak manusiawi dan kejam”

Doa.

Ya Bapa yang mahapengasih, kami umat-Mu mohon pertolongan-Mu untuk memampukan kami mencintai musuh-musuh kami. Amin.  

0 komentar:

Post a Comment